Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
YAYUK Basuki seakan lupa bahwa ia berpuasa. Jumat sore dua pekan lalu di lapangan tenis Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terik yang tersisa tak menghalanginya berlari-lari, mengayunkan raket, mengembalikan bola lawan. Satu jam, dua jam, matahari tergelincir, keringat membasahi kausnya. Namun napasnya tak kunjung memburu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo