Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Setelah Aprilia Menjadi Aprilio

Permohonan Aprilia Manganang untuk mengubah status dari perempuan menjadi laki-laki dikabulkan pengadilan. Nasib medali yang diraihnya dalam pekan olahraga se-Asia Tenggara menunggu keputusan SEA Games Federation.

20 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aprilia Manganang (kiri), saat masih membela tim bola voli putri Indonesia melawan tim Thailand dalam Sea Games di Singapura, Juni 2015. TEMPO/Gunawan Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Mantan atlet nasional bola voli putri Indonesia Aprilia Santini Manganang resmi berubah menjadi laki-laki dan bernama Aprilio Perkasa Manganang setalah Pengadilan Negeri Tondano mengabulkan permohonannya.

  • Pengurus Pusat Bola Voli Seluruh Indonesia menyatakan tidak akan mencabut prestasi tingkat nasional yang diraih April karena pergantian jenis kelamin itu bukan kesengajaan.

  • Nasib medali-medali yang diraih timnas voli putri yang diperkuat oleh Aprilia Manganang masih menunggu keputusan dari South East Asian Games Federation (SEAGF).

APRILIA Santini Manganang tak kuasa menahan tangis ketika hakim Pengadilan Negeri Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Nova Loura Sasube, mengabulkan permohonan penggantian identitasnya. Mantan atlet nasional voli putri itu kini bernama Aprilio Perkasa Manganang. Ia resmi menjadi laki-laki sejak Jumat, 19 Maret lalu, lewat persidangan secara daring yang diikutinya dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Jalan Veteran Nomor 5, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Turut hadir di Mabes TNI Angkatan Darat itu, kedua orang tua April—sapaan akrab Aprilia Manganang—Akib Zambrud Manganang dan Suryati, yang menjadi saksi persidangan, serta kakak April, Amasya Anggraini Manganang. Juga hadir Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa dan istri, Diah Erwiany alias Hetty Andika Perkasa, yang duduk mengapit April.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak ada lagi rambut panjang di atas bahu yang diikat konde ciri khasnya. Kini, April tampil lebih maskulin dengan balutan pakaian dinas harian dan potongan rambut crew-cut. “Maaf, Yang Mulia. Mungkin ke depan saya harus banyak belajar. Bahkan mungkin ini transisi buat saya. Saya ingin menjadi lelaki sejati dan bisa bertanggung jawab,” ujar Sersan Dua Aprilio Perkasa Manganang saat hakim memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat atas perubahan statusnya.

Perihal jenis kelamin April pertama diumumkan oleh Jenderal Andika Perkasa dalam jumpa pers di Mabes TNI Angkatan Darat pada Selasa, 9 Maret lalu. “Seorang yang diberi nama Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, hipospadia,” tutur Jenderal Andika. Hipospadia adalah kelainan pada saluran kemih atau uretra karena lubang untuk mengeluarkan urine berada di bagian bawah penis.

Serda Aprilio Perkasa Manganang memberikan salam mengikuti sidang penggantian jenis kelamin dan penggantian nama secara virtual di Markas Besar TNI Angkatan Darat di Jakarta, 19 Maret 2021. Tempo/Muhammad Hidayat

Sebelum mengajukan permohonan perubahan status, April menjalani tes urologi pada Rabu, 3 Februari lalu. Pemeriksaan itu dilakukan karena Jenderal Andika dan pejabat TNI lain melihat ada kejanggalan dalam kondisi fisik mantan kapten klub voli Jakarta Elektrik PLN tersebut. Jenderal Andika kemudian memanggil April yang bertugas di Komando Daerah Militer XIII/Merdeka, Manado, Sulawesi Utara, itu ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Hasilnya, April dipastikan berjenis kelamin laki-laki. Sebab, hasil pemeriksaan medis menunjukkan April cenderung memiliki organ seksual laki-laki. Jenderal Andika menawarkan ke prajuritnya itu untuk naik meja bedah korektif. “Hormon testosteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita bisa meyakini bahwa Manganang lebih masuk kategori normal, laki-laki,” ucap Andika saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Maret lalu. “Pemeriksaan radiologi MRI (magnetic resonance imaging) juga menyatakan hal yang sama,” ucap Andika, menambahkan.

Pemeriksaan medis di RSPAD itu membangkitkan ingatan April pada tes kefemininan yang pernah dilakukan ketika ia memperkuat tim nasional bola voli putri di SEA Games 2015, Singapura. Ketika itu kontingen Filipina meragukan jenis kelamin April. “Seingat saya pemeriksaan (waktu itu) tidak sedetail yang dilakukan TNI, makanya saya masih bisa main, dan main di Asian Games (2018),” kata laki-laki kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1997, itu ketika ditemui Tempo selepas sidang.

April mengaku belum berpikir untuk kembali ke dunia voli yang telah ditinggalkan sejak September 2020. Ia lebih memilih berfokus sebagai bintara TNI AD yang telah dia jalani sejak 2016. Selain itu, April mengaku harus kembali menjalani operasi bedah korektif tahap kedua. “Masih ada beberapa proses penyembuhan habis operasi. Jadi saya belum fokus, belum berpikir ke arah sana (kembali ke voli),” ujar April.

Ia mengapresiasi keputusan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) yang tidak mencabut medali dan penghargaan yang diraihnya, meski telah berganti jenis kelamin. Ia berharap keputusan serupa diambil oleh South East Asian Games Federation (SEAGF). “Kalau dari PBVSI kan tidak menarik semua piagam dan prestasi saya. Harapannya juga medali SEA Games tidak ditarik,” tuturnya.

Aprilia Manganang sendiri telah meraih banyak prestasi di level klub dan tim nasional voli putri Indonesia. Ia pernah meraih gelar juara Proliga pada 2015, 2016, 2017, dan 2019. Di level tim nasional, prestasi terbaik Aprilia Manganang adalah meraih medali perak SEA Games 2017, Kuala Lumpur. Ia juga menyumbangkan medali perunggu di SEA Games 2013, Myanmar, dan SEA Games 2015, Singapura.

Mengenai prestasi tingkat nasional yang diraih April, Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI Hanny S. Surkatty menegaskan, catatan itu tidak akan dicabut karena penggantian jenis kelamin bukan kesengajaan. “Ini faktor dari kelahiran dan dia sendiri pun tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya adalah laki-laki,” ujar Hanny dalam jumpa pers virtual, Kamis, 11 Maret lalu.

PBVSI, menurut Hanny, memberi penghargaan setinggi-tingginya untuk Aprilia Manganang yang telah banyak memberikan sumbangsih di dunia voli Indonesia, baik nasional maupun internasional. “Kita menghormati itu dan mulai dari sekarang April tidak bisa tampil di tim putri jika dia mau turun lagi,” ujar Hanny.

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan pihaknya masih menunggu konfirmasi dari Komite Olimpiade Indonesia terkait dengan perubahan status Aprilia Manganang. Menurut Gatot, setelah adanya perubahan ini, panitia penyelenggara SEA Games tempat tim voli putri Indonesia pernah meraih medali akan memastikan lebih dulu kapan perubahan organ seksual April secara medis terjadi.

Gatot menjelaskan, jika operasi perubahan dilakukan setelah SEA Games 2019 Filipina, hal itu tidak bisa diganggu-gugat. “Tapi kalau sebelum itu harus dilihat dulu aturannya di SEA Games Charter, apakah yang diambil hanya medali milik yang bersangkutan atau beserta timnya. Itu kami tunggu konfirmasinya dari NOC,” ucap Gatot, Selasa, 9 Maret lalu.

Menanggapi kasus Manganang, Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia Ferry Kono mengatakan perubahan status jenis kelamin bakal mendapatkan perhatian dari SEAGF. Menurut dia, mereka akan mengambil keputusan setelah melakukan evaluasi. “NOC Indonesia juga bakal melakukan klarifikasi kepada April, termasuk tim ofisial timnas voli saat SEA Games yang lalu,” kata Ferry pada Rabu, 9 Maret lalu.

KOI selaku National Olympic Council (NOC) Indonesia, menurut Ferry, juga akan menugaskan Komisi Media untuk melakukan klarifikasi ke semua pihak yang berkompeten. “Kami belum bisa menyimpulkan sebelum ada klarifikasi, mengingat ini olahraga beregu dan masalah medali ini menjadi domain SEAGF,” ucapnya. “Setelah ada klarifikasi yang legitimate, baru kami akan menyimpulkan sembari melihat aturan-aturan yang berlaku,” tuturnya.

Ketua Umum KOI sekaligus Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan April dan PP PBVSI untuk membahas kondisi serta dampak yang akan terjadi akibat perubahan gender April. “Kami sudah mendengar dan membaca terkait dengan hal ini. Kami akan mengurus dengan semua stakeholder yang dibutuhkan, agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik,” kata Okto—sapaan Raja Sapta Oktohari—dalam konferensi pers virtual, Rabu, 10 Maret lalu.

Menurut Okto, setelah pertemuan itu pihaknya akan melangkah lebih lanjut. “NOC tentunya tidak sendirian, baik itu nanti dengan cabang olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga, maupun dengan organisasi yang mewadahi, seperti SEAGF,” ujarnya. Okto pun meminta masyarakat tidak panik atau membuat persepsi yang berdampak negatif. “Kita harus menjaga aset negara, yaitu para atlet yang berjuang untuk Merah Putih dan Indonesia Raya,” tuturnya.

IRSYAN HASYIM
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus