Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF untuk mengusut kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan telah dibentuk. TGIPF tragedi Kanjuruhan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden atau Keppres yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. Rencananya, tim yang beranggotakan 13 orang dari lintas profesi itu diharapkan sudah sudah mulai bekerja sejak Selasa 4 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TGIPF ini dipimpin Menteri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, dengan wakil ketua Menpora Zainudin Amali. Tim ini diharapkan bisa menguak tragedi Kanjuruhan yang dilaporkan bertambah enam orang. Saat ini tercatat 131 orang meninggal akibat peristiwa itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat salah satu nama legenda sepak bola nasional, Kurniawan Dwi Yulianto sebagai anggota TGIPF. Ia merupakan mantan timnas sepak bola Indonesia yang memiliki pengalaman berbagai kompetisi di dalam dan luar negeri.
Profil Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto adalah salah satu mantan pesepak bola yang dianggap terbaik dari Indonesia pada masanya. Pria kelahiran Magelang pada 13 Juli 1976 menjadi pesepak bola andal setelah terus beratih dan tidak gampang menyerah. Ini juga yang membuatnya sempat bermain di Eropa. Ia menempati posisi striker di lapangan hijau.
Pada awal kariernya, Si Kurus begitu julukannya, memulai bermain di tim remaja Sampdoria Italia sebelum dipindahkan ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI. Kurniawan juga akrab dipanggil “Ade” ini setelah dari Eropa, ia kembali lagi ke Indonesia dan bermain di beberapa tim. Seperti PSM Makassar, PSPS Pekan Baru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan. Ia juga sempat bermain di Sarawak FC Malaysia namun ia dianggap tidak produktif dalam mencetak gol dan tidak diperpanjang kontrak.
Kariernya sempat redup dikarenakan ia sempat terjerumus dalam narkoba sekitar 1990. Namun ia bisa bangkit dan kembali fokus kepada karier sepak bolanya. Kurniawan Dwi Yulianto taklagi merumput di lapangan, ia masuk ke dunia kepelatihan. Pertama kali, ia menjadi pelatih di Chelsea Soccer School Indonesia. Setelah itu, Kurniawan menjadi asisten pelatih di tim nasional, salah satunya di Timnas Indonesia U-23 yang meraih medali perak di SEA Games 2019.
Dikutip dari Bisnis.com, kini Kurniawan Dwi Yulianto bergabung dengan klub kasta kedua atau Serie B Liga Italia, Como 1907 sebagai asisten pelatih.
YOLANDA AGNE I SDA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.