Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akmal Marhali, mengungkapkan jumlah korban tragedi Kanjuruhan yang masih dirawat di rumah sakit ada 36 orang. Mereka menjalani perawatan intensif akibat terluka dalam peristiwa itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Para korban luka harus menjalani perawatan intensif, bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani. Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui," ujar Akmal yang juga pengamat olahraga itu dalam keterangannya, Ahad, 9 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akmal menjelaskan sampai detik ini tercatat total korban Kanjuruhan ada 705 orang. Mereka terdiri dari korban meninggal dunia 130 orang dan jumlah korban luka 575 orang.
"Pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus. Karena mereka korban hidup pastinya akan mengalami guncangan psikologis yang perlu pendampingan agar bisa menjalani hidup dengan normal," kata Akmal.
Biaya korban ditanggung pemerintah
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan seluruh biaya perawatan korban ditanggung oleh pemerintah. Hal itu Jokowi ungkapkan saat mengunjungi para korban yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang pada Rabu, 5 Oktober 2022.
Selain itu, Jokowi juga melayat keluarga korban meninggal dari tragedi Kanjuruhan. Dalam kesempatan itu, Presiden memberikan santunan sebesar Rp50 juta ke keluarga korban.
“Semoga bisa meringankan beban daripada keluarga korban,” kata Jokowi.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Dalam laga itu tuan rumah Arema FC menelan kekalahan 2-3. Kekalahan itu menyebabkan beberapa suporter turun dan masuk ke lapangan. Petugas keamanan dari Polri dan TNI kemudian menghalau para suporter yang masuk ke lapangan itu.
Aparat kepolisian kemudian meletupkan senjata gas air mata ke arah penonton. Akibatnya massa kocar kacir menuju satu titik keluar. Banyak yang meninggal karena terinjak-injak penonton yang berebut untuk keluar stadion.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Begini Menpora Ubah Protap Pengaman Laga Sepak Bola