Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Alami Pendarahan Mata

Tragedi Kanjuruhan Malang terjadi setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

9 Oktober 2022 | 15.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suporter dari berbagai klub sepak bola mengikuti doa bersama dan Salat Gaib di gor saparua Bandung, Jawa Barat, Sabtu 8 Oktober 2022. Doa bersama dan Salat Gaib yang diikuti dari berbagai unsur suporter klub di Liga 1 tersebut ditujukan untuk korban yang meninggal di Stadion Kanjuruhan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat olahraga yang ikut dalam Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali, menyebut dirinya sudah bertemu dengan beberapa korban selamat tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. Dari pertemuan itu, para korban selamat mengalami luka-luka yang cukup parah, terutama pada bagian mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti yang dialami FCC, 14 tahun, Akmal menyebut remaja perempuan itu masih mengalami pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Retina matanya sampai detik ini tidak ada warna putihnya (akibat pendarahan dalam)," kata Akmal dalam keterangannya, Ahad, 9 Oktober 2022. 

Kondisi yang sama juga dialami oleh RAD, 14 tahun; dan Yuspita Nuraini, 25 tahun. Pasangan adik kakak ini mengalami pendarahan dalam mata dan Yuspita masih batuk dan sesak napas. 

Korban lain yang Akmal temui dan masih menjalani perawatan di rumah sakit adalah Ahmad Afiq Aqli. Pemuda asal Jember itu kondisinya cukup parah, tangan dan kakinya patah akibat terinjak-injak massa yang panik. "Semua gara-gara gas air mata," kata Akmal.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Dalam laga itu tuan rumah Arema FC menelan kekalahan 2-3. Kekalahan itu menyebabkan beberapa suporter turun dan masuk ke lapangan. Petugas keamanan dari Polri dan TNI kemudian menghalau para suporter yang masuk ke lapangan itu.

Aparat kepolisian kemudian meletupkan senjata gas air mata ke arah penonton. Akibatnya massa kocar kacir menuju satu titik keluar. Banyak yang meninggal karena terinjak injak penonton yang berebut untuk keluar stadion.

Menurut data TGIPF, korban meninggal hingga sampai saat ini mencapai 130 orang. Sebanyak 36 orang masih menjalani perawatan intensif sampai saat ini akibat terluka cukup parah.

"Para korban luka harus menjalani perawatan intensif, bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani. Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui," ujar Akmal.

Akmal menjelaskan sampai detik ini tercatat total korban Kanjuruhan ada 705 orang. Mereka terdiri dari korban meninggal dunia 130 orang dan jumlah korban luka 575 orang. Lalu korban luka terbagi ke dalam tiga kategori, luka ringan sebanyak 5.067orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat sebanyak 23 orang.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus