Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susah-payah Kroasia menyingkirkan Rusia di babak perempat final Piala Dunia 2018. Setelah bermain imbang 2-2 dalam tempo 120 menit, Kroasia memastikan kemenangan lewat adu penalti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima pasang algojo Kroasia dan Rusia bergantian mengeksekusi bola di Stadion Fisht, Sochi, kemarin. Hasilnya, The Blazers menang 4-3. Kroasia berhak mentas ke semifinal melawan Inggris, Kamis mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sungguh laga yang sangat menyiksa bagi kedua tim. Sebab, Rusia dan Kroasia lolos ke babak perempat final setelah bermain hingga babak tambahan waktu dan adu penalti pada fase 16 besar.
Rusia menyingkirkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol, lewat adu penalti dengan skor 4-3. Sedangkan Kroasia mengalahkan Denmark lewat adu penalti juga dengan skor 3-2.
Meski sama-sama kepayahan dalam laga sebelumnya, faktanya fisik tim Rusia lebih bagus ketimbang Kroasia dalam laga kemarin. Tim asuhan Zlatko Dalic itu tampak tak sekuat seperti dalam laga di babak penyisihan grup.
Celah kelelahan Kroasia terlihat jelas di sisi penyerangan. Buktinya, meski menguasai pergerakan bola hingga 65 persen, Kroasia cuma punya tiga peluang gol. Adapun di tim Rusia, yang punya 35 persen penguasaan bola, Artem Dzyuba dan kawan-kawan justru bisa bikin lima peluang gol.
"Ini bukan pertandingan yang indah. Faktanya kami memang tidak bermain dalam kualitas terbaik, tapi kami masih mampu menunjukkan daya juang dan karakter kami," kata Dalic.
Gelandang Kroasia, Luka Modric, pun mengaku terkejut oleh permainan Rusia yang lebih bugar dan ngotot menekan pada babak pertama. Tak cuma itu, Rusia juga mampu mematikan strategi permainan Kroasia.
"Pada babak kedua hingga perpanjangan waktu, permainan kami lebih baik. Kami terbebas dari tekanan, tapi tetap saja mereka sukar dikalahkan," kata Modric.
Kini, pelatih Dalic punya pekerjaan berat untuk memulihkan kebugaran pemainnya sebelum berduel melawan Inggris di semifinal. Dalic saat ini punya waktu lebih singkat, yakni sekitar tiga hari. Meski begitu, Dalic optimistis timnya tak akan kedodoran melawan tim Tiga Singa.
"Kami masih punya sisa tenaga untuk melawan Inggris. Fisik kami boleh saja lelah, tapi kami ingin terus melaju di Rusia 2018," kata mantan pelatih Al Ain itu.
Sementara itu, pelatih Rusia, Stanislav Cherchesov, menolak bersedih meski timnya gagal melenggang ke semifinal. Cherchesov berpikir realistis saja. Bagi pelatih 54 tahun itu, keberhasilan Rusia berlari hingga ke babak delapan besar sudah jadi capaian yang luar biasa.
Maklum saja, Rusia adalah tim terlemah di gelaran Piala Dunia 2018-jika berpatokan pada peringkat yang dikeluarkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Bahkan fan lokal pun ragu akan skuad racikan Cherchesov. Mereka sempat menduga tim Rusia hanya akan jadi tim penggembira yang gugur di fase penyisihan grup.
"Kami bisa buktikan seberapa besar nilai kami yang mengandalkan kerja keras. Sekarang publik Rusia mencintai kami," kata Cherchesov.
Sekarang tak ada lagi yang mencibir atau meragukan tim Rusia. Bahkan Presiden Vladimir Putin ikut mengucapkan selamat kepada Cherchesov meski gagal maju ke babak empat besar.
"Perdana Menteri Dmitry Medvedev mampir ke ruang ganti kami dan mengucapkan selamat. Adapun Presiden Putin lewat sambungan telepon memberi semangat kepada kami," kata Cherchesov dengan bangga. THE NATIONAL | GOAL | INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo