Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Uji Coba Tuan Rumah Olimpiade

Kompetisi senam itu akan menjadi penanda Jepang siap menggelar Olimpiade Tokyo pada tahun depan.

9 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kejuaraan senam bertema Persahabatan dan Solidaritas di Tokyo, Jepang, 7 November 2020. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Jepang menggelar kejuaraan senam dengan tajuk “Kompetisi Persahabatan dan Solidaritas” di Gimnasium Nasional Yoyogi, Tokyo, kemarin.

  • Kompetisi senam itu akan menjadi penanda Jepang siap menggelar Olimpiade Tokyo pada tahun depan.

  • Selanjutnya, para pengurus senam dan panitia Olimpiade Tokyo 2020 akan bertemu  untuk membahas dan mengevaluasi penyelenggaraan kompetisi ini.

TOKYO - Jepang menggelar kejuaraan senam dengan tajuk “Kompetisi Persahabatan dan Solidaritas” di Gimnasium Nasional Yoyogi, Tokyo, kemarin. Acara ini menjadi gambaran sekilas mengenai penyelenggaraan Olimpiade yang aman pada masa pandemi corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada 30 pesenam dari Jepang, Amerika Serikat, Cina, dan Rusia yang ambil bagian dalam acara internasional pertama di tempat Olimpiade Tokyo tersebut. Tak ketinggalan, atlet Jepang peraih tiga medali emas Olimpiade, Uchimura Kohei; dan Juara Dunia 2019 dari Rusia, Nikita Nagornyy, juga tampil dalam kompetisi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kohei, yang merupakan bintang lokal, mengatakan sangat menyenangkan akhirnya ada kompetisi ini karena bisa bertemu dengan atlet dari berbagai negara setelah jeda yang begitu lama. Ia mengatakan kondisi saat ini memang sulit bagi semua atlet yang hidup di bawah berbagai batasan.

"Jika Anda berpikir menuju Olimpiade dalam situasi yang tidak teratur, saya pikir kompetisi ini adalah pengalaman yang sangat bagus," kata Kohei dalam konferensi pers secara online. "Kami harus bisa tampil dalam keadaan apa pun, terutama mengingat masa pandemi ini."

Sedangkan Nagornyy juga mengajak atlet lainnya di dunia untuk tetap optimistis dalam kondisi pandemi saat ini. Ia mengatakan, Olimpiade tahun depan akan menjadi tantangan besar dalam hidup semua atlet. "Dalam kompetisi hari ini, saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Olimpiade Tokyo dapat diselenggarakan bahkan di bawah pandemi."

Sementara itu, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach berharap acara tersebut dapat menunjukkan bagaimana penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 dapat menggelar hajatan tahun depan yang aman bagi para atlet, ofisial, dan penggemar.

"Dengan kompetisi ini, Anda juga memberi contoh bahwa olahraga dapat diselenggarakan dengan aman, bahkan di bawah pembatasan kesehatan," kata Bach dalam pesan video pada upacara pembukaan.

Acara itu, menurut Bach, akan memberi IOC dan panitia Olimpiade kepercayaan diri dalam menggelar Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda. Sebelumnya, IOC dan pemerintah Jepang telah bersepakat untuk menunda Olimpiade Tokyo selama satu tahun karena pandemi.

Pertandingan persahabatan juga dipandang sebagai uji coba penting untuk membuat atlet internasional merasa aman pergi dan berkompetisi di Jepang. Nantinya, akan ada lebih dari 11 ribu atlet dari berbagai negara datang ke Tokyo pada Juli mendatang.

Dalam kompetisi senam itu, para atlet yang berpartisipasi telah melalui protokol ketat untuk melindungi diri dari penularan virus corona. Para atlet dan ofisial setiap negara selama dua minggu harus menjalani isolasi sebelum terbang ke Jepang. Begitu sampai di Tokyo, mereka segera ditempatkan di hotel khusus untuk atlet dan hanya bisa pergi dengan naik bus yang sudah disediakan ke tempat latihan dan kompetisi.

Setiap pagi, semua atlet dan staf pendukung harus menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) di hotel. Mereka juga harus diperiksa suhu tubuhnya dan mengoleskan disinfektan ke tangan saat tiba di arena. Pelatih mengenakan masker saat memberikan instruksi kepada atletnya. Sedangkan wasit duduk di belakang layar monitor. Semua pesenam juga harus membawa perlengkapannya sendiri, termasuk kapur, yang biasanya digunakan bersama.

Dalam acara yang disaksikan sekitar 2.000 orang, kemarin, penonton wajib mengenakan masker dan membersihkan tangan sebelum masuk ke arena. Dalam gimnasium yang berkapasitas 8.700 orang tersebut, penonton juga harus melewati pemeriksaan suhu tubuh dan menjaga jarak. Aturan ini juga harus dijalani jurnalis yang meliput.

Saat pertandingan berlangsung, penonton dilarang berteriak. Mereka dianjurkan hanya bertepuk tangan saat memberi semangat kepada atlet.

Adapun dalam kompetisi kemarin, para pejabat tinggi pemerintah Jepang juga hadir, termasuk Gubernur Tokyo Koike Yuriko, Menteri Olimpiade Hashimoto Seiko, dan Menteri Olahraga Hagiuda Koichi.

Sementara itu, Presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Mori Yoshiro, mengatakan Bach direncanakan mengunjungi Jepang untuk meninjau pertemuan pengurus senam setelah kompetisi ini. Para pengurus senam dan panitia Olimpiade Tokyo 2020 akan membahas dan mengevaluasi penyelenggaraan kompetisi ini.

“Ada pandangan bahwa Olimpiade hampir tidak mungkin diadakan tahun depan, kecuali jika kompetisi senam ini sukses," kata Yoshiro dalam upacara penutupan.

JAPANTODAY | ASAHISHIMBUN | FIRSTPOST | NUR HARYANTO


Uji Coba Tuan Rumah Olimpiade

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus