Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klub-klub Inggris agaknya tak tahan ingin melihat goyang samba dan tango. Mereka kini tengah mengincar—bahkan sudah membeli—pemain-pemain Amerika Latin atau bergaya Latin seperti Portugal yang piawai menggocek bola.
Eksodus pemain sepak bola Amerika Latin ke Eropa sejatinya sudah dimulai sebelum Piala Dunia pertama di Uruguay pada 1930 bergulir. Menurut Matthew Taylor, peneliti sejarah sepak bola di University of Portsmouth, Inggris, mereka memilih bermain di Eropa karena tergiur gaji lebih tinggi.
Pesepak bola Amerika Latin pertama yang bermain di Eropa adalah Julio Libonatti. Pada 1925, pemain Argentina itu menandatangani perjanjian transfer dari Newell’s Old Boys ke klub Italia, Torino.
Jejak Julio diikuti Raimundo Bibian ”Mumo” Orsi. Pemain kelahiran Avellaneda, Argentina, pada 2 Desember 1901 ini memulai karier profesionalnya di Klub Atlético Independiente. Pada 1928, Mumo memilih hijrah ke liga Italia, bergabung dengan Juventus. Ia membantu Juventus menjuarai Liga Italia lima kali berturut-turut sejak 1931.
Setelah Piala Dunia Uruguay 1930, terjadi gelombang hijrah pemain
Amerika Latin ke Eropa, terutama Italia. Ketika itu yang diincar adalah pemain-pemain Uruguay, sang jawara Piala Dunia 1930, dan Argentina, yang menjadi runner-up.
Tercatat Luis Fernando Monti pindah dari Boca Juniors ke Juventus, Mario Evaristo ke Genoa, Pedro Petrone ke Fiorentina. Seorang pemain Uruguay, Ernesto Mascheroni, pindah ke Ambrosiana—sekarang Inter Milan.
Sesudah gelombang pertama itu, eksodus pemain dari Amerika Latin ke Eropa tak dapat dicegah lagi. Dari 351 pemain asing yang berlaga di Liga Italia sepanjang 1929 hingga 1965, setengahnya (176) berasal dari Argentina, Uruguay, dan Brasil.
Namun, hal yang sama tidak terjadi di Liga Inggris dan Jerman. Hingga 1983, hanya ada tujuh pemain sepak bola Amerika Latin yang bermain di Bundesliga, Jerman. Di Liga Utama Inggris setali tiga uang. Paling-paling, hanya ada dua bintang Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa, yang direkrut Tottenham Spurs seusai Piala Dunia 1978.
Pada musim 1992–1993, hanya ada 11 pemain non-Inggris Raya-Irlandia di Liga Utama Inggris. Padahal, jumlah pemain asing di Liga Inggris terus meningkat. Pada 2004–2005, 45 persen pemain Liga Utama berasal dari luar Inggris Raya-Irlandia. Namun, sebagian besar memang tidak berasal dari Amerika Latin, melainkan dari daratan Eropa dan Afrika.
Kenapa pemain Amerika Latin lebih memilih Liga Italia dan kemudian Liga Spanyol dibanding liga lain di Eropa? ”Kedekatan budaya dan bahasa menjadi alasan utama,” kata Taylor. Para Latino ini memang agak kagok dengan gaya permainan Inggris. Pemain Argentina, Juan Sebastian Veron (MU dan Chelsea), atau Hernan Crespo (Chelsea), bisa dibilang gagal di sana. Jangan heran bila irama goyang samba dan tango lebih kental di Italia dan Spanyol.
Sapto Pradityo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo