Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para atlet yang berlomba di Olimpiade Tokyo 2020 berjuang keras agar untuk target medali. Ada 3 jenis medali yang diperoleh para atlet bila mereka memenangi suatu perlombaan. 3 jenis medali itu terdiri dari medali emas, perak, dan perunggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Medali-medali di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini didesain oleh seniman asal Jepang, Junichi Kawanishi. Lalu untuk ukuran masing-masing medali dari emas, perak hingga perunggu semuanya berdiameter 85 milimeter dan memiliki ketebalan sekitar dari 7,7 mm sampai 12,1 mm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk medali emas, sebenarnya terbuat dari perak murni yang berlapis emas. menurut CNN.com, Kandungan emas di medali tersebut berkisar sekitar 6 gram dari total berat 556 gram. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan baku terbesar medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 terbuat dari 92,5 persen perak, sisanya emas.
Kemudian untuk medali perak terbuat dari perak murni dan beratnya berkisar 550 gram, dan untuk medali perunggu beratnya hanya sekitar 450 gram dan sebenarnya medali perunggu terbuat dari 95 persen tembaga serta 5 persen seng.
Bila dikalkulasikan ke dalam bentuk kurs saat ini maka medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 bernilai sekitar USD 800 atau Rp 11,5 juta (1 USD = Rp 14.444 per tanggal 7 Agustus 2021). Sementara itu untuk medali perak akan bernilai sekitar USD 450 atau Rp 6,4 juta dan medali perunggu bernilai sekitar USD 5 atau Rp 72 ribu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mendapatkan sebuah medali adalah suatu kebanggaan bagi para atlet. Tetapi, jika berkaca dengan nilai-nila uang yang telah dikalkulasikan dari hasil perhitungan tiap-tiap medali maka semuanya belum sebanding dengan perjuangan para atlet. Kendati begitu, para atlet akan tetap bangga karena telah mencatatkan diri sebagai pemenang dalam suatu perlombaan tingkat dunia, dan itu tak ternilai harganya.
PRIMANDA ANDI AKBAR