INDONESIA ternyata gampang sekali meraih tiket final
interzone Piala Uber 1981. Baik Selandia Baru maupun India
--dalam turnamen di Istora Senayan, Jakarta, pekan silam --
dikalahkan secara menyolok (9-0). Tapi manajer Tahir Jide
tampak masih belum puas. "Masih banyak yang perlu dibenahi dari
tim kita," katanya.
Ternyata regu putri Indonesia, walaupun menang melawan
Selandia Baru (28 dan 29 Oktober) dan India (31 Oktober dan 1
November), masih belum memukau. Terutama kerjasama pasangan
Widyastuti/Ivanna dalam menghadapi tim Selandia Baru maupun
Widyastuti/ Ruth Damayanti waktu melawan India belum rapi. Yang
stabil cuma pasangan Verawaty/Imelda.
Menurut Tahir, baik partai tunggal maupun pasangan ganda
mungkin disesuaikan lagi, menjeLang tim Indonesia berangkat ke
babak final interzone di Tokyo, Mei 1981. Verawaty/Imelda,
runner-up Kejuaraan Bulutangkis Dunia II (1980), masih dianggap
pasangan terbaik saat ini. Pendampingnya bisa dipercayakan pada
Widyastuti dengan kemungkinan berjodoh dengan Ruth Damayanti
atau Ivanna maupun Maria Fransiska (d/h Tjan So Gwan). Dari tiga
kemungkinan itu, Widyastuti diperkirakan bisa lebih ampuh bila
berjodoh dengan Fransiska.
Fransiska, yang pernah berpasangan dengan Ivanna, tampak
cukup taktis bermain di lini belakang. Penempatan bola maupun
smash-nya cukup tajam. Dan ini akan memberi kesempatan pada
Widyastuti yang cekatan di depan jaring untuk mengutak-atik
lawan.
Di partai tunggal, rata-rata pemain Indonesia--bila gagal
satu kali--bisa terpengaruh pada pertandingan berikutnya. Sedang
hampir semua tim finalis interzone -- Malaysia, Inggris, dan
Jepang--mempunyai pemain tunggal menonjol. Indonesia dalam final
zone Australasian pekan lalu memainkan Verawaty, Ivanna dan Taty
Sumirah.
Adakah peluang Indonesia untuk memboyong Piala Uber, lambang
supremasi bulutangkis wanita? Ketua Komisi Teknik PBSI Willy
Budiman tampak optimistis, karena melihat kekuatan tim Indonesia
saat ini hampir merata. Sementara Jepang, pemegang piala, tengah
sibuk mencari pemain baru. Pemain tunggal yang menonjol di
Jepang sekarang adalah Yoshiko Yonekura yang juga turun di
partai ganda dengan Atsuko Tokuda.
"Saya pikir kita akan merebut piala itu kembali," kata
Willy. Indonesia pernah meraih Piala Uber tahun 1975 yang
kemudian terlepas lagi dalam final interzone di Auckland,
Selandia Baru, dua tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini