PSSI akan mencari uang. Tiga kesebelasan luar negeri
diundangnya ke Indonesia unthk melawan tim pilihan dari
Galatama. Frans Hutasoit ditunjuk oleh Presidium PSSI untuk
menangani Galatama Selection ini, sedang pelatihnya adalah Sinyo
Aliandu.
Dari pengalaman kompetisi satu tahun, "belum banyak pemain
pilihan yang dapat dipergunakan," kata Aliandu. Kebetulan 18
klub Galatama sedang berkompetisi. "Tidak boleh (kita)
mengganggu kelancaran kompetisi," kata Ketua Liga Nabon Noor
yang juga ikut mengurus Galatama Selection.
Sesuai dengan anjuran PSSI, Aliandu terpaksa hanya memilih
para pemain Jakarta yang gampang didekati. Dari klub asuhannya
sendiri, Tunas Inti, diambilnya F.X. Tjahyono, Antonius
Tjahyono, Marselly Tambayong, Rusdin Lacanda dan Wahyu Tanoto.
Hutasoit pun mengusulkan empat pemain asuhannya di
Jayakarta--Iswadi Idris, Sudarno, Harry Muryanto, Catur
Sudarmanto.
"Sebetulnya dari Warna Agung, juara kompetisi lalu masih
banyak calon, tapi sudah diambil PSSI Utama. Maka saya cuma
mengambil Risdianto dan Gusnul Yakin," kata Aliandu. Dari
Indonesia Muda, ia mendapat Johnny Fahamsyah, Djunaedi Abdillah
dan Dede Sulaiman. Untuk melengkapinya sampai 16 pemain, ia
mengambil Hasan Tuharea dari UMS 80 dan Harry Santoso dari
Angkasa bersama pelatih Jopie Timisela, teman akrab Aliandu.
Tidak Cemburu
Iswadi Idris pertengahan tahun ini mengundurkan diri dari
tim nasional PSSI, namun masih diandalkan untuk pertandingan
insidentil. "Kalau mengikuti turnamen seperti Merdeka Games yang
berhari-hari, orang seperti Iswadi, Risdianto dan Djunaedi
Abdillah memang sudah tidak bisa diandalkan," ujar Timisela.
Bahwa pemain khusus ditarik dari klub Jakarta untuk tim ini,
Wakil Ketua Pardedetex, Rudolf Pardede, dari Medan merasa "kami
tidak ditinggalkan atau cemburu." Cuma ia menambahkan,
"sebaiknya namanya diganti menjadi Galatama Jakarta Centric
Selection."
Mulai pekan lalu di Stadion Utama Senayan. Iatihannya setiap
Selasa-Rabu. Belum semua hadir, karena beberapa pemainnya
terikat oleh kompetisi. 'Oom' Sinyo, begitu Aliandu dipanggil
pemain, menyebut mereka boys. "Bermain kompak, dan bola harus
bergulir terus," teriaknya di lapangan.
Sekali latihan, mereka mendapat uang transpor Rp 5.000.
"Kalau bertanding nanti, uang sakunya lebih besar," kata seorang
senior.
Anggaran yang diminta Aliandu untuk tim ini sekitar Rp 1
juta. "Yang diperlukan cuma 15 bola dan uang saku emain sebesar
Rp 150.000 setiap kali latihan," katanya. Pelatih Tunas Inti
yang bergaji lebih dari Rp 500.000 itu mengaku tidak menerima
kontrak khusus untuk membina Galatama Selection. "Sesudah dua
tahun absen di PSSI,saya senang menerima kepercayaan ini,"
uJarnya.
Target Galatama Selection tidak ada kecuali mencari uang.
Pertandingan pertamanya, 21 November, melawan Washington
Diplomats dari AS. Mungkin itu suatu target. Kalau agal di situ,
kata sang pelatih, "tentu kami tidak bisa mendapat banyak
penonton melawan tim Hongkong dan Australia kemudiannya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini