Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Australia
Julukan: The Socceroos
Asosiasi: Football Federation Australia, berdiri pada 1961
Luas wilayah: 7.617.930 kilometer persegi
Jumlah penduduk: 22,2 juta jiwa
Keikutsertaan: 1974 (penyisihan grup), 2006 (16 besar)
Prestasi lain: 4 kali juara Oseania (1980, 1996, 2000, 2004), runner-up Piala Konfederasi 1997
Australia tak pernah melupakan Guus Hiddink, mantan pelatih mereka yang kini membesut Turki. Sukses pelatih Belanda itu mengantar Socceroos ke babak 16 besar Piala Dunia 2006 memberikan beban tersendiri bagi Pim Verbeek, pelatih saat ini, yang juga berasal dari Belanda.
Hiddink sudah dianggap jaminan mutu. Di Piala Dunia lalu—yang kedua bagi tim itu dalam rentang 32 tahun—para pendukung tim nasional meneriakkan ”No Guus, No Glory”, tanpa Hiddink tak ada kemenangan. Dukungan seperti itu sungguh sangat berarti bagi tim sepak bola di negara yang warganya selama ini hanya tergila-gila pada olahraga Australian football dan kriket itu.
Karena itu pula kehadiran Verbeek, yang lebih sering menjadi asisten pelatih sebelum ditunjuk sebagai pelatih Korea Selatan pada 2007, agak diremehkan. Media Australia mencibir karena strateginya dianggap membosankan. Tapi pelatih berusia 54 tahun itu tak gentar. Verbeek menekankan bahwa dia adalah pelatih yang lebih mementingkan hasil.
Sejauh ini pencapaiannya cukup meyakinkan. Di bawah arahannya, tim Australia secara meyakinkan lolos ke Piala Dunia tahun ini dengan melewati hadangan Irak, Qatar, dan Cina. Verbeek, yang berniat mengundurkan diri selepas Piala Dunia nanti, juga sudah berhasil meloloskan negara itu ke putaran final Piala Asia 2011, antara lain dengan menyingkirkan Indonesia. Pada September 2009, tim ini mampu naik ke peringkat 14 dunia, yang tertinggi sepanjang sejarah Australia.
Gelandang Tim Cahill, yang namanya meroket di bawah Hiddink, justru menilai Verbeek memiliki kelebihan dari segi manajemen dibanding Hiddink. Ketika baru mulai bertugas melatih, Verbeek langsung berbicara kepada setiap pemain. ”Kejujuran dan kepercayaannya kepada pemain sangat berbeda, karena pada masa Guus kami hanya diberi tugas, dan itulah semuanya. Kami tak pernah tahu perasaannya,” tutur Cahill.
Memang berbeda dengan Hiddink, Verbeek tampak berusaha keras dekat dengan para pemain. Menurut Cahill, seorang pemain tak harus mencintai pelatihnya. Namun, untuk pelatih yang satu ini, pemain tim Australia punya pandangan berbeda. ”Dia memberi kami tugas di lapangan, dan para pemain merespons positif. Hal terbaik bagi kami, Pim sangat sensitif dengan gaya bermain kami.”
Verbeek, yang sebelumnya menangani berbagai klub, mengaku Australia adalah tim yang paling sulit ia tangani sepanjang kariernya. Meski melatih satu negara, sang pelatih harus keliling benua. ”Cobalah untuk bepergian hampir satu juta kilometer dalam dua setengah tahun,” katanya, merujuk pada jadwal ketatnya sebagai pelatih Australia yang terus bepergian.
Australia berada di grup D bersama Jerman, Ghana, dan Serbia. Grup ini tak mudah, tapi juga memberikan kesempatan luas bagi skuad Verbeek. Dengan mengasumsikan Jerman akan lolos sebagai juara grup, tiga tim lain akan bertarung berebut menjadi runner-up.
Verbeek mengatakan Ghana akan menjadi ancaman besar bagi timnya. Di Piala Afrika lalu, tim itu mampu menjadi finalis meski kehilangan banyak pemain. ”Melihat penampilan mereka itu, kami menyadari Ghana akan susah ditaklukkan,” katanya. ”Serbia juga akan tampil tanpa beban, sehingga mereka akan jadi berbahaya.”
Ia pun bertekad meraih hasil bagus di Afrika Selatan nanti, yakni melewati prestasi yang diraih Hiddink. Tekad itu sekaligus menjadi ajang pembuktian kemampuannya sebagai pelatih yang selama ini hanya dipandang sebelah mata oleh publik Australia. ”Kami ingin tampil lebih baik daripada di Piala Dunia lalu. Kami akan berjuang sekuat tenaga untuk melakukannya,” katanya.
Australia memiliki amunisi yang memadai untuk itu. Sembilan pemain intinya saat ini merumput di Inggris, termasuk kiper Mark Schwarzer (Fulham), Tim Cahill (Everton), serta Brett Emerton (Blackburn Rovers). Schwarzer mampu mensterilkan gawangnya dalam tujuh pertandingan beruntun dalam babak kualifikasi. Cahill, tak pelak lagi, akan menjadi figur penting di tim Socceroos. Gelandang Everton itu sejauh ini sudah menyumbangkan 19 gol dari 37 pertandingan sejak bergabung di tim nasional pada 2004.
Verbeek juga masih bisa mengandalkan striker Galatasaray, Harry Kewell. Sayangnya, sang pelatih dipastikan kehilangan bek Leeds United, Patrick Kisnorbo. Pemain yang telah tampil dalam 18 laga bersama Australia itu mengalami cedera urat tendon. Namun Verbeek bersama skuad yang dilatihnya sudah bertekad membuat Australia bangga. Dengan maskapai penerbangan nasional, Qantas, mereka membawa bendera Australia terbang ke Afrika Selatan.
Bagus Wijanarko, Nurdin Saleh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo