Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usianya sudah 37 tahun. Namun jangan ragukan keperkasaan Mark Schwarzer tatkala menjaga gawangnya. Tak mudah bagi lawan untuk menembus penjagaan kiper Fulham itu.
Keperkasaan Schwarzer masih dibutuhkan pelatih Australia, Pim Verbeek, dalam putaran final Piala Dunia tahun ini. Ia memang sudah memberikan bukti. Pemain dengan tinggi badan hampir dua meter itu mampu menjaga gawangnya tetap tak kebobolan dalam tujuh pertandingan kualifikasi Piala Dunia kali ini untuk Zona Asia di grup A.
Schwarzer tak tergantikan di Australia. Sejak tim ditangani Les Scheinflug (1981) sampai era Verbeek (2010), sang kiper tak tergoyahkan meski harus bersaing dengan kiper lain, yang rata-rata berusia lebih muda. Kiprahnya tak lekang meski tim nasional telah berganti enam pelatih.
Penampilan apik Schwarzer tidak cuma ditunjukkan bersama Australia. Ia mampu meloloskan Fulham ke babak perempat final Piala FA, sebelum kalah 1-3 oleh Tottenham Hotspur dalam laga ulangan, 6 Maret lalu.
Australia akan memulai laga awal grup D melawan juara tiga kali Piala Dunia, Jerman, di Durban, 13 Juni. Schwarzer berjanji memberikan kejutan kepada tim Panser. ”Jelas ini adalah pertandingan besar bagi Australia. Hal terbesar bagi kami adalah Jerman akan tertekan oleh permainan kami,” Schwarzer menegaskan.
Schwarzer memang tak asing dengan Jerman. Kedua orang tuanya berasal dari Jerman. Ia pun pernah merumput buat tim Bundesliga, Kaiserslautern, selama satu musim (1995-1996). ”Semua orang ingin Jerman menang. Namun kami akan menekan pertahanan Jerman dengan permainan menyerang,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo