Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pemain naturalisasi asal Kanada, Kimberley Pierre-Louis, memiliki andil bagi kemenangan tim nasional basket putri Indonesia atas Kazakstan dan Iran.
Dalam laga memperebutkan peringkat ketiga Divisi B Piala Asia Putri Federasi Bola Basket Internasional 2021 di Yordania, Kimberley menyumbang 23 poin bagi Indonesia.
Masih terbuka peluang bagi penambahan pemain naturalisasi di sektor putri, terutama untuk posisi yang sulit mendapatkannya dari pemain lokal, seperti center.
DENGAN tinggi tubuh 183 sentimeter, Kimberley Pierre-Louis, 28 tahun, memiliki andil besar dalam kemenangan tim nasional basket putri Indonesia atas Kazakstan dalam Piala Asia Putri Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) 2021. Pemain naturalisasi asal Kanada ini menyumbang 23 poin dalam laga perebutan peringkat ketiga Divisi B di Amman, Yordania, Sabtu, 13 November lalu, yang berakhir dengan skor 79-55. "Kami punya banyak mutiara terpendam yang membutuhkan perhatian lebih," tuturnya dalam konferensi pers seusai laga yang disiarkan kanal YouTube FIBA.
Kim—sapaan akrab Kimberley Pierre-Louis—yang mendapatkan kewarganegaraan Indonesia dua tahun lalu, mengatakan tim Indonesia mesti lebih sering bermain dalam kompetisi resmi. Pemain kelahiran 11 Agustus 1993 ini mengatakan, dengan banyak bertanding, pengalaman dan kesadaran pemain bahwa Indonesia bisa bersaing di tingkat lebih tinggi akan meningkat. "Ini turnamen yang baik untuk menimba pengalaman. Saya sangat bangga dengan tim yang selalu berjuang di setiap laga," ujar Kim tentang debutnya di tim nasional.
Keberadaan Kim sebagai “Srikandi Basket” dengan posisi power forward—penembak jauh—menurut pebasket tim nasional putri, Agustin Elya Gradita Retong, bisa meningkatkan level permainan tim. Pemain kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1995, itu mengatakan tipe permainan ofensif ala Kim dibutuhkan tim. "Kita akhirnya punya big man dengan postur tubuh yang lumayan tapi bisa menembak dan juga bisa bikin situasi (menciptakan peluang)," ucap Dita—sapaan akrab Agustin—saat dihubungi, Kamis, 25 November lalu.
Dalam turnamen Piala Asia Putri FIBA, pebasket yang pernah bergabung dengan klub Merpati Bali ini menyebutkan penempatan Kim di posisi itu bisa mengurai penjagaan ketat lawan. Untuk mematikan pemain yang pernah memperkuat klub BC Saint Paul Rezé dari Prancis itu, menurut Dita, tim lawan harus menempatkan dua-tiga pemain. "Itu yang membantu kami karena bebas bergerak tanpa penjagaan," kata pebasket yang menempati posisi point guard—pemimpin serangan—tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo