Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengikuti Maraton Di Paris

Mia Ismangun, pelari maraton, mengikuti maraton de paris. Akan mencoba di maraton boston. (or)

4 Juni 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MIA Ismangun bukannya mencari parfum ke Paris. Ibu beranak 5 itu melintasi Champs-Elysees yang antik dengan bersimbah keringat bersama lebih dari 10.000 pelari yang meramaikan Marathon de Paris, 14 Mei lalu. "Rasanya seperti berada dalam mimpi lari maraton di Paris dalam musim semi," tulisnya kepada TEMPO sehari setelah perlombaan. Dia memang mimpi baik. Tak pernah dia seberhasil seperti sekarang. Paling tidak untuk rekor dirinya sendiri. Lintasan sepanjang 42.195 m itu ditempuh wanita berusia 45 itu dalam 3 jam 44 menit 20 detik. Sepuluh menit lebih baik dari rekor pribadi yang diciptakannya di Jakarta Marathon, Maret lalu. Barangkali pemandangan di tepi Sungai Seine dengan pepohonan yang segar dan berbagai menumen yang bisa dilirik dari lintasan maraton itu, membuat napasnya lebih tahan. "Saya tidak merasa capek ketika sampai di finish," ceritanya setelah sampai di Jakarta 10 hari kemudian. Sebenarnya, menurut Mia, dia bisa lari lebih cepat lagi. Sayang, sekitar 10 km menjelang finish (dekat Arc de Triomhe) perutnya kram. Dia berlari sambil memegangi perut. Celakanya, beberapa puluh meter menjelang finish polisi malahan membentaknya supaya larl lebih cepat. Keamanan memang bertindak agak keras. Termasuk melarang penonton dan pelari berbaur di daerah finish. Polisi berbuat begitu untuk berjaga-jaga jangan sampai timbul insiden. Karena Paris lagi panas oleh demonstrasi petani dan mahasiswa. Perlombaan dimulai pukul 6 sore. Sekitar 2.000 pelari luar Prancis ambil bagian. Dalam perlombaan lari jarak jauh ini pelari Prancis, Jacky Boxberger, keluar sebagai pemenang dengan catatan waktu 2 jam 12 menit 38 detik. Mia sendiri belum tahu posisinya. Cuma dia sudah pulang membawa medali sebagai peserta maraton Paris yang berhasil mencapai finish. Kedudukannya di antara 10.000 pelari itu baru akan diketahuinya melalui penerbitan khusus yang akan dikirimkan kepadanya bulan depan. Ini untuk kedua kali nyonya rumah tangga yang suka lalap kacang panjang asal Solok, Sumatera Barat, itu ambil bagian dalam lomba internasional. Oktober 1982 dia lari di New York City Marathon. Menempati posisi ke-906 dari sekitar 2.000 wanita. Dan nomor 9686 dari 16.000 pelari. Catatan waktunya dalam lomba itu, 4 jam 1 menit 03 detik. Dengan catatan terbaik yang dibuatnya di Paris, Mia mau mencoba mendaftar ke Boston Marathon, yang akan berlangsung April 1984. "Tiga setengah jam merupakan batas waktu peserta wanita, tapi saya akan coba. Siapa tahu . . ." katanya. Kalau dia memang diterima turut di Boston, tantangan lain menantinya. Sebab untuk ke Paris dia menghabiskan sekitar Rp 1,5 juta yang sebagian besar datang dari sokongan teman-temannya. "Untuk meringankan beban, saya mau melamar pekerjaan di perusahaan penerbangan. Paling tidak saya mengharapkan dapat tiket gratis," katanya tersenyum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus