Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengincar 7 emas

Pbsi kekurangan pemain putri untuk persiapan sea games kualalumpur. 2 pemain terpilih mengundurkan diri. minarni, 33, ditarik kembali untuk mengisi kekosongan. target indonesia 7 medali emas.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KRISIS pemain puteri yang selama ini dikuatirkan akan mengundasng Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tampak menjadi kenyataan, kini. Pemanggilan untuk memasuki pelatnas South East Asia SIA) Games yang dikirimkan Pengurus Besar ternyata tidak semua pemain yang dapat memerlukannya. Sriwiyanti, pemain asal Jawa Timur yang termasuk barisan inti adalah orang pertama yang tidak bisa bergabung dengan pemain terpilih lainnya. Ia akan memasuki 'pusat latihan manusiawi' dengan pemuda pilihannya. Poilot, pemain bulutangkis putera dari daerah yang sama. Tak Ada Pilihan Lain Ketidakhadiran Sriwiyanti lalu digantikan oleh Tjan So Goan, pemain muda Jawa Timur yang kini bergabung dalam klub Jaya Raya, Jakarta asuhan Rudy Hartono. Tapi ia ternyata pagi-pagi juga tak bisa memenuhi harapan lantaran kondisi fisiknya yang belum elok. Menurut Rudy Hartono, pemain asuhannya ini masih harus beristirahat karena baru habis dioperasi. Tjan So Goan menderita gangguan kecil pada kakinya. Dua pemain terpilih mengundurkan diri, sudah. Yang sekarang menghuni pelatnas adalah Verawaty, Tati Sumiran, Theresia Widyastuti, Regina Masli, Imelda Wiguna, dan Ivana. PBSI tampak tak punya jalan keluar lain kecuali menarik Minarni, 33 tahun, untuk mengisi kekurangan pemain yang mencemaskan tersebut. Minarni, ibu 3 orang putera yang juga terjun ke dunia promosi dengan mengiklankan keju Kraft, tak menampik penunjukan itu. Tanggungjawab yang dilimpahkan padanya adalah dalam partai ganda. Menurut PBSI, ia akan dikawinkan dengan Verawaty. Pemunculan pasangan Minarni dan Verawaty tampak cukup melegakan penggemar bulutangkis yang resail. Bagaimana pun daiam kondisi sekarang kehadiran Minarni, bekas pasangan Regina Masli dalam turnamen Piala Uber, Juni 1975 kelihatan diperlukan. Sekalipun usianya sudah meningkat tua, tapi kematangan seorang pemain yang dimilikinya belum hilang sama sekali. Ia tentu lebih berpengalaman dari Tjan So Goan. Ia bisa membaca permainan lawan serta mampu mengembalikan bola ke pojok yang sulit. Dan Verawaty memang memerlukan seorang seperti Minarni untuk turun bermain ganda. Sebab ia akan lebih banyak berperan sebagai tukang smash dari setiap pengembalian bola dari lawan. Kemungkinan lain dari pemanfaatan kehadiran Minarni adalah menjodohkannya dengan Imelda. Pasangan ini pun cukup bisa diandaikan. Karena keduanya adaiah sama-sama pemain ganda. Imelda adaiah pasangan Widyastuti waktu turnamen Piaia Uber lalu. Lagi pula Imelda punya kemampuan yang baik sebagai pemaku serangan musuh. Sekiranya pilihan terakhir PBSI jatuh pada 2 nama belakangan ini, keuntungan lain yang diperoleh adaiah Verawaty bisa mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam parti tunggai. Bukankah dengan menempathan Verawaty sebagai pemain tunggai dari dirinya dapat diharapkan 2 medali daiam nomor beregu dan perorangan? Tiket perorangan lainnya kemungkinan akan berkisar pada Tati, Imelda dan Widyastuti - itu pun kalau Widyastuti ambil peluang. Dalam PON IX lalu, ia hanya bermain ganda. Dari materi yang langka, kemungkinan variasi yang bisa dilahirkan PBSI pun terbatas pula. Titik tolaknya cuma erkisar pada Minarni. Karena pasangan Widyastuti/Regina, juara PON IX tidak ada tanda-tanda akan diceraikan. Sekalipun penjodohan kembali Widyastuti dan Imelda akan menghadirkan pasangan yang lebih ampuh. Lantaran fokus permasalahan terpusat pada Minarni, orang pun mulai membicarakan kondisi fisiknya. Sejak ia mengundurkan diri sebagai pemain 2 tahun silam dan kemudian memangku jabatan pelatih, keadaan tubuhnya memang tidak begitu prima lagi. Adakah dalam tempo 1« bulan (SEA Games akan berlangsung di Kuala Lumpur, 19 s/d 26 Nopember) Minarni mampu menjawab tantangan itu? Ia tidak mau sesumbar. Tapi tekad untuk mencurahkan perhatian sebagai pemain telah dimulainya dengan melepaskan jabatannya sebagai pelatih pemain puteri. Jabatan itu kini dipegang oleh bekas pemain nasional putera, Atik Jauhari. Nampaknya segala ihtiar ditempuh untuk meraih 3 medali emas dari bulutangkis puteri dalam nomor beregu, serta tunggal dan ganda pada partai perorangan. Karena 4 medali emas lainnya yang dibebankan atas tim putera pada nomor pertandingan yang sama ditambah dengan ganda campuran tidak begitu merisaukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus