Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menguber Cooper

Kenneth H Cooper menemukan cara menentukan nilai olah raga. Bukunya aerobics (1968), The New Aerobics(1970).Terjemahannya banyak kurang tepat. penggemar aerobik di Indonesia sudah banyak.

2 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP hari Mingg mas Ali Sibolangit jalan di seputar Taman Monas. Dia tak tahu berapa kilo itu. Pokoknya, dia mau "cari keringat", mau sehat, tampak langsing dan tak punya rasa menyesal setelah makan banyak. Tapi cukupkah olahraga yang dilakukannya itu? Cukup atau tak cukup, itulah memang soalnya. Untunglah seorang dokter Amerika pada suatu hari menentukan suatu cara untuk menentukan cukup atau masih kurangnya olahraga yang kita lakukan itu. Dokter itu. Kenneth H. Cooper, kemudian termashur dengan bukunya, Aerobics (1968) dan The New Aerobics (1970). Buku itu mmberikan dorongan yang hebat kepada para pembacanya agar berolahraga untuk mencapai dan menjaga "kesegaran jasmani". Tapi lebih dari itu. Cooper memperkenalkan apa yang disebutnya "nilai aerobik". Ia memberi daftar, berapa banyak nilai yang didapat seseorang bila ia berlari dalam jarak tertentu dalam waktu tertentu. Menurut risetnya setiap satu minggu (7 hari) seseorang harus memperoleh nilai 30. Jadi, kita harus berlari, berenang atau naik sepeda dalam 7 hari itu (tak usah terus menerus atau setiap hari) sampai mencapai "target" jumlah tersebut. Kalau tak berhasil, wah, reyot - begitu kurang-lebih menurut Cooper. Kalau berhasil, anda boleh pongah, meskipun bagi yang sudah biasa lari 4 x seminggu, angka 30 itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Yang sulit: disiplin diri, bagaimana bisa lari 4 x seminggu. Dan lewat bukunya Cooper cukup pintar menakut-nakuti siapa saja yang tak bisa berdisiplin. Anehnya, (atau tak aneh?) kedua huku Cooper laris sekali. Dan pekan lalu di Indonesia mulailah beredar terjemahan lengkap atas Aerobics, diterbitkan oleh Gramedia dengan harga Rp 1.200. * ) Bukan Yang Pertama Sebenarnya inilah usaha kedua di Indonesia untuk memperkenalkan cara Cooper - dalam bentuk buku. Yang pertama, ringkasan, diusahakan oleh Departemen P&K. Buku tipis yang diterbitkan Balai Pustaka tahun lalu itu sayang sekali kurang dapat memberikan motivasi: bahasanya -- seperti lazimnya bahasa "dinas" zaman sekarang kurang menarik. Padahal untuk urusan yang memerlukan dorongan hati ini, orang banyak perlu digugah. Adakah usaha Gramedia dengan terjemahan Antonius Adiwiyoto ini berhasil lebih baik? Ini memang terjemahan yang lebih lengkap. Tapi justru di sinilah letaknya: perlukah Aerobics Cooper diterjemahkan secara lengkap" Mungkin tidak. Bab ke-10 buku ini, "Sasaran Yang Dituju", semacam pidato Cooper untuk para pembaca Amerika, sebetulnya bisa didrop. Sehingga kita tak usah membaca kata-kata Cooper seperti ini: " Ya, saya ingin melihat suatu hari kelak Amerika membuat comeback, membalikkan kosekuensi utama dari masyarakat berkelimpahan yang menyuburkan ketidakaktifan ". Kalimat semacam itu juga menunjukkan, bahwa penterjemah memberikan kesan lebih memilih terjemahan yang harfiah dengan risiko kurang luwes (dan bisa jadi kurang jelas). Menterjemahkan treadmill dengan "jentera genjot" misalnya tak memberikan gambaran apa-apa tentang bendanya: lebih baik agaknya bila diterjemahkan jadi "alat untuk lari di tempat". Running track agaknya kurang baik bila disalin jadi "jalur lintasan". Lebih jelas dengan "jalur lari". Tapi pada umumnya terjemahan Adiwiyoto masih bisa "ditelan". Kecuali bahwa buku ini terasa jadi tebal sekali, mungkin karena kaku gayanya, mungkin pula karena banyak bagian yang sebenarnya tak teramlt perlu untuk permbaca di sini. Yang paling mengganggu ialah bahwa ukuran-ukura tidak di-indonesia-kan. Satu mil adalah 1.6 km. Seorang Indonesia yang diberitahu bahwa ia harus mencapai 1,75 mil misalnya, terpaksa harus menghitung berapa 1,6 x 1,75 x I km. Dan orang mungkin bisa juga sedikit "kagok": apakah 1.75 dalam terjemahan itu berarti satu tiga perempat atau itu berarti seratus tujuhpuluh lima. Sebab biasanya di Indonesia kita menggunakan tanda koma (1,75) untuk pecahan desimal, bukannya tanda titik (1.75) seperti di negerinya Cooper. Ngos-Ngosan Bagi pembaca buku ini juga perlu dicatat, bahwa daftar nilai yang dibikin Cooper untuk buku Aerobics (yang diterjemahkan ini) ternyata tidak semuanya sama dengan dattar dalam The New Aerobics-nya. Tegasnya untuk lari 2 mil ke atas. Dalam Aerobics, misalnya, untuk lari 2,5 mil dengan waktu 19:59 - 16:15 menit kita dapat nilai 12,5. Sedang dalam The New Aerobics nilai kita untuk jarak yang sama dengan kecepatan seperti itu adalah 14. Selisih itu cukup lumayan, kalau anda sudah merasakan bagaimana kita harus ngosngosan untuk jumlah nilai yang tampaknya "tak seberapa". Betapapun, paling tidak buku ini bisa membantu sedikit para penggemar aerobik yang nampaknya sudah mulai banyak di Indonesia. Sabtu pekan lalu misalnya di Aula Departemen Perdagangan para karyawan dapat ceramah tentang "Erobika" oleh Dr. Hasnan Said, Kepala Pusat Kesegaian Jasmani dan Rekreasi Departemen P&K. Di Garuda Direktur Utamanya, Wiweko, disertai stafnya juga penganut aerobik sejak lana. Di kantor TEMPO ada pula klub "Aerobik Itu Sehat" (AIS). Dan kalau anda tinggal di Jakarta, datanglah ke Senayam Di dalam, di sekitar dan di sekeliling Stadion Utama akan anda lihat begitu banyak orang berjalan atau berlari. Belum lagi mereka yang "aktif" di wilayah dekat rumah sendiri, juga di jalanjalan protokol. Mungkin di antara mereka itu ada yang mengejar nilai yang dibagi-bagi Cooper secara gratis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus