Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bingkisan Bulan Juni

Turnamen Bridge Piala Gaakindo II bulan juni dapat dijadikan arena inventarisasi materi pemain, kemampuan dan teknik pengarahan untuk regu nasional. Menunjukkan banyak problem kepada pembina.

2 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAKIL Gubernur DKI Jaya membuka Turnamen Bridge Piala Gaakindo ke II di Hotel Hilton tanggal 18 Juni 1977. Kemudian dimulailah pertandingan empat kawan dengan memperebutkan piala berikut sejumlah uang, yang bagi juara pertama bernilai setengah juta rupiah. Dari jumlah peserta yang hadir, turnamen ini belum termasuk yang terbesar pernah terjadi. Akan tetapi dilihat dari materi dan asal peserta, maka turnamen ini sungguh-sungguh luar biasa. Di sana hadir tiga regu dari Sulut, untuk wilayah yang terjauh, dua regu dari Surabaya, dari Semarang, Bandung dan wilayah pulau Jawa lainnya. Juga hadir regu PON Kalimantan Barat, yang di dalam sejarah turnarmen, mereka ini belun pernah memperlihatkan belangnya. Dan yang tidak dinyana ternyata muncul juga regu dari Dumai, yang pada sesion pertama bertemu dengan Regu Sunawar, Ketua Umum PB Gabsi, yang tentunya bagi Dumai merupakan kehormatan besar. Regu dari Palembang lengkap juga muncul dalam turnamen ini. Walaupun di sesion akhir diganjel oleh Regu Sunawar, sehingga tidak berhasil muncul sebagai finalis. Turnamen ini telah menghasilkan dana yang besar. Mereka telah berhasil menyumbang untuk dana sosial, BPKKS, sebesar 1 juta rupiah dan 250 ribu rupiah masing-masing untuk Kontingen Jambore DKI Jaya, PB Gabsi dan Pengda Gabsi Jaya. Dan ini dimungkinkan berkat sponsor-sponsor yang memang terpuji, antara lain para anggota dari Gaakindo, misalnya Astra, Imora, Krama Yudha sedangkan sponsor lainnya ialah Hotel Hilton Jakarta. Ini semua berkat kerja keras panitia yang dipimpin oleh Amran Zamzani SE, yang oleh kalangan bridge Indonesia dikenal sebagai tokoh yang paling berhasil di dalam soal dana. Turnamen yang berlangsung selama dua hari penuh ini, memperlihatkan kondisi objektif materi pemain Indonesia pada dewasa ini. Pemain favorit Manoppo Bersaudara masih merupakan tontonan yang menarik bagi kibitzer ibukota. Tapi akhirnya semua mengakui, bahwa Regu yang terbaik jugalah yang muncul sebagai pemenang, yaitu Regu Krama Yudha Motor, dengan inti pemain terdiri dari pemain PON DKI Jaya, Waluyan/Sakul, Yasin/Suryadi, dibantu oleh llatta Suroso dan Amran Zamzami yang juga bertindak sebagai kapten-bermain. Sedangkan pemenaulg kedua direbut oleh Regu Purbiantoro dari Surabaya dan juara ketiga oleh Regu Sulut yang disponsori oleh Hilton dengan inti pemain Manoppo Bersaudara. Di luar regu finalis, maka di antara yang kalah-kalah itu diteruskan juga perandingan, di mana Regu Volta Manado dengan kapten bermain Hengki Lasut keluar sebagai pemenang, disusul oleh Regu Jakarta Lloyd dan Santai. Sedangkan di bagian puteri yang cuma diikuti oleh tiga regu, yaitu Regu PON DKI Jaya, Jabar dan Regu Puncak, di mana Regu DKI Jaya keluar sebagai pemenang. Di bagian VIP, ternyata Regu Kejaksaan Agung yang dipimpin oleh kapten-bermain BTP Siregar SH, diperkuat oleh anggota pengurus PB Gabsi, telah berhasil mengungguli Regu PB Gabsi sendiri dan keluar sebagai pemenang. Menuju Invitasi Nasional Regu-regu yang dianggap kuat dan yang ternyata tidak memperoleh nomor, ialah regu PON Jatim, yang walaupun muncul sebagai finalis, ternyata kurang mantap di ronde-ronde akhir. Regu PON Jateng pun tidak beruntung, termasuk regu kuat lainnya. Turnamen perebutan Piala Gaakindo ke II ini merupakan bingkisan yang berharga bagi perkembangan bridge Indonesia. Dari sini sudah dapat diinventarisasi materi pemain, kemampuannya dan teknik pengarahan ke pembentukan sebuah regu nasional. Kemenangan Waluyan/Sakul/Yassin/Suryadi semata-mata karena ketekunan dan memang merupakan empat-kawan yang sudah lama dipersiapkan. Inilah beda pokok dengan Regu Sulut, di mana Manoppo Bersaudara tidak dengan pasangan secara rutin bagi mereka. Hengki Lasut yang diharapkan satu kopel dengan mereka pada Invitasi Nasional Agustus mendatang, ternyata bermain dalam Regu Volta. Max Aguw yang ternyata masih sakit, konon kabarnya akan diganti oleh Polii. Dengan komposisi ini, Regu DKI yang menang kali ini, akan menemukan lawan tangguh dalam invitasi nanti. Bicara soal materi pemain wanita pemain dari DKI memang masih saja unggul. Seperti yang dikatakan oleh Rimbuan, terhadap pemain wanita ini masih sangat dibutuhkan suatu pengarahan yang khusus, setidak-tidaknya bisa hermain lebih sungguh-sungguh. Tanpa pengarahan, suprcmasi nlercka di Timur Jauh masih tetap akan suram. Turnamen di bulan Juni ini telah memberikan banyak sekali problim kcpada pembina-peITlbina bridge. Banyak hal yang perlu segera diselesaikan, baik soal teknis bermain, pembinaan dan pengarahan serta juga masalah amatirisme yang formil masih dianut oleh atlit Indonesia. Kulminasi ini akan dapat kita lihat pada acara PON IX, akhir Juli yang akan datang. Dan sebagai akhir bingkisan dari turnamen ini, setelah pasangan Anda berani menutup kontrak 3NT, dengan distribusi begini: S-void, H-S, D-542, C-AKJ 1098765, apkah Anda pas, 5C, 6C atau 7C? Atau 6NT/7NT? Setelah pasangan Anda memberitahukan punya 2 As?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus