Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Pekasiwia orang poso

Sekitar sepuluh suku berbeda bahasa dan adat terdapat di kabupaten poso, sulawesi tengah. persamaannya upacara pekasiwia, penerimaan tamu. warna kuning dan putih dominan dalam upacara.

2 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA satu lagu daerah yang seperti biasanya, sangat dibanggakan oleh penduduk daerah itu. Bunyinya: "lemba tana Poso, tana kupobangke kojo" Artinya, lembah tanah Poso, tanah yang sangat kuagungkan. Kabupaten Poso (yang juga menlpunyai danau Poso, kota Poso, sungai Poso dan tentu pula orang Poso) terletak di Sulawesi Tengah. Ibukota kabupaten nIempullyai penduduk 24.512 jiwa. Untuk Indonesia yang mempunyai penduduk padat, jumlah ini tidak termasuk dalam bilangan kota ramai. Sedang istilah "poso" yang menjadi nama kota, tempat danau dan suku itu dalam bahasa daerah artinya "pecah". Apa sebab sehingga kota iu dinamai "pecah", ihwal dan latar belakangnya tidak jelas. Tapi kenyataan yang bisa dilihat oleh setiap orang yang ke sana, kota itu memang terpecah dua oleh sebuah sungai yang mengalir di tengalmya dan langsung bermuara di teluk Tomini, sungai Poso. Bingku Lora Kurang lebih sepuluh suku terdapat di sana dengan bahasa dan adat istiadat berbeda-beda. Tapi untuk upacara penerimaan tamu, mereka mempunyai satu persamaan yang disebut pekasiwia. Upacara pekasiwia sifatnya sederhana. Tapi makna yang terkandung di dalamnya, besar sekali. Setiap ada tamu pemerintah, selain aeara penyambutan yang biasa menurut protokoler, selalu disertai pula upacara pekasiwia. Upacara ini memegang peranan penting karena sifatnya bukan sekedar basa-basi untuk penghormatan melulu. Melalui pekasiwia ini rakyat Poso menggambarkan kepribadiannya kepada setiap tamu yang datang ke daerahnya. Biasanya, sang tamu dijemput di batas kota oleh suatu barisan gadis-gadis cantik yang dikepalai oleh seorang pria yang berfungsi sebagai Ketua Adat dengan mengenakan pakaian daerah dari berbagai suku yang terdapat di daerah itu. Para gadis berpakaian sejenis dengan yang kini lazim disebut longdress. Rok panjang menjuntai ke bawah menyapu tanah, dilengkapi blus tanpa kerah leher dan tutup kepala. Warna yang disenangi: merah, hitam dan hijau. Barisan gadis-gadis cantik ini membawa beberapa jenis persembahan untuk tamu yang dijemputnya. Persembahan ini terdiri dari berai putih dalam bingku Lora artinya bakul kecil. Beras melambangkan kesuburan daerah Poso. Seekor ayam jantan berwarna putih dengan paruh dan kaki kuning melambangkan kepahlawanan rakyat. Sajian dilengkapi dengan saguer manis (tuak manis) dalam bambu kuning satu setengah ruas. Ini melambangkan kemanisan dan keramahan hati. Kemudian tujuh butir telur ayam yang berarti rasa persatuan serta bermakna bahwa selama berada di daerah itu, setiap tamu akan dijaga keselamatannya seperti orang menjaga telur agar tidak pecah. Secara keseluruhan, warna kuning dan putih dalam persembahan tersebut melambangkan kesuburan tanah dan kesucian hati rakyat Poso. Seorang tamu, apabila selama berada di daerah itu benar-benar dapat memikat hati rakyat (misalnya tampak kecintaan dan perhatiannya pada daerah Poso), akan mendapat elu-eluan yang lebih tinggi lagi. Rasa terimakasihnya akan mereka wujudkan dalam satu upacara adat lagi. Yaitu dinobatkan sebagai warga Poso atau sekaligus jadi tadulako rakyat Poso. Tadulako artinya pemimpin. Yang terakhir ini biasanya diberikan pada penggede yang datang dari Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus