Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menguber no. 20

Pengiriman atlet ke olimpiade los angeles, merupakan terbesar sejak tahun 1952, hanya untuk berpartisipasi. (or)

9 Juni 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDONESIA mengirimkan 17 atlet untuk meramaikan Olimpiade Los AngeIes. Mereka masing-masing Purnomo, Christian Nenapath, Ernawan Witarsa, Kardiono, Emma Tahapari (atletik), Maman Suryaman, Hadi Wihardja, Sori enda Nasution (angkat besi), Lely Sampurno, Ernic Sukarno fudin, Selviana Adrian (menembak), Johny Asadoma, Alexander Wassa, Francisco Lisboa (tinju), Suradi Rukimin, Donal Pandiangan (panahan), dan Lukman Nio (renang). Sementara itu, Suharyadi diberangkatkan untuk turut dalam ekshibisi tenis. Kontingen yang diperkuat sembilan ofisial dan diketuai Saleh Basarah itu menurut rencana berangkat 3 Juli. Niatnya hanya untuk berpartisipasi. "Untuk masuk dalam dua puluh besar saja rasanya masih berat. Apalagi sepuluh besar," cetus Dadang Suprayogi ketua harian KONI Pusat. Dari hampir dua puluh atlet yang dikirim itu hanya Lely Sampurno, berusia 49 tahun dan punya dua cucu, yang pernah menandingi atlet kelas dunia. Malahan berhasil menumbangkan rekor dunia pistol angin yang berada di tangan penembak Soviet, N. Stoljarova. Dari 387 menjadi 388. "Sayang,pe mecahan rekor itu tidak diakui karena hanya berlangsung pada kejuaraan lokal," kata Mohamad Anwar, ketua harian PB perbakin. Kejuaraan itu berlangsung Juni tahu lalu dalam rangka peringatan HUT jakarta. Pengiriman atlet ke Olimpiade sekarang ini yang paling besar sejak Indonesia mulai ambil bagian tahun 1952 di Helsinki Memang ke Olimpiade Tokyo 1964 dikirim kontingen yang jauh Iebih besar, meliputi hampir semua cabang, tapi ditolak Alasannya Karena Indonesia menyelanggarakan Ganefo, yang melanggar piagam Olimpiade. Selama mengikuti Olimpiade, hanya di Munich tahun 1972 atlet Indonesia agak menyodok ke atas Petinju ferry Moniaga, ketika itu, berhasil menempati urutan kedelapan "Itulah prestasi yang paling baik yang pernah dicapai oleh Indonesia sepanjang sejarah olimpiade," kata Amir lubis, direktur teknik KONI Donald Pandiangan juga mencatat prestasi lumayan, menempati urutan kesepuluh di Olimpiade Montreal 1976 Tetapi Donald yang kembali terpilih sekarang ini pesimistis bisa mengulangi prestasinya itu. Tetapi, seperti diceritakan Suprayogi, semua yang ke Los Angeles dengan biaya Rp 4 juta per orang ini berjanji, "Untuk sekurang-kurangnya memperbaiki perestasi nasional."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus