Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengukur Tim Piala Uber

Kekalahan tim indonesia yang dipersiapkan untuk piala uber di denmark menyebabkan tipisnya harapan untuk partai ganda putri. bisa ditebak permainan regu putri indonesia dalam all england nanti. (or)

18 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARAPAN Indonesia untuk dapat mempertahankan Piala Uber, lambang supremasi bulutangkis puteri yang diraih bulan Juni 1975, tampak menipis. Kecemasan membias dari penampilan para pemain puteri Indonesia yang dipersiapkan untuk Tim Piala Uber di turnamen bulutangkis terbuka Denmark, pekan silam. Empat pemain tunggal (Verawaty, Tjan So Gwan, Ivana dan Tati Sumirah), semuanya tersisih sebelum mencapai babak perempat final. Juara tunggal puteri nasional, Verawaty, yang diunggulkan dalam kelompok 5 s/d 8 dan diharapkan membikin kejutan di sana, ternyata gebrakannya cuma memukau di kandang sendiri. Vera, yang mendapat kemujuran undian tanpa harus bertanding di babak pertama itu, segera dihadang pemain Denmark, Pia Nielsen, dalam ronde lanjutan --dan kalah. Angka akhir tercatat 11-3, 8-11 dan 7-11. Disikat Habis Kekalahan berikutnya berturut-turut menimpa Tjan So Gwan dan Ivana. Keduanya di ronde yang sama. So Gwan menyerah di tangan "nyonya rumah" Kristen Meier. Ivana di tangan pemain Jepang, Mikiko Takada. Dari ketidakberuntungan itu, hanya Ivana yang menampilkan permainan terpuji ketimbang lainnya. Di babak pertama ia menundukkan pemain unggul Denmark, Inge Borgstroem, dengan angka meyakinkan: 11-4 dan 11-3. Akan Tati Sumirah, satu-satunya pemain tunggal Indonesia yang lolos ke babak ketiga, pemunculannya di sana pun bukan dengan prestasi teruji. Ia mencapai putaran tersebut cuma tertolong oleh kemujuran semata. Di babak pertama, ia menang undian. Setelah itu menang WO -- lawamya mengundurkan diri. Ketika pertarungan mulai menuntut keterampilan, Tati ternyata tak mampu berbuat banyak. Ia disikat habis oleh Lene Koppen, pemain utama Denmark, dengan angka kekalahan yang telak 0-11 dan 2-11. Setelah kekalahan beruntun itu, harapan yang tersisa bari regu puteri Indonesia cuma tinggal dalam partai ganda. Untunglah baik pasangan Widyastuti/Regina Masli maupun Verawaty/Imelda Wiguna tidak mengecewakan keduanya berhasil menempatkan diri di babak semi final. Tetapi dalam pertandingan lanjutan, ketimpangan segera terlihat pada pasangan Widyastuti/Regina Masli. Gebrakan mereka segera menurun pada saat pertarungan menuntut keterampilan dalam nafas panjang. Keduanya menyerah di tangan pasangan Jepang, Emiko Ueno/Yoshiko Yonekura, setelah mereka unggul di set pertama. Kedudukan akhir 15-9, 5-15 dan 14-18. Kegagalan itu untunglah dibayar kontan oleh pasangan finalis Verawaty/ Imelda Wiguna, sekalipun harus melalui maraton set 15-8, 8-15 dan 15-5. Di sini pula kelihatan bahwa Verawaty/Imelda Wiguna menunjukkan kemampuan yang cukup baik dalam mengocok Emiko Ueno/Yoshiko Yonekura, dibanding Widyastuti/Regina Masli. Adakah kejutan akan terulang lagi di All England? Dalam partai tunggal, peruntungan pemain puteri Indonesia sudah bisa ditebak. Paling banter tak lebih dari apa yang mereka perlihatkan di Denmark. Akan partai ganda, peluangnya bisa disebut fifty-fifty. Jadi mungkinkah Piala Uber dipertahankan lewat materi pemain seperti ini? Tampaknya agak berat, bila diukur dengan penampilan di Denmark. Lihat saja tim puteri Jepang yang menjadi calon serius untuk merebut kembali Piala Uber, mengantar 3 pemain tunggal dan 2 pasangan ganda di semi final. Ini merupakan bukti bahwa mereka saat ini memiliki sejumlah pemain dengan keterampilan yang merata. Sebaliknya Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus