Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Marilyn wadam monroe

Pertunjukan rombongan wadam filipina "the paperdolls show" di hotel sahid jaya. telah menyenangkan penonton. paperdolls didirikan thn 1975 dengan anggota 8 wadam asli filipina dan satu orang spanyol. (hb)

18 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA bioskop di Jakarta, yang menghidupkan kembali Marilyn Monroe dengan memutar film Niagara. Sementara itu serombongan wadam dari Pilipina, bernama 'The Paperdolls Show', juga mencoba meniru bom sex yang selalu basah bibirnya itu di Hotel Sahid Jaya, 9 Maret ini. Toh tak ada yang kaget. Menyedihkan, Marilyn telah lewat. Adeel Reyes, baru berusia 19 tahun, telah menampilkan segala yang "Marilyn". Tertawanya yang mengajak kerling matanya yang menjepit, lenggangnya yang selangit. Ia pun memakai rambut pirang, gaun panjang berwarna hitam, syal bulu, juga hitam, sementara lehernya yang putih dililit kalung-kalung. Sambil memangap-mangapkan mulutnya terdengar lagu Diamond are girls best friend. Lagu dari kaset. Tapi 150 orang penonton yang hadir malam itu kelihatannya sudah cukup senang. Gina Lollobrigida 'Paperdolis' didirikan tahun 1975, dengan anggota 8 wadam asli Pilipina dan satu orang Spanyol. Rombongan ini tahun lalu sudah sempat main di Sahid Jaya, sedang tahun sebelumnya tampil di Hotel Indonesia. Adcel terhitung paling muda ia pernah memainkan May Wes Gina Lollobrigida dan Donny Osmond. Di luar pentas kl adalah perancang pakaian dan ahli rias. "Memang betul orang-orang menyebut saya G-Boy--wadam tetapi saya kan laki-laki," katanya kepada TEMPO untuk peranan Marilyn malam itu ia mengaku telah mempersiapkannya selama 2 minggu. "Saya hanya mendengarkan kaset, nonton filmnya dan membaca buku-buku mengenai dia," ujar Adcel. Selain Marilyn Monroe, malam itu ditiru juga bintang-bintang yang masih hidup. Misalnya Diana Ross dengan lagunya Mahagony dan Lady is a tramp. Juga antara lain Liza Minelli, Marlene Dietrich, Three Degrees, Dionne Warwick, Donnie dan Marie osmond, semua tidak dilupakan. Penonton yang kebanyakan terdiri dari kaum hawa, sebelumnya juga diajak santap malam sementara di meja sudah menunggu 3 bungkus rokok dari sponsor. Tak salah kalau harga karcis Rp 10 ribu. "Hallo, nama saya Lily Tomlin, ya, ya, kalau anda berminat untuk date dengan saya, tunggu deh di muka kantor setelah jam kerja," kata Benny Gamboa sambil menggigit ujung pensilnya. Wadam berusia Z9 tahun ini pakai sanggul tinggi, gaun pendek merah jambu. Ia berperan sebagai operator telepon, kemudian menyanyikan lagu Champagne Taste dalam peranan Ertha Kitt. Lawakannya mendapat aplus yang bagus ia berhasil mengkombinasikan kegenitan dan banyolan. "Hobi saya mengumpulkan boy friend. Tadinya saya sudah punya lima orang teman akrab, tetapi sekarang ini, karena harus tur keliling, ya nggak ada lagi," ujarnya kepada TEMPO. Yang datang dari Spanyol berusia 27 tahun. Namanya Mari Boquer. Ia memerankan sebagi Wilkomen yang menyanyikan lagu petikan film abaret. Sementara lampu merah yang redup menyinari mukanya, kadang ia sempat membetulkan letak kutangnya yang melorot. Mari punya banyak kesulitan. "Acara kita sebenarnya akan lebih sexi kalau tidak ada orang yang nyensor," ujarnya. "Bahkan hanya menggoyang-goyang dada saja tidak boleh." Imelda Marcos Seorang penonton wanita menyatakan kekagumannya atas tata busana para wadam tersebut. Ada juga yang memuji tata riasnya. "Belum tentu cewek bisa seperti itu," ujarnya. Yang sedikit dapat kritikan adalah ketidaktepatan gerak mulut dengan lagu yang diputar lewat kaset. Perkara yang dulu pernah juga menjadi kesulitan acara musik TVRI ini, memang kecil. Tapi besar juga akibatnya. "Pernah kami mengadakan pertunjukan di muka para diplomat di Manila, mengalami kerusakan teknis," kata Mari. Waktu itu ia harus memainkan peran Nyonya Imelda Marcos. Lagi asyik-asyiknya, tak dinyana aliran listrik padam. Maka demi sinkronisasi dengan pita rekaman, terpaksa dilakukan tindakan darurat. "Saya terpaksa mematung, tangan dan muka tidak bergerak selama 10 menit," kata Mari yang tamatan Akademi Massa di Manila itu. Akhirnya, yang pantas diketahui lagi adalah, pendapatan para wadam ini tidak sedikit. Sekali pertunjukan umumnya honor seorang pemain tidak kurang dari $ 200. Sekitar Rp 83 ribu. Makan, hotel dan pesawat ditanggung sponsor. Mereka juga diperlengkapi penata suara, penata lampu serta juga penata rias, walaupun mereka umumnya ahli pakaian dan ahli rias. Masa depan wadam cukup cerah, ya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus