Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengundang Kucing Dalam Karung

Turnamen piala marah halim semakin merosot, tahun ini pesertanya cuma 7 tim. keluar sebagai juara tim dari korea selatan. (or)

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIM PSMS di final, gagal menjadi juara Piala Marah Halim (PMH), ketika Jumat pekan lalu, dikalahkan Korea Selatan 3-1. 35 ribu pengunjung yang memadati Stadion Teladan, Medan, kecewa. Beberapa penonton melampiaskan perasaannya dengan melempar batu dan plastik bekas minuman. Bahkan ada juga yang membakar kertas. Pernah juara ketika turnamen ini diadakan pertama kali tahun 1972 dan tahun berikutnya, PSMS yang pernah punya nama harum itu tak pernah menempati tempat pertama lagi sampai kejuaraan ke-12 yang berakhir minggu lampau. PSMS, seperti luga ke)uaraannya yang memakai nama bekas gubernur Sum-Ut itu kian lama kualitasnya semakin merosot. "Sampai kejuaraan ke-enam kualitas turnamen ini tinggi. Tapi setelah itu menurun," kata Wahab Abdy, 56 tahun, ketua Panitia Pelaksana PMH. Hampir pada setiap kejuaraan, turnamen yang diakui Federasi Sepakbola Asia (AFC) itu diikuti paling sedikit enam tim dalam negeri dan enam kesebelasan dari luar negeri. Bahkan tahun 1975, kejuaraan itu dimeriahkan oleh delapan tim luar negeri dari 14 tim yang turut serta. Tiga tahun kemudian pesertanya merosot menjadi hanya lima tim luar negeri dari sembilan tim yang turut bertanding. Dalam kejuaraan PMH yang baru selesai ini, hanya empat tim dari luar negeri dari tujuh tim yang masih mau bertanding. Itu pun, kesebehsan dari Jerman Barat yang memang harus diundang karena juara tahun lalu, hadir dengan tim lain yang terdiri dari pemain rongsokan. Menurut Wahab Abdy, tim Jer-Bar yang pemainnya dipungut dari berbagai klub yang sudah tersisih dari kompetisi itu, datang dari tempat yang tak ketahuan asalnya. Kecuali beberapa syarat, antara lain, tim yang diundang sedikitnya harus juara amatir di negerinya, tampak belum ada persyaratan negara yang diharapkan hadir dalam PMH. Pernah diundang Vietnam dan Kampuchea. Bahkan dari Eropa pernah datang Islandia. Menurut Wahab Abdy, ini disengaja. Turnamen yang setiap tahunnya berlangsung bulan April itu, katanya, harus kaya dengan berbagai gaya sepakbola yang ada di dunia. "Jangan heran kalau suatu ketika Qatar, atau Nigeria yang kita undang. Meriah kan," katanya lagi. Pentapat ini dibenarkan Kamarudin Panggabean, arsitek turnamen PMH yang kini masih menjadi pengurus Yayasan Marah Halim. "Gaya permainan mereka bisa dipelajari. Mana yang baik bisa kita pakai. Kalau tim yang diundang hanya dari Asia, bisa membosankan," katanya. Namun tentu saja lebih membosankan bila ternyata tim yang sudah diundang jauh-jauh itu kualitasnya seperti kesebelasan dari Jerman Barat kali ini. Sekalipun sudah diharapkan agar tim yang datang mesti yang bagus, tak jarang panitia PMH terpaksa menerima kesebelasan yang tidak sesuai dengan permintaan. "Ibarat membeli kucing dalam karung," kata Wahab Abdy lagi. Apakah turnamen yang semakin merosot itu masih perlu dilanjutkan? "Siapa pun penyelenggaranya, pokoknya jalan terus," kata Kamarudin. Syaratnya, katanya, tim yang diundang harus memiliki mutu yang baik, dan biaya penyelenggaraan harus tertutup dari hasil penjualan tiket - karena panitia harus menanggung biaya mendatangkan peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk uang saku. Menurut catatan, hampir setiap tahun panitia untung. Bahkan tahun 1981, untung ebih Rp 64 juta. Sementara tahun lalu rugi lebih Rp 83 juta karena kejuaraan PMH bersamaan dengan berlangsungnya turnamen Piala Dunia di Spanyol. Sedangkan tahun ini, turnamen yang menghabiskan Rp 160 juta itu, belum ketahuan untung ruginya. Sementara mutu melorot terus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus