Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

"Deek" Mengungguli Salabazar

Pelari Australia De Castella menjuarai marathon rotterdam, mengalahkan pemegang rekor dunia, alberto salazar.

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SULIT untuk menyebutkan siapa pelari yang paling hebat dalam suasana gila-gilaan maraton seperti sekarang ini. Alberto Salazar memang pemegang rekor dunia dengan catatan 2 jam 8 menit 13 detik yang diciptakannya dalam Lomba Maraton New York, Oktober 1981. Tetapi di luar gelanggang Amerika, warga negara AS kelahiran Kuba itu belum bisa menepuk dada. Manusia berdaya tahan kuda dari Australia, Robert de Castella, membuktikan dirinya sebagai orang yang pantas diramalkan untuk membetot rekor Salazar. Dan dalam lomba maraton internasional di Rotterdam 9 April yang lalu, de Castella yang buat pertama kali berjumpa dengan Salazar, membuktikan dirinya yang tercepat, dalam lomba berjarak 42,195 km itu. Dia muncul sebagai juara hanya berselisih terlambat 24 detik dari rekor Salazar. Sedangkan Salazar tercecer di posisi ke lima dengan catatan waktu 2 jam 10 menit 3 detik. Bintang pelari jarak menengah dari Portugal, Carlos Lopez nomor 2, disusul Rodolfo Gomez (Meksiko) dan Armand Parmentier (Belgia) urutan 3 dan 4. Ini adalah kegagalan Salazar yan kedua dalam perlawatannya di Eropa seterah Maret yang lalu dikalahkan pelari Ethiopia dalam lomba cross-county di Inggris. Kini dunia menunggu apakah dia bisa membalas kekalahan itu dalam lomba atletik sedunia di Helsinki, Agustus mendatang. Robert de Castella, 26 tahun, belum punya nama 3 tahun yang lalu. Dia mendadak muncul setelah menjuarai lomba maraton Fukuoka (Jepang) 1981 dengan waktu mengesankan: 2:08:18. Hanya terpaut 5 detik dari rekor baru yang diciptakan Salazar, 6 minggu sebelumnya di Maraton New York. Debut maratonnya yang pertama ketika dia berusia 23 tahun. Catatan waktunya ketika itu 2:14:44. Tetapi sejak itu, tiap kali dia tampil di jalanan catatan waktu itu tambah tajam. Sehingga dia sempat mewakili Australia di Olympiade Moskow, sekalipun hanya menduduki posisi ke sepuluh dengan catatan waktu 2:14:31. Gagal di olympiade dia menetapkan sasarannya ke Fukuoka, Jepang. Arena ini dianggap sebagai lomba maraton elite, karena pesertanya hanya pilihan dari pelaripelari terbaik dari berbagai negara. Bukan seperti New York yang ramainya bagaikan pesta. Siapa saja boleh turut. Tahun 1980 dia gagal menjuarai lomba di Jepang itu dan hanya menempati urutan ke delapan. Hanya dengan latihan keras, sampai 200 km per minggu akhirnya dia tampil sebagai juara tahun 1981. Tahun berikutnya dia absen dari lomba itu. "Saya mendapat desakan dari penggemar saya di Australia untuk tampil dalam Commonwealth Games. Karena buat orang Australia menang dalam Games itu lebih berarti daripada Fukuoka," kata de Castella. Dan dalam pesta olah raga Persemakmuran yang berlangsung pertengahan 1982 itu, "Deek" (begitu panggilan intimnya) muncul sebagai juara. Pelari yang mulai mengenal olah raga daya tahan ini sejak usia 11 tahun, bekerja di Laboratorium Ilmu Olah Raga di Canberra. Dia menikahi pelari cross-count Australia, Gayelene Clews, menjelang keberangkatannya ke Olympiade Moskow: "Saya mempunyai istri yang baik, pelatih dan negara yang bagus," kata de Castella mengenai latar belakang yang mendorong keberhasilannya sekarang ini. Maksudnya selain tentu cantik, istrinya bisa memahami kerja keras berupa latihan saban hari yang menghabiskan waktu berjam-jam. Pagi dan sore. Dia tinggal di daerah yang berbukit. Satu medan yang ideal untuk membina kekuatan otot dan sistem jantung dan paru-parunya. Dan yang penting dia memiliki pelatih merangkap cross-nya di kantor yang mengizinkannya cepat-cepat pulang kantor untuk berlatih. Sebagai pelari, cita-citanya yang tertinggi adalah juara olympiade. Ia kurang bergairah dengan Boston dan New York. Sebaliknya Fukuoka mendapat tempat tersendiri di hatinya. "Saya ingin menyebutkannya sebagai lomba murni. Karena di situ tak ada uang hadiah. Satu-satunya hadiah hanyalah pengakuan," ucapnya. Boston apalagi New York memang sudah dilanda uang. Ribuan dollar diberikan kepada pemenangnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus