Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Merana tanpa Pemain Utama

Beberapa tim peserta Piala Dunia kehilangan pemain andalannya karena cedera. Keuntungan bagi tim lawan.

7 Juni 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MILOVAN Rajevac tak dapat menutupi kegalauannya setelah mendapat kabar bahwa cedera yang diderita Michael Essien baru pulih pada akhir Juli mendatang. ”Michael adalah pemenang. Ia aset penting untuk mewujudkan ambisi kami,” kata pelatih tim nasional Ghana itu, Kamis dua pekan lalu. Essien, pemain tengah yang menjadi andalan klub Liga Inggris, Chelsea, merupakan tulang punggung Ghana.

Kegalauan Rajevac terbukti. Kurang sepekan berselang menjelang Piala Dunia tahun ini, dalam pertandingan pemanasan melawan Belanda, skuad Bintang Hitam—sebutan tim Ghana—ditekuk 1-4 di Rotterdam. Tanpa Essien, barisan tengah Ghana yang dipimpin Stephen Appiah tak kuasa mengimbangi kedigdayaan Wesley Sneijder, Van Bommel, dan Van der Vaart.

Essien mengalami cedera urat lutut (hamstring) tatkala memperkuat Chelsea melawan APOEL Nicosia dalam pertandingan Liga Champions, Desember lalu. Ia sempat pulih dan pada 15 Januari memperkuat Ghana separuh babak melawan Pantai Gading di putaran final Piala Afrika 2010. Tapi dua hari kemudian pemain berjuluk bison ini mengalami cedera di tempat yang sama dalam latihan, dan sejak itu belum bermain lagi.

Essien adalah gelandang bertahan terbaik yang dimiliki Ghana. Pria kelahiran ibu kota Ghana, Accra, 28 tahun silam itu bahkan disebut pemain terbaik yang pernah dimiliki negara itu. Kariernya menjulang bersama Chelsea. Ia menjadi pilihan utama bagi siapa pun yang melatih klub tersebut. Ia dijuluki bison karena stamina dan postur yang kukuh, serta permainan bernas dengan tackling dan tendangan yang keras.

Kehadiran Essien di tim nasional Ghana melanjutkan tradisi bintang yang selalu muncul sejak Abedi Pele, Nii Lamptey, Samuel Kuffour, dan Antony Yeboah pada 1990-an. Bintang Essien bersinar ketika ia pindah dari klub Liga Prancis, Lyon, ke Chelsea pada pertengahan 2005. Setahun kemudian, ia membawa Ghana menembus babak kedua Piala Dunia 2006 di Jerman. Sejak itu, keberadaannya di tim nasional tak tergantikan.

Tanpa Essien, peluang Ghana menyamai prestasi di Jerman diperkirakan bakal berat. ”Tak ada yang bisa menggantikan kepemimpinan dan peran Essien di lapangan tengah. Tanpa Essien, Ghana bakal kesulitan lolos dari penyisihan grup,” demikian prediksi ESPN. Tak seperti di Chelsea, ketika Essien absen, masih ada kapten Jerman Michael Ballack, yang juga pekerja keras dan menjaga lini tengah Chelsea tetap kukuh.

Nasib yang tak lebih baik juga menimpa Ballack di tim nasional. Di akhir pertandingannya musim ini bersama Chelsea, dalam final Piala FA pada 15 Mei lalu, pemain veteran ini mengalami cedera pergelangan kaki gara-gara diserobot pemain Portsmouth, Kevin Prince Boateng—penyerang Ghana yang pada 2001-2007 memperkuat tim junior nasional Jerman. Cedera itu memupuskan harapan Ballack tampil di Piala Dunia.

Dalam satu dekade terakhir, Ballack merupakan roh tim nasional Jerman. Pemain lain datang dan pergi, tapi Ballack tetap menjadi pilihan utama, mulai era Rudi Voeller, Jurgen Klinsmann, hingga Joachim Loew. ”Tak perlu dipertanyakan lagi, kami sangat terkejut dan luar biasa sedih kehilangan Ballack. Ia pemain hebat yang sangat penting bagi kami,” kata Loew, setelah mendapat kabar ihwal cedera Ballack.

Bagi Ballack, cedera ini bisa mengakhiri kariernya di tim nasional. ”Saya marah. Ini kondisi yang sangat mengecewakan, tapi saya harus menerima kenyataan ini. Inilah sepak bola,” kata pemain kelahiran Gorlitz, 26 September 1976 itu. Betapa tidak, Piala Dunia tahun ini menjadi kesempatan Ballack untuk mencapai puncak bersama Jerman, untuk mengakhiri satu dekade lebih kiprahnya bersama tim Panser.

Ballack pertama kali memperkuat tim nasional pada 1999, ketika Berti Vogts menjadi pelatih. Hingga Piala Eropa 2000, ia masih menjadi pemain pengganti. Baru pada masa Rudi Voeller, ia menjadi pemain utama, dan berperan penting mengantar Jerman mencapai babak final Piala Dunia 2002—namun ia tidak tampil di partai puncak itu karena akumulasi kartu kuning. Ketika itu Jerman menyerah 0-2 dari Brasil.

Rudi Voeller menyatakan bahwa tidak ada anggota skuad Jerman yang bisa menggantikan peran Ballack. ”Karena hanya ada satu Ballack di Jerman. Ia adalah pemain yang hebat, dan lebih dari itu, ia seorang pemimpin,” katanya. Kehadiran Ballack akan menambah kepercayaan diri para pemain, begitu pula sebaliknya. Menjadi pekerjaan berat pelatih Loew untuk menjaga kepercayaan dan optimisme pemain.

Praktis, tanpa kehadiran Ballack, peluang Jerman memenangi gelar di Afrika Selatan diprediksi semakin kecil. Bahkan pelatih Loew harus legawa merevisi targetnya. ”Dengan absennya Michael, kami tak lagi bicara tentang gelar juara,” kata bekas asisten Klinsmann itu. Menurut Loew, pekerjaan berat yang harus dilakukan adalah meloloskan tim yang didominasi pemain muda ini dari babak penyisihan grup.

Jerman memang patut keder di Piala Dunia kali ini. Tim yang disebut spesialis turnamen ini juga kehilangan sejumlah starter, yaitu kiper Rene Adler dan tiga pemain belakang: Simon Rolfes, Christian Traesch, dan Heiko Westermann. Keempat pemain itu absen karena belum pulih dari cedera. Sebelumnya, pada November lalu, Jerman kehilangan kiper utama, Robert Enke, yang tewas bunuh diri.

Tanpa Essien dan Ballack, peta kekuatan grup D, yang dihuni Jerman, Ghana, Serbia, dan Australia, pun berubah. Sejumlah pengamat dan media di Australia menyebut peluang Negeri Kanguru untuk lolos dari penyisihan grup terbuka lebar. Ketika undian grup menempatkan Australia bersama Jerman dan Ghana, pengamat pesimistis Australia bakal lolos. ”Ini salah satu grup paling sulit,” demikian tulis goal.com.

Kehilangan pemain penting juga dirasakan tim nasional Inggris. David Beckham, yang kembali memukau pelatih Fabio Capello dengan penampilannya bersama AC Milan, dipastikan absen karena cedera otot betis ketika membela Milan menghadapi Chievo Verona pada 10 Maret lalu. Cedera tersebut membuat kapten tim Inggris periode 2000-2006 ini menjalani operasi dan harus beristirahat enam bulan.

Sedemikian pentingnya Beckham bagi Inggris hingga Don Fabio—sapaan Capello—menunjuknya sebagai motivator tim dan tetap membawanya ke Afrika Selatan. ”Beckham tetap bersama kami. Dia bisa membantu di Piala Dunia. Beckham adalah contoh bagi pemain lain,” kata Capello. Sehingga, meski tidak turun bermain, kehadiran Beckham di luar gelanggang tetap mampu memompa semangat tim.

Prancis pun bernasib buruk. Pelatih Raymond Domenech dibuat pusing akibat kehilangan pemain lini tengah, Lassana Diarra. Diarra menjadi pilihan utama setelah seniornya, Claude Makelele, menyatakan pensiun dari tim nasional pada 2008. Diarra, pemain kelahiran 10 Maret 1985, mengalami sakit perut karena berlatih di dataran tinggi. Tim dokter Real Madrid menyatakan, pemainnya itu mengalami kelainan sel darah.

Di tim medioker, kehilangan pemain utama juga dirasakan Swiss. Penyerang utama Marco Streller tak dapat tampil di Afrika Selatan karena cedera paha ketika berlatih. Streller adalah pemain yang membawa FC Basel juara liga Swiss dua kali dalam tiga musim terakhir. Pada 2008, pemain kelahiran 18 Juni 1981 ini menyatakan mundur, tapi kembali ke tim nasional setelah dibujuk pelatih Ottmar Hitzfeld.

Pelatih dan pendukung fanatik tim nasional yang kehilangan bintang di Afrika Selatan boleh meratap. Tapi, bagi penikmat bola, masih banyak alasan untuk memelototi televisi. Argentina dengan Lionel Messi, Portugal dengan Cristiano Ronaldo, Inggris dengan Wayne Rooney, dan Spanyol yang bertabur bintang tak bisa dilewatkan. Dan seperti yang sudah-sudah, Piala Dunia selalu melahirkan bintang baru yang lebih segar dan muda.

Adek Media (ESPN, AP, Soccernet)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus