Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mutiara dari siberia

Profil pemain bulu tangkis uni soviet andrei an- tropov,24. ia salah seorang hasil pembinaan niko- lai peshekonov dengan metode gabungan antara teori matematika dan bulu tangkis.

18 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Andrei Antropov melibas Morten Frost Hansen -- juara All England 1982, 1985, dan 1987 -- di babak pertama Kejuaraan Dunia di Kopenhagen pekan lalu, orang mengira itu hanya kemujuran semata. Maklum, Morten sekarang 33 tahun. Antropov juga belum dilirik setelah ia menumbangkan lawan-lawan yang belum "berbunyi", misalnya Hideaki Moyoyama (Jepang) atau Glen Stewart (Selandia Baru). Di babak perdelapan final, barulah pemain Soviet ini mulai masuk hitungan, seusai menendang juara Inggris Daren Hall dengan straightset telak, 15-3 dan 15-3. Di delapan besar, Ardy Wiranata, juara All England, hampir saja dipermalukannya, sebelum Antropov kalah rubber set. Andrei Antropov agaknya lambang kebangkitan bulu tangkis Soviet. Bulu tangkis di Negeri Beruang Merah itu memang tak banyak dikenal. Sistem pemusatan latihan bulu tangkis di sana baru dikenal pada tahun 1970-an. Antropov, yang lahir di daerah Omok, Siberia, hampir 24 tahun lalu, mulai menepok bulu angsa pada 1977. Usianya ketika itu masih sepuluh tahun. Ayah Antropov adalah seorang buruh pabrik, ibunya bekerja sebagai penjaga toko. Setamat sekolah lanjutan atas, ia hanya berkarier di bulu tangkis -- dan seluruh biaya hidupnya mulai ditanggung pemerintah. Ia menikah dengan atlet bulu tangkis nasional Soviet. Di pelatnas, ia mendapat uang saku sekitar 250 rubel sebulan --sekitar Rp 830 ribu. Bersama Antropov, sekarang ada 30 pemain Soviet yang tengah digodok oleh pelatih kepala Nikolai Peshekonov. Mereka inilah pemain yang siap diterjunkan ke berbagai event dunia, dengan sasaran khusus Olimpiade Barcelona 1992. Gelar juara Soviet pun dipegang bergantian oleh para pemain di pelatnas ini. Antropov adalah juara tunggal nasional selama lima tahun berturut-turut, 1986-1990. Tahun ini ia dikalahkan pasangan gandanya, Nikolai Zuev, di final kejuaraan nasional Soviet. Peshekonov menganggap Antropov adalah temuan cemerlang bulu tangkis Soviet. Rupanya, sejalan dengan glasnost dan perestroika, Peshekonov pun mengembara ke Cina dan sempat mampir di Jakarta, untuk menimba ilmu. Kebetulan, beberapa tahun lalu ada ahli matematika Yahudi yang memperkenalkan mathematical model dalam pembinaan bulu tangkis di Soviet. Dan Peshekonov pun menggabungkan ilmunya dengan ilmu matematika tadi. Intinya, model tadi dipakai untuk meningkatkan kecepatan dan stamina pemain. Peshekonov mengamati, pemain Asia rata-rata mampu menepak shuttlecock 65 kali semenit. Sedangkan pemain Eropa hanya sekitar 60 kali. Nah, dari Cina dan Indonesia, pelatih Soviet itu menyerap serangkaian latihan untuk meningkatkan kecepatan. Model matematika tadi juga dipakai untuk menghitung pengeluaran energi pada setiap pukulan. Menurut Peshekonov, pemain Asia umumnya lebih irit energi dibanding pemain Eropa. Tapi, untuk menjelaskan secara detail model matematika dalam penghitungan energi itu, Peshekonov menolak. "Itu rahasia kami," ujarnya pada koresponden TEMPO di Kopenhagen, Bambang Purwantara. Yang jelas, Antropov-lah hasil model matematika itu. Smeshnya keras menghunjam, sambarannya cepat, dan netingnya halus. "Kalau dilatih baik, ia cukup berbahaya," kata Rudy Hartono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus