Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MILAN – Cristiano Ronaldo, 34 tahun, memang gagal memenangi Ballon d’Or tahun ini. Lagi-lagi dia kalah oleh Lionel Messi, yang meraih trofi itu untuk keenam kalinya. Lebih tak menyenangkan, para jurnalis yang menjadi juri memilih bek Liverpool, Virgil van Dijk. Ronaldo kali ini berada di tempat ketiga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, di Milan, nama Ronaldo tetap harum. Dalam Gran Gala del Calcio-ajang penghargaan sepak bola Italia-dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Seri A. Ronaldo dianggap berhasil membawa Juventus kembali menjadi juara untuk kedelapan kali secara beruntun. Tentu saja hebat. Padahal di Seri A, dia baru setahun bermain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya berterima kasih kepada semua, teman-teman, para pemain yang telah memilih saya. Pada tahun kedua, saya harus mengakui Seri A adalah liga yang sulit," kata Ronaldo di atas podium.
Penghargaan ini, yang acaranya diselenggarakan pada waktu yang sama dengan acara penganugerahan Ballon d’Or di Paris, seolah-olah menjadi penawar kekecewaan Ronaldo. Selain itu, Gran Gala del Calcio menjadi panggung untuk dia. Ronaldo memilih datang ke Milan. Salah satu penyebabnya, kabarnya karena Ronaldo tahu bahwa tahun ini gelar Pemain Terbaik Dunia bukan miliknya.
Hal itu disesalkan oleh Luca Modric, peraih penghargaan yang sama pada tahun lalu. "Semestinya dia berada di sini," kata Modric, bekas rekan setim Ronaldo di Real Madrid.
Tak mengejutkan sebenarnya bila Ronaldo terempas dari persaingan mendapatkan Ballon d’Or tahun ini. Bukan karena hasil pemenangan ini telah "bocor" ke publik. Dalam foto yang viral di media sosial, Messi disebutkan sebagai pemenang. Di urutan kedua ada Virgil van Dijk. Mohammed Salah menempati peringkat ketiga. Ronaldo sendiri berada di posisi keempat.
Kegagalan Ronaldo kali ini hampir bersamaan dengan penurunan kehebatannya. Dia bukan lagi Ronaldo saat bermain di Real Madrid.
Pada tahun pertamanya bersama Juventus, dia gagal membawa klubnya melaju lebih jauh di kompetisi Liga Champions. Padahal salah satu tujuan Juventus membeli dia adalah klub itu bisa menjadi juara. Pada musim ini pun performa Ronaldo tak lagi cemerlang seperti sebelumnya. Bahkan pelatih Maurizio Sarri sampai menariknya dari lapangan dua kali berturut-turut.
Messi dan Ronaldo sudah tak lagi bermain di liga yang sama. Namun aroma persaingan tidak lantas menghilang. Begitu pun pada Senin malam itu. Keduanya mendapatkan penghargaan, tapi beda kelas.
Kini patut dinantikan balasan apa yang akan dilakukan Ronaldo. Seperti yang pernah diungkapkan beberapa waktu lalu, prestasi yang didapatkan Messi selalu memotivasi Ronaldo. FOOTBALLITALIA | MIRROR | IRFAN BUDIMAN
Panggung untuk Ronaldo
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo