Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional Papua (PON Papua) telah menunjuk 18 rumah sakit rujukan Covid-19 yang dipersiapkan untuk pesta olahraga multievent nasional itu yang dijadwalkan pada 2-15 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan lampiran hasil rapat koordinasi PON XX dengan lintas kementerian/lembaga pada Jumat (27 Agustus), sebanyak 18 rumah sakit tersebut tersebar di empat wilayah penyelenggaraan PON Papua. Rinciannya adalah delapan rumah sakit di Kota Jayapura, tiga di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Merauke, dan empat di Kabupaten Mimika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Delapan rumah sakit di Kota Jayapura itu terdiri atas RSUD Jayapura, RSUD Abepura, RSJ Abepura, RS Marthen Indey, RS Provita, RS Bhayangkara, RS Dian Harapan dan RS Angkatan Laut.
Tiga rumah sakit yang telah ditunjuk di Kabupaten Jayapura, yaitu RSUD Yowari, RS Silas Papare dan RS Kwainggara Keerom. Sedangkan di Kabupaten Mimika ada RSUD Mimika, RSU Mitra Masyarakat, RS Freeport dan RS Herlina Kasih.
Adapun tiga rumah sakit yang disiapkan untuk klaster Kabupaten Merauke adalah RSUD Merauke, RS TNI Angkatan Laut dan RS Bunda Pengharapan.
Selain rumah sakit rujukan di Papua, PB PON juga telah menjalin kerja sama dengan RS rujukan nasional yang terdiri dari RSUP Ciptomangun Kusumo di Jakarta, RSUP Wahidin Sudirohusoda di Makassar, RSUP dr. Seotomo di Surabaya dan RSUP Sanglah di Bali.
Tak hanya rumah sakit, sebanyak 420 tenaga medis juga telah disiapkan selama penyelenggaraan PON Papua nanti. Mereka terbagi menjadi 115 orang yang akan ditempatkan di Kota dan Kabupaten Jayapura, 100 orang di Kabupaten Merauke dan 90 orang di Kabupaten Mimika.
Jumlah tersebut juga bakal didukung oleh fasilitas ambulans dan medical station di masing-masing arena pertandingan
Meski begitu, masih ada beberapa catatan yang menjadi kendala menjelang pelaksanaan PON, salah satunya masih sedikitnya jumlah laboratorium di Provinsi Papua yang dapat memeriksa sampel swab PCR, mengingat potensi penggunaan metode pemeriksaan COVID-19 tersebut akan sangat tinggi selama pelaksanaan PON.
“Perlunya tindak lanjut terhadap potensi kerja sama dengan laboratorium swasta yang dapat melakukan backup pemeriksaan tes swab PCR dan swab antigen selama penyelenggaraan PON,” demikian lampiran hasil rapat tersebut.
Selanjutnya: Digelar Tanpa Penonton
Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 kemungkinan bakal digelar tanpa penonton mengingat masih tingginya tingkat risiko infeksi COVID-19.
Kebijakan tersebut merupakan rekomendasi Kementerian Kemenkes (Kemenkes) dalam rapat koordinasi PON XX dengan lintas kementerian/lembaga secara daring, Jumat (27 Agustus).
“Kementerian Kesehatan telah menyusun buku pedoman kesehatan selama penyelenggaraan PON dengan menekankan protokol kesehatan yang sangat ketat. Namun, direkomendasikan agar selama penyelenggaraan PON untuk tidak dihadiri penonton sebagai upaya mencegah klaster penyebaran COVID-19 di Papua,” demikian lampiran hasil rapat yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Kemenkes juga merekomendasikan agar hanya atlet, pelatih, ofisial, panitia pelaksana dan Liaison Officer (LO) yang diperbolehkan berada di dalam arena pertandingan PON.
Rekomendasi tersebut ditetapkan Kemenkes mengingat tingkat realisasi vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat sekitar arena pertandingan dan non-arena PON masih sangat rendah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua per 26 Agustus, cakupan vaksinasi di Kota Jayapura untuk dosis pertama mencapai 47 persen dan dosis kedua 29,6 persen. Di Kabupaten Jayapura, cakupan vaksinasi dosis pertama 43,9 persen dan 27,4 persen untuk dosis kedua.
Di Mimika, cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 43,6 persen dan dosis kedua 29,6 persen. Di Merauke, dosis pertama 48,6 persen, sementara dosis kedua 31,8 persen.
Pemerintah pusat pun menargetkan vaksinasi COVID-19 di empat wilayah penyelenggara PON 2021 tersebut dapat selesai pada September.
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menginstruksikan agar masyarakat yang berada di sekitar arena PON sudah mendapat vaksin COVID-19 sebelum ajang multievent nasional empat tahunan itu resmi digelar pada 2-15 Oktober mendatang.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali saat meninjau pelaksanaan vaksinasi menjelang PON bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Jayapura, Papua, Jumat (27 Agustus) juga menyampaikan bahwa masyarakat yang ingin menonton PON harus sudah mendapat vaksin.
“Saya bersama Panglima TNI dan Kapolri datang ke Papua melihat vaksinasi untuk masyarakat, dan sebagaimana arahan dari Bapak Presiden Joko Widodo kepada kami, semua pada saat penyelenggaraan PON harus diupayakan masyarakat sudah tervaksin,” ujar Zainudin.
“Bagi yang ingin melihat pelaksanaan PON, maka tidak ada pilihan, harus vaksin,” tambahnya.
Kendati demikian, keputusan soal kehadiran penonton dalam PON dan Peparnas Papua baru akan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo pada September mendatang.