Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TOKYO – Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo mengatakan perkembangan cepat penemuan vaksin dan perawatan yang efektif untuk menanggulangi Covid-19 adalah prioritas menuju pencapaian Olimpiade Tokyo tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shinzo mengatakan pemulihan dari situasi pandemi tidak cukup hanya dilakukan Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade, karena melibatkan penonton dan atlet dari seluruh dunia. Ia berharap Olimpiade Tokyo, yang diundurkan ke tahun depan, akan bisa dihelat secara lengkap dengan dinikmati penonton secara langsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini sebagai bukti kemenangan manusia melawan virus corona,” kata Shinzo saat menyatakan diakhirinya keadaan darurat karena pandemi di seluruh negeri pada Senin lalu. Sejauh ini, kasus corona di Jepang mencapai 16.600 orang dengan 850 orang meninggal.
Pada 24 Maret lalu, Jepang dan Komite Olimpiade Internasional sepakat menunda Olimpiade selama satu tahun hingga Juli 2021. Harapannya, pandemi sudah mereda saat pesta akbar olahraga empat tahunan itu digelar.
Kepala Inspektorat Komite Olimpiade Internasional untuk Tokyo, John Coates, mengatakan saat ini panitia penyelenggara harus berasumsi tidak akan ada vaksin untuk Covid-19 atau tak ada dalam jumlah yang cukup pada waktunya untuk Olimpiade. "Kami punya masalah nyata karena ada atlet yang datang dari 206 negara berbeda," kata Coates.
Ia mengatakan penyelenggara Olimpiade mulai perlu merancang Olimpiade yang "sangat berbeda" jika tidak ada tanda-tanda pandemi mereda atau penemuan vaksin. Skenario tersebut, menurut Coates, akan dibahas pada Oktober nanti. “Kami mulai bekerja menyiapkan berbagai skenario di mana Olimpiade dapat tetap berlangsung," kata Coates.
Adapun asosiasi medis Jepang telah mengatakan akan sulit untuk menggelar Olimpiade Tokyo tahun depan tanpa ditemukannya vaksin corona. Sementara itu, para ahli dunia mengatakan pengembangan vaksin yang efektif sebelum Olimpiade tahun depan akan sulit dicapai.
Ketua tim medis olahraga Australia, David Hughes, mengatakan uji coba vaksin Covid-19 telah dimulai di Victoria. Namun ia ragu hal itu akan bisa tepat waktu sebelum pelaksanaan Olimpiade. Ia menyarankan agar perencanaan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo digelar dengan asumsi tidak ada vaksin.
“Itu berarti Olimpiade tidak akan digelar seperti biasa, dengan mengurangi kontak yang tidak perlu satu sama lain,” kata Hughes. "Jadi, kita perlu melihat Olimpiade yang meminimalkan interaksi antar-individu."
Sebelumnya, Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan Olimpiade Tokyo yang diundurkan setahun tidak bisa ditunda lagi jika tak dapat diselenggarakan pada 2021 nanti. Bach mengatakan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo telah menjelaskan kepadanya bahwa tidak ada rencana B jika pertandingan ditunda di luar musim panas mendatang.
“Anda tidak dapat selamanya mempekerjakan 3.000 atau 5.000 orang di sebuah panitia penyelenggara," kata Bach. "Anda juga tidak bisa setiap tahun mengubah semua jadwal olahraga di seluruh dunia dari semua federasi besar. Anda tidak bisa membuat para atlet dalam ketidakpastian.”
Olimpiade pernah dibatalkan pada 1944 karena Perang Dunia II, tapi belum pernah ditunda dalam sejarah Olimpiade modern selama 124 tahun terakhir. Sedangkan Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade 2020 diputuskan akan digelar pada tahun depan karena pandemic virus corona. Jadwal baru, Olimpiade akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus dan Paralimpiade akan berlangsung dari 24 Agustus hingga 5 September 2021.
ASAHI | ESPN | SMH | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo