Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pelatih tua dicoba lagi

Endang witarsa diangkat untuk menangani tim pssi utama menggantikan harry tjong sebagai pelatih. sebagian pelatnas kini mungkin ditolaknya. pelatih ini tak peduli honor. (or)

13 Juni 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERPALING lagi PSSI kepada Endang Witarsa. Dokter gigi ini pekan lalu dinyatakan menggantikan Harry Tjong sebagai pelatih. "Optimisme saya terhadap PSSI Utama bangkit lagi," kata manajer tim Mercu Buana, Kamaruddin Panggabean. "Sebelumnya sudah di titik nol." Banyak penggemar kesebelasan nasional agaknya merasa lega seperti Panggabean. Penunjukan Endang sebagai pelatih PSSI Utama kabarnya jadi prioritas utama. Buktinya, tiga tokoh PSSI seperti Soeparjo Pontjowinoto, Hans Pandelaki dan Syarnubi Said perlu mengadakan pertemuan khusus di Singapura, tiga hari sebelum pengumuman resmi di Senayan . Kemampuan Endang pernah membawa kemenangan PSSI dalam turnamen Piala Anniversary di Jakarta, 1972. Itulah sukses terakhir kesebelasan nasional. Tahun 1980, sewaktu tim PSSI Utama dibentuk, sebetulnya Endang diminta lagi menanganinya. Tapi dulu ia menolak, dengan harapan memberikan kesempatan pada pelatih muda. Kini berusia 64 tahun, Endang Witarsa sudah menyatakan kesediaannya secara tertulis, menurut Soeparjo. Tak hanya Tjong yang diganti. Dua pemain PSSI Utama, Kasyadi dan Wahyu Tanoto, sekembalinya dari Fiji juga langsung dipulangkan ke klub masing-masing. Sisa 20 pemain tetap dipertahankan. Untuk melengkapi tim ini, PSSI memanggil Risdianto, Syamsul Arifin, Hadi Ismanto dan Aditya Nugroho Darmadi -- semuanya pemain depan. Dari keempatnya diduga hanya Risdianto yang bimbang. Ia pernah mengatakan kepada TEMPO, "Saya takut masyarakat yang sudah begitu berharap banyak akan kecewa melihat permainan saya." Dari materi yang tersedia di peiatnas sekarang ini belum tentu semua bisa dipakai Endang. "Saya menyukai pemain yang berkepribadian dan punya otak," katanya. Ia belum memilih. Tapi pemain pelatnas kini yang memenuhi persyaratannya mungkin tak sampai sepuluh orang. Bagaimana pemain yang layak im nasional? Menurut Kamaruddin, jika ia ditunjuk memilih, persyaratan yang dikemukakannya: umur, bentuk fisik, stamina, kecepatan, cara berlari, bakat teknis (mengkop bola, mengambil posisi, feeling), dan kepribadian. "Itu tidak bisa dilihat dari satu atau dua pertandingan saja," kata Kamaruddin. "Minimal enam sampai tujuh kali penampilan." Endang selama kompetisi Galatama tak diragukan lagi sering mengamati sejumlah pemain berbakat. Menjadi pelatih UMS 80, ia belakangan ini mengantar klubnya pada urutan ke-7 di antara 18 klub Galatama. Targetnya ialahUMS 80 masuk kelompok "5 Besar". Dulu Endang -- sebagai pelatih tim nasional -- sama sekali tak mendapat imbalan PSSI. Bila melawat ke luar negeri, uang sakunya sama dengan yang diperoleh pemain -- US$ 5 sehari. Itulah yang menyebabkan dirinya disegani PSSI . Biaya rumahtangganya sehari-hari, menurut Endang, adalah dari pensiunnya sebagai dosen Universitas Indonesia dan praktek di rumah. Endang Witarsa (d/h Liem Soen Joe) di masa mudanya jadi pemain gelandang. Ia mengaku nama Witarsa dipetiknya dari bintang PSSI tahun 1950-an, Aang Witarsa. Ia begitu cinta pada sepakbola. Bahkan suka berlebihan. Waktu tim PSSI yang diasuhnya kalah, sesampai di rumah ia langsung mengurung diri di kamar dan mematikan semua lampu, dan tak boleh orang ribut. Rumahnya di Jalan Wahid Hasyim 63A, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus