SUASANA pelatnas bulutangkis di Jalan Manila, Jakarta, pekan
lalu hampir seperti tempat penarnpungan wargakota yang terkena
gusuram Beberapa pemain, terutama atlet putri yang baru pertama
kali dipanggil, tampak tak disambut sebagaimana mestinya.
Ternyata tak hanya di tempat penginapan mereka tak mendapatkan
pelayanan. Juga di tenpat latihan, selama minggu lalu, mereka
tidak mendapat pengarahan yang layak. Hoo Djai Ging, juara
nasional putri 1980 menyebut latihan yang diterimanya di
pelatnas jauh lebih ringan dibandingkan yang diperolehnya di
Klub Jarum, Semarang. "Minggu pertama ini baru pemanasan," kata
pelatih Atik Jauhari.
Pelatih teknik Hendra Kartanegar. (Tan Joe Hok) yang akan
menangani tim putri belum muncul. Hendra mengaku bahwa
penunjukannya hanya diketahuinya lewat koran. Tapi ia tidak
membantah pernah dihubungi Ketua Bidang pembinaan PBSI, P.
Sumarsono, melalui telepon. "Itu 'kan pribadi. Bukan
organisasi," ujar Hendra.
Ia menghendaki permintaan organisasi kepadanya supaya ditujukan
lewat tim pembina teknik yang menangani persiapan Kejuaraan
Bulutangkis Dunia II lalu. "Karena kami bekerja bersama,"
katanya. Tim pembina teknik itu terdiri dari Ferry Sonneville,
Hendra, Eddy Yusuf, Pujianto (Lie Po Jian), serta Willy Budiman.
Pelatih (fisik) Tahir Jide yang akan mengasuh tim putra juga
belum hadir. Ia, dosen Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (d/h
Sekolah Tinggi Olahraga) di Bandung, lagi sibuk mengikuti
penataran P4. Terpaksa penanganan sementara dilakukan oleh M.
Ridwan dan ketua Komisi Teknik PSSI Willy Budiman.
Pelatnas kali ini paling besar dalam jumlah partisipan. Bersama
18 pemain putra dipanggil pula 23 atlet putri. Untuk semua itu
pengeluaran PBSI ditaksir Sumarsono sekiur Rp 9 juta. "Pelatnas
besar-besaran ini adalah untuk memenuhi permintaan daerah supaya
pemain mereka diberikan kesempatan," kata Sumarsono. Para pemain
ini setelah satu bulan di pelatnas nanti akan diseleksi kembali.
Sasaran yang akan dituju PBSI anura lain Kejuaraan Bulutangkis
Asia 1980 di Kualalumpur, turnamen All England 1981 di London
dan turnamen Piala Uber 1981 di Tokyo. Program yang mendesak
adalah Piala Uber. Walau finalnya baru tahun depan, mereka sudah
harus berurung dalam babak penyisihan di Australia. "Untuk babak
penyisihan ini saya yakin kita bisa lolos, ramal pemain Imelda
Wiguna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini