Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mali memang hanya menempati posisi ketiga dalam turnamen Piala Dunia Usia di bawah 20 tahun (U-20), yang berlangsung di Selandia Baru. Namun sukacita negara Afrika Barat itu tak berbeda dengan Serbia, yang mengangkat trofi juara ke langit Stadion North Harbour, Auckland, Sabtu lalu.
Tim nasional Mali menjadi sorotan setelah gelandangnya, Adama Traore, dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam pentas bergengsi tersebut. Pemain klub Prancis Lille itu meneruskan jejak pemenang bola emas yang juga pernah diraih sejumlah bintang sepak bola dunia, seperti Diego Maradona (1987) dan Lionel Messi (2005). "Aku seakan tidak bisa percaya. Aku tidak pernah berpikir bisa menang," kata Traore, penuh rasa haru.
Traore memang layak memperoleh penghargaan tersebut. Pemain tengah ini menjadi pusat serangan yang membawa Mali menembus semifinal. Pengaruhnya pun terlihat dari penguasaan bola yang ditaksir mencapai 1,5 kali lebih sering daripada rekan setimnya. Ia juga menjadi penembak paling produktif dalam menciptakan peluang mencetak gol bagi timnya. Bahkan, ia berkontribusi dalam tujuh dari 11 gol Mali.
Salah satu bukti kehebatannya adalah saat mencetak gol dan menghasilkan dua assist ketikan menghadapi Ghana pada babak perdelapan final. Nick Dorrington, analis sepak bola dari ESPN, menyatakan Traore memiliki kemampuan menggalang serangan lini tengah dengan cukup halus tapi cepat. Ia sangat mahir dalam menggiring bola. "Ia paham dengan cukup baik bagaimana dan kapan waktunya memvariasikan irama permainan."
Pemain kelahiran 20 Juni 1995 itu juga mampu memproduksi gol indah, seperti saat Mali menekuk Senegal dengan skor 3-1. Gol pertamanya berupa tendangan bebas yang melengkung sempurna ke pojok atas jaring gawang Senegal. Adapun gol kedua dicetak dengan lebih dulu mengolah bola di depan jaring lawan sebelum menembak dengan tendangan kaki kanannya.
Traore mengakhiri turnamen dengan mengemas empat gol dan tiga assist dalam tujuh laga Piala Dunia U-20. Fanyeri Diarra, pelatih Mali, memuji kehebatan anak asuhannya itu. Ia yakin Traore akan menjelma menjadi pemain hebat seperti halnya para pemain legendaris yang meraih bola emas, "Saya tidak ragu ia akan memiliki masa depan yang besar," katanya.
Bergelimang pujian, pemain bernomor punggung 19 ini tak mau terlihat pongah. Ia mengatakan semua hasil yang diperolehnya tak mungkin tercapai tanpa rekan-rekan setimnya. Sebab, Traore menyatakan dirinya hanya remaja yang baru berkarier di tingkat internasional."Saya hanya ikan kecil untuk sebuah tempat besar seperti timnas Mali. Saya tidak bisa berpikir sebagai ikan besar untuk tim ini," katanya.FIFA | ESPNFC
Adama Traore
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo