Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petinju Jepang Naoya Inoue bakal mempertaruhkan mahkota kelas batam saat laga World Boxing Association (WBA) melawan veteran TJ Doheny di Ariana Arena, Koto Ku, Jepang, pada 3 September 2024.
"Petinju Jepang itu juga akan mempertaruhkan sabuk WBO, WBC dan IBF pada malam tinju besar lainnya yang akan mencakup beberapa pertarungan menarik di undercard," keterangan dalam situs web WBA yang dikutip di Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Sebelumnya, Inoue bertarung pada Mei 2024. Ia melawan Luis Nery dalam pertarungan yang pada awalnya cukup sulit baginya namun relatif mudah untuk diselesaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentang Naoya Inoue
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Naoya Inoue lahir di Zama, Prefektur Kanagawa, Jepang, pada 10 April 1993. Minat Inoue terhadap olahraga tinju sejak ia masih kelas satu sekolah dasar. Ia terinspirasi ayahnya, Shingo Inoue,mantan petinju amatir. Mulanya, ayah Inoue ragu dan memperingatkan anaknya mengenai kerasnya olahraga ini. Namun tekad Naoya Inoue tak bisa digoyahkan.
"Jangan khawatir, Ayah. Aku akan menjadi lebih kuat," ucapnya seperti dikutip dari Kyodo News.
Sejak saat itu, Inoue kecil mulai berlatih tinju di bawah bimbingan ayahnya yang tegas. Ia berlatih di sasana tinju milik ayahnya bersama adik laki-lakinya, Takuma. Inoue memenangkan berbagai kejuaraan tinju amatir, termasuk Kejuaraan Atletik Interscholastic Jepang dan Kejuaraan Nasional Junior Jepang ketika bersekolah di SMA Sagamihara Seiryo saat usianya 16 tahun pada 2009.
Inoue mengalami kekalahan di final Kualifikasi Olimpiade Tinju Asia 2012, yang menjadi salah satu pengalaman berharga dalam karier amatirnya sebelum ia memutuskan untuk beralih menuju profesional.
Pada usia 19 tahun, Inoue melakoni debut profesionalnya. Ia langsung memikat perhatian dengan dominasi atas juara nasional Jepang saat itu. Dikutip dari ESPN, julukan Monster diberikan oleh pemilik sasana tinju Ohashi, Hideyuki Ohashi, yang melihat potensi bakat Inoue.
Naoya Inoue memulai karier profesionalnya pada 2012 dengan kemenangan KO di ronde keempat melawan juara nasional Filipina, Crison Omayao. Dalam enam pertandingan, Inoue merebut gelar juara dunia WBC kelas light flyweight (49 kilogram) setelah mengalahkan Adrian Hernandez pada April 2014.
Pada 2014, Inoue membuat melepaskan gelar light flyweight WBC dan naik ke kelas yang lebih tinggi. Inoue merebut gelar juara dunia WBO junior bantam setelah mengalahkan Omar Narvaez dengan KO di ronde kedua.
Karier Inoue makin gemilang ketika ia memenangkan gelar WBA Regular kelas bantam pada 2018 setelah mengalahkan Jamie McDonnell dengan KO di ronde pertama. Setelah meraih gelar ini, Inoue terus mendominasi kelas bantam dengan rangkaian kemenangan, termasuk kemenangan KO di ronde kedua melawan Emmanuel Rodriguez pada 2019 yang membuatnya meraih gelar IBF dan The Ring kelas bantam.
Inoue mempertahankan gelar juara dunia di berbagai kelas. Pada November 2019, Inoue menambahkan sabuk juara WBA Super ke dalam koleksinya setelah mengalahkan Nonito Donaire. Pada 2023, Naoya Inoue memutuskan untuk naik ke kelas bantam super, dan keputusannya ini terbukti sukses.
Pada Juli 2023, Inoue merebut gelar WBC dan WBO kelas bantam super, membuatnya menjadi juara dunia di empat kelas berat yang berbeda. Pada Desember 2023, Inoue mencapai prestasi yang sangat langka dengan menjadi petinju kedua dalam sejarah yang berhasil menyatukan empat gelar utama di dua divisi berbeda setelah mengalahkan Marlon Tapales dari Filipina dengan KO di ronde ke-10.
Pencapaian Inoue membuat dia diakui sebagai salah satu petinju terbaik di dunia saat ini dan menempatkan dia di puncak peringkat pound-for-pound oleh majalah The Ring, pencapaian yang belum pernah diraih oleh petinju Jepang sebelumnya. Inoue juga diakui sebagai petinju super bantam terbaik oleh berbagai badan tinju seperti BoxRec, dan TBRB.