Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANDUNG - Pelatih kepala Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez, mengatakan pengunduran jadwal pertandingan Persib versus Persebaya Surabaya wajar. Apalagi kondisi keamanan di Surabaya masih belum kondusif akibat serangan bom bunuh diri di tiga lokasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semula pertandingan pekan kesembilan Liga 1 Indonesia 2018 itu akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu mendatang. Namun, dengan alasan keamanan, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 mengundur jadwal pertandingan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar tak diundur, Gomez menyarankan partai tersebut dilangsungkan di Bandung. Jadi, Persib yang akan bertindak sebagai tuan rumah terlebih dulu. Pada putaran berikutnya, Persebaya yang menjamu Persib.
"Bagi kami, mungkin kita mencoba bermain di sini lebih dulu. Tapi kita tidak tahu. Itu urusan federasi. Kita coba bermain Sabtu nanti di kandang dan itu tidak jadi masalah," kata Gomez seusai latihan rutin di lapangan Arcamanik, Kota Bandung, kemarin.
Menurut pelatih berdarah Argentina itu, sebetulnya penundaan pertandingan tak baik bagi persiapan tim Maung Bandung. Meski begitu, Gomez mengaku tidak bisa berbuat apa-apa lantaran urusan kemanusiaan tentu lebih penting ketimbang sepak bola.
"Penundaan ini tak baik bagi kita. Tapi kalaupun terpaksa ditunda tidak menjadi masalah," kata mantan pelatih Johor Darul Ta‘zim (JDT) itu. Sedangkan asisten pelatih Persib Bandung, Fernando Soler, menilai diundurnya laga Persib dan Persebaya ini sudah tepat. "Saya pikir lebih bagus mundur. Semua harus kasih tahu negara lain masalah ini. Karena ini bukan pertama kali, mau sampai kapan?" ujar Soler, yang juga berkebangsaan Argentina.
Malah, kata dia, semua pertandingan Liga 1 pada pekan kesembilan semestinya diundur sebagai bentuk empati terhadap korban serangan teror yang menimpa warga Surabaya. "Harus mundur semua pertandingan. Mundur karena ini bukan pribadi, ini keputusan semua di Indonesia. Bukan cuma satu pertandingan," katanya.
Asisten pelatih berpaspor Argentina itu mengaku prihatin dengan peristiwa teror yang terus terjadi di Indonesia. Soler memang bukan muka baru di kancah sepak bola Tanah Air. Sebelum menjadi asisten pelatih, dia sudah kenyang berkarier di lapangan hijau sebagai pemain. Salah satu klub yang sempat dibelanya adalah Persebaya Surabaya.
"Ini saya dengar dan kejadian teror ini sangat dekat. Saya pernah tinggal di Surabaya. Kasihan para korban teror. Kejadiannya di mana-mana, pernah di Jakarta, Bali, sekarang Surabaya. Kita harus empati, jadi bukan hanya satu pertandingan yang diundur," katanya. AMINUDDIN A.S. | FIRMAN ATMAKUSUMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo