Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pesulap Sepak Bola Inggris

Kehadiran pelatih-pelatih asing telah mengubah wajah sepak bola Inggris. Dicemaskan sekaligus dipuji.

1 November 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA tiga hari kabut kelabu menghiasi wajah Arsene Wenger. Rabu pekan lalu, di London, wajahnya berseri-seri kembali. Kekalahan dari Manchester United 0-2 sudah bisa dilupakan pelatih asal Prancis itu. Peter Will-Hood, Presiden Arsenal, telah datang menemuinya, dan saat bertemu wartawan, Wenger pun mengumbar senyum. "Saya mencintai klub ini dan sangat bahagia berada di sini," katanya.

Rupanya bos Arsenal sudah menyodorkan perpanjangan kontrak tiga tahun. "Ini kian mengukuhkan impian saya membawa Arsenal memenuhi ambisi saya," tutur pelatih berusia 55 tahun itu. Dengan kontrak barunya, Wenger bakal bertahan di Highbury hingga 31 Mei 2008. Dia menjadi pelatih asing terlama yang menangani klub berjulukan The Gunners itu. Wenger pertama kali menukangi Arsenal pada September 1996, menggantikan Bruce Rioch yang dianggap gagal.

Hill-Wood tak kalah gembiranya. Sudah lama dia menginginkan Wenger bertahan di London. Dia sempat terkesima ketika muncul kabar pelatih bertangan dingin itu diincar Real Madrid dan tim nasional Prancis. Bagaimanapun, Wenger telah berbuat banyak buat Arsenal. "Dia sudah melakukan revolusi di klub ini, di dalam maupun di luar lapangan," katanya. Selain meraih enam gelar juara, Wenger juga jadi figur berpengaruh yang membuat Arsenal melakukan sejumlah langkah hebat, termasuk membangun tempat latihan dan stadion baru di Ashburton Grove.

Selama ditangani Wenger, Arsenal merebut tiga gelar juara Liga Inggris dan tiga kali berjaya di Piala FA. Musim lalu, Patrick Vieira dan kawan-kawan bahkan memunculkan sensasi, menjuarai Liga Primer Inggris tanpa pernah sekalipun menderita kekalahan. Rekor tak terkalahkan itu dipertahankan sampai 49 pertandingan?terlama sepanjang se-jarah sepak bola Inggris?sebelum akhirnya dihentikan Manchester United, Minggu pekan lalu.

Bekas pelatih Nagoya Grampuss Eight itu juga punya keistimewaan: menciptakan pemain bintang. Thierry Henry, pe-nyerang yang kini jadi kandidat pemain terbaik dunia, bukan siapa-siapa saat bergabung di Highbury. Dia hanyalah pemain buangan dari Juventus. Vieira yang dianggap sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia juga diapkir AC Milan saat digaet Arsenal. Wenger pula yang dengan penciuman tajam merekrut pemain-pemain muda seumpama Jeremie Aliadiere, Kolo Toure, dan Francesc Fabregas. "Dia yang mengembalikan kepercayaan diri saya setelah disia-siakan Juventus. Dia mengembalikan saya ke posisi semula, striker, bukan pemain sayap," kata Henry.

Wenger adalah figur yang mengubah gaya permainan Arsenal secara keseluruhan. Tak ada lagi gaya tendang dan buru, gaya khas ketika Arsenal masih ditangani George Graham. Menggaet pemain Prancis, Brasil, dan Belanda, Wenger memadukan gaya dari ketiga negara itu di Highbury.

Tapi, Wenger bukan satu-satunya pelatih asing yang mengantarkan irama baru dalam sepak bola Inggris. Saat ini, ada sejumlah pelatih asing yang menangani klub-klub di negara yang mengaku sebagai tempat lahirnya sepak bola itu. Jose Mourinho menangani Chelsea, Jacques Santini menukangi Tottenham Hotspur, dan Rafael Benitez menjadi pelatih Liverpool. Mereka datang dan membawa gaya sepak bola dari negaranya masing-masing.

Mourinho, misalnya, membawa gaya khas yang dimilikinya ketika mengantar FC Porto menjuarai Liga Champions musim lalu ke Stamford Bridge. Untuk itulah, dia pun mengangkut dua pemain Porto, Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira di samping Tiago Mendes dari Benfica. Dia memperkuat pertahanan dan memadatkan lapangan tengah. Baginya, soliditas penampilan tim berada di atas segalanya.

Itulah sebabnya, saat ini permainan Chelsea tak terlalu menyenangkan, tapi mampu memetik kemenangan-kemenangan tipis. Dia lebih percaya pada metode ketimbang formasi tim. Pola bisa berubah, tapi metode yang digunakan selalu sama. Intinya, "Saya ingin tim saya menguasai permainan. Saya menjajalnya setiap hari dalam latihan," kata bekas penerjemah Bobby Robson di Sporting Lisbon dan Barcelona itu.

Mourinho sebenarnya bukan orang pertama yang menyulap wajah Chelsea. Sebelumnya ada Ruud Gullit, Gianluca Vialli, dan Claudio Ranieri yang pernah menangani klub tersebut. Semuanya datang membawa cita rasanya sendiri. Ketiganya lebih percaya dengan sepak bola menyerang yang diwarnai sentuhan Eropa kontinental.

Benitez, pelatih yang sukses mengantar Valencia menjuarai Liga Spanyol musim lalu, juga membawa sentuhan khasnya ke Liverpool. Dia datang dengan warna khas Spanyol, penyerangan yang lebih bertenaga dari semua lini. Untuk mewujudkannya, dia mengangkut sejumlah pemain Spanyol seperti Luis Garcia, Josemi, hingga Xabi Alonso. Dia mengaburkan gaya sepak bola Inggris, sesuatu yang tak sepenuhnya bisa dilakukan pendahulunya, Gerard Houllier.

Mahal harga yang harus ditebus Benitez untuk itu. Dia tak hanya meninggalkan pemujanya di Valencia, tapi juga harus rela menderita flu akibat perubahan dari udara panas di kawasan Mediterania ke hawa dingin di daratan Inggris. Itu pun tak segera membuahkan hasil. "Mungkin tahun ini atau tahun depan, kami akan mendapatkan gelar bersama ide-ide cemerlang pelatih," kata Garcia, bekas penyerang Barcelona.

Kedatangan pelatih asing di klub-klub Inggris memang sempat memunculkan kekhawatiran akan terkikisnya gaya sepak bola Inggris. Tapi, ketika sang "pesulap" sanggup mempersembahkan gelar dan prestasi, pujian pun datang. Ini sudah dirasakan Wenger. Tahun lalu, kerajaan Inggris telah menganugerahkan gelar kehormatan Officer in the Most Excellent Order kepadanya. Dia dinilai telah memberikan kontribusinya yang luar biasa bagi perkembangan sepak bola Inggris.

Zulfirman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus