Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Piala Dunia Soal Kecil

Ruud gullit cedera di lutut dan mengalami operasi beberapa kali yang memerlukan istirahat. dokter yang merawat gullit lebih melihat aspek kesehatannya dari pada ia turun melawan mesir di piala dunia.

16 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTANYAAN besar di Italia, Selasa malam atau Rabu dini hari pekan ini, baru akan terjawab: apakah bintang Belanda, Ruud Gullit, diturunkan melawan Mesir atau tidak. Jika diturunkan, adakah bintang berambut aneh ini bermain penuh dan tetap lincah? Ruud Gullit populer, tak ada yang membantah. Tapi dia tak sepenuhnya sembuh dari cedera, sudah banyak orang yang menciumnya. Penampilan terakhirnya ketika memperkuat klub AC Milan di final Piala Champion melawan klub Benfica. AC Milan menang, tapi bukan gol dari Gullit. Ia bermain hati-hati. Tatkala itulah orang tahu, Gullit menutup-nutupi cedera lututnya. Dr. Marc A. Martens, ahli bedah lutut Belgia yang menangani Gullit, sejak awal sudah mengingatkan Gullit bahwa ia harus menjalani masa pasca-operasi. "Saya sadar dalam hati kecilnya Gullit ingin main. Tapi saya harus membuat Gullit sadar apabila dia kurang istirahat, dia akan menjadi sampah selama-lamanya," kata Martens, seperti dikutip The New York Times Magazine. Cedera lutut Gullit berawal di semifinal Piala Eropa tahun lalu, ketika AC Milan menggulung Real Madrid 5-0. Dalam pertandingan itu, tak satu orang pun pemain Real Madrid dapat menyentuh Gullit. Berlari dengan kecepatan 11.2 detik untuk 100 meter, Gullit bermain sempurna. Sayang, dengan bayaran mahal. Seusai pertandingan, kelelahan serta tekanan perpisahan dengan sang istri membuat Gullit terjuangkal. Badannya yang kekar, 88,90 kg, menekan lutut kanan hingga berputar 90 derajat. Ini jelas bukan perkara sepele. Dua hari kemudian Gullit menjalani operasi arthroscopic surgery di Klinik Villa Binca, Roma. Operasi berhasil dengan anjuran dari Profesor Perugia untuk istirahat total selama sembilan bulan. Namun, superstar yang berumur 27 tahun itu hanya punya 33 hari istirahat. Dengan kaki belum sembuh benar, Gullit malah berhasil menyumbangkan dua buah gol mengalahkan Steaue Bucharest di final Piala Eropa 1989. "Saya tidak merasakan apa-apa. Tidak ada rasa sakit, tidak ada bengkak," katanya. Bencana terjadi setelah itu, dalam penerbangan pulang ke Roma, lutut kanannya sudah membengkak. Awal Juli 1989, Gullit harus masuk ruang bedah lagi. Di sini tulang rawan lutut Gullit dibersihkan, diikuti masa pemulihan di Kepulauan Karibia. Sinar mentari Karibia tetap tidak mampu mengusir gumpalan cair di lututnya. "Saya belum menjumpai spesialis yang bersedia melakukan perdagangan. Satu-satunya yang ingin saya jumpai adalah Dr. Frankenstein, yang katanya punya beberapa lutut," gurau Gullit. Cedera lutut Gullit bermula dari robekan sepanjang 3 mm pada penghubung tulang rawan meniscus, salah satu dari dua tulang rawan yang menjadi pelumas antara tulang atas dan tulang bawah kaki untuk memungkinkan lutut bisa berfungsi dengan lembut. Akhirnya, didampingi Ted Troost, pembimbing spiritualnya, Gullit mencari Dr. Marc Martens di Rumah Sakit Universitas Pellenberg, 25 mil di sebelah timur Brussels. "Dia tidak menawarkan suatu operasi, juga tidak menawarkan apa pun. Dia hanya memperhatikan pemulihan lutut bukan reputasi atau sepak bola," komentar Gullit tentang Dr. Martens. Di sini ditemukan bahwa lutut kanan Gullit ternyata sudah mengalami peradangan berat. Operasi dalam tempo sebulan setelah operasi sebelumnya akan berisiko tinggi. "Saya tidak bisa menyalahkan ahli bedah sebelumnya. Saya sangat memahami, khususnya di Italia, ada tekanan kuat dari masyarakat dan Gullit sendiri untuk turun ke lapangan hijau," komentar Martens. Terapi dimulai dengan istirahat total enam minggu, yang diikuti enam bulan untuk gerakan-gerakan ringan. Kacaunya, pembengkakan sudah muncul pada minggu ke-5, yang menyebabkan Dr. Martens hanya sampai pada dua alternatif, memperpanjang istirahat atau operasi. Gullit memilih jalan operasi. Untuk ketiga kalinya Gullit masuk ruang bedah. Sepanjang operasi 1 jam 15 menit itu, Gullit, yang sadar total, tidak melepaskan pandangan dari lutut kanannya. Apa yang dilakukan Dr. Martens adalah menghaluskan kerobekan tulang rawan lutut Gullit, untuk menetralisasikannya sehingga tidak terlalu mengganggu gerakan. "Tulang rawan itu seperti kertas tisu yang tumbuh lambat sekali. Kalau Anda menulis nama di situ, tujuh tahun lagi masih terlihat," kata Dr. Martens mengenai laju pemulihan tulang rawan itu. Operasi yang meninggalkan tiga bekas lubang peniti di kedua sisi lutut bukanlah suatu kemenangan total. Dia lebih merupakan titik awal dari hubungan antara seorang pemain bola dan seorang ahli bedah. Gullit pun harus belajar memahami gejala tubuhnya sebagai pertanda dia telah melangkah terlalu jauh. Di Millanello, dia menghabiskan hari- -harinya dengan kepedihan yang mendalam. Ia mengikuti sejumlah fisioterapi dan gerak otot sambil melihat teman-temannya berlatih. "Saya tidak bisa diam dan melihat," katanya tertekan. Gullit yakin dia akan pulih dan memperpanjang tiga tahun kontraknya di AC Milan. "Sepak bola adalah bisnis, dalam bisnis saya pun tidak akan menandatangani jutaan poundsterling kepada seorang pemain berkaki satu," kata Gullit. Tapi Martens tetap memberi peringatan. "Satu-satunya perhatian saya adalah kesehatanmu. Dalam perjuangan melawan pemulihan, Piala Dunia adalah soal kecil," kata Dr. Martens. Jadi, apakah Gullit turun menghadapi Mesir dan terus bermain menantang Inggris dan Irlandia di Grup F, semua itu bukan kabar baik buat Dr. Martens. Liston P. Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus