Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
YOGYAKARTA - Satgas Antimafia Sepak Bola Markas Besar Kepolisian RI kembali menangkap pihak yang diduga terlibat dalam pengaturan skor sepak bola Indonesia. Kali ini giliran Dwi Irianto, yang akrab disapa Mbah Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mbah Putih yang merupakan anggota Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ditangkap saat tengah berada di salah satu hotel di kawasan Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Setelah ditangkap oleh petugas polisi, dibawa ke rumah dulu sekitar satu jam, untuk ambil baju ganti dan berkas-berkas," ujar anak Mbah Putih, Berlandika Candra Pramudipta, kepada Tempo.
Sebelumnya, Satgas Antimafia Sepak Bola menangkap eks Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Kamis lalu.
Senin lalu, Satgas juga telah menangkap dua orang lainnya di dua tempat berbeda. Mereka adalah mantan anggota Komite Wasit PSSI, Priyanto, dan anaknya perempuannya, Anik Yuni Artika Sari.
Penangkapan ketiganya berawal dari laporan eks Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayani, terkait dengan pengaturan hasil pertandingan Liga 3. Lasmi merasa ditipu karena klubnya dijanjikan mendapatkan promosi ke Liga 2.
Syaratnya, pihak Persibara harus menjadi tuan rumah babak penyisihan grup Liga 3 dan membayar sejumlah uang. Selain itu, Lasmi dijanjikan menjadi Manajer Tim Nasional Wanita Indonesia.
Satgas Antimafia Sepak Bola sendiri menangkap Mbah Putih atas dugaan keterlibatan pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3 Indonesia. Mbah Putih disebut memiliki peran sebagai penyandang dana dalam pengaturan skor, meski masih akan terus didalami.
“Kalau peran, yang bersangkutan sebagai penyandang dana. Tapi masih akan terus kami telusuri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, kemarin.
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengapresiasi penangkapan itu. Dia menyatakan sejak awal PSSI telah meminta kepolisian untuk bersama-sama membersihkan segala pelanggaran di dalam tubuh PSSI.
“PSSI minta tolong sama kepolisian, dari awal juga kita sudah minta tolong. Tolong mari kita bersama-sama, termasuk wartawan. Kan PSSI ini milik kita bersama," Edy melanjutkan.
Sementara itu, kemarin Satgas Antimafia Sepak Bola memeriksa tiga orang dari pihak PSSI. Mereka adalah Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria, Ketua Komisi Disiplin PSSI Asep Edwin, dan mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat. Mereka dimintai keterangan seputar skandal pengaturan skor.
Kasus ini kembali muncul ke publik setelah diembuskan oleh Manajer Madura FC, Januar Herwanto. Ia mengaku pernah ditawari sejumlah uang oleh anggota Exco PSSI, Hidayat, agar timnya mengalah saat melawan PSS Sleman di Liga 2.
PSSI melalui Komisi Disiplin kemudian menjatuhkan sanksi kepada Hidayat dan beberapa orang lainnya, di antaranya Manajer Persekam Malang, Bambang Suryo. Belakangan, Bambang pun mengajukan banding atas keputusan itu.
Sedangkan bekas Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indriyani, menolak untuk menghadiri panggilan PSSI terkait dengan pernyataannya tentang pengaturan skor.
Satgas Antimafia Sepak Bola akan terus memeriksa pihak-pihak terkait, tak terkecuali Ketua Umum PSSI. Eddy Rahmayadi, dengan kapasitasnya sebagai ketua umum, akan dimintai keterangannya dalam kasus dugaan kecurangan pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia.
“Ya, tidak menutup kemungkinan. Nanti tergantung dari hasil pemeriksaan saksi dan tersangka," ucap Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo. ASKAR MONDZA | PRIBADI WICAKSONO | IRFAN BUDIMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo