Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Raja Catur Cepat dari Tonsberg

Magnus Carlsen mempertahankan gelar pecatur terbaik dunia setelah memenangi partai final yang berlangsung selama 21 hari.

1 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Magnus Carlsen (kiri) dan Fabiano Caruana dalam final Kejuaraan Dunia Catur ke-12, di London, 26 November 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pamornya kian mengerek popularitas catur.

Magnus Carlsen tersenyum lebar sembari mengangkat tinggi-tinggi piala dengan tangan kanannya. Medali emas sebesar tatakan gelas tergantung di lehernya. Melalui 15 pertandingan selama 21 hari di The College, Holborn, London, ia mempertahankan gelar juara dunia setelah menaklukkan rivalnya dari Amerika Serikat, Fabiano Caruana.

Carlsen lebih difavoritkan menjadi juara. Namun Caruana justru memikat para fan dengan menyudutkan grandmaster asal Norwegia itu. Seluruh 12 babak catur klasik selalu berakhir remis. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah kejuaraan dunia catur, para finalisnya tak bisa meraih satu pun kemenangan di babak catur klasik.

Carlsen baru bisa menutup rangkaian turnamen bak drama itu lewat tiga kemenangan beruntun di sesi catur cepat yang dibatasi waktu selama 25 menit. ”Seperti sebuah hari yang sangat baik di kantor saja, semuanya berjalan sempurna,” kata pecatur 27 tahun itu seperti ditulis The Telegraph, Kamis pekan lalu.

Sejak awal diumumkan, final antara Carlsen dan Caruana segera menjadi sorotan publik. Pasalnya, belum pernah ada pertandingan pecatur top dunia dengan ranking dan rating yang begitu dekat seperti mereka dalam tiga dekade terakhir. Memiliki rating 2835, Carlsen menempati puncak daftar pecatur terbaik Federasi Catur Dunia (FIDE). Sedangkan Caruana berada di posisi kedua dengan nilai terpaut hanya 3 poin.

Status Caruana, 18 bulan lebih muda daripada Carlsen, juga membuat final kian menarik. Dia menjadi pecatur Amerika Serikat pertama yang bisa tampil di final kejuaraan dunia setelah Bobby Fischer mengalahkan wakil Uni Soviet, Boris Spassky, 46 tahun lalu. Setelah Fischer, dunia catur didominasi pemain dari Rusia dan Eropa Barat.

Caruana tak ambil pusing dengan statusnya sebagai pemain Amerika pertama di final setelah lebih dari empat dekade. Dia justru menyesal tak bisa meraih gelar juara yang melayang di depannya. ”Tujuan utama bukan melawan juara dunia, tapi menjadi juara dunia,” ujar Caruana seperti ditulis ABC News. ”Magnus bermain sangat baik. Dia layak mendapatkan semua pu-jian.”

Carlsen sempat terlihat frustrasi di babak catur klasik. Keputusannya mengajukan remis dalam pertandingan ke-12 bahkan memicu pergunjingan para penggemar catur di laman interaksi situs FIDE. Padahal posisi permainannya dinilai lebih menguntungkan untuk menang. Pecatur legendaris asal Rusia, Garry Kasparov, menyebut aksi Carlsen ”mengejutkan”. Adapun mantan juara dunia Vladimir Kramnik menilai keputusan Carlsen sangat absurd.

Toh, Carlsen bergeming. Dia tak menyesal menawarkan remis kepada Caruana dalam laga terakhir babak catur klasik. Dia bahkan menyebut pendapat Kasparov dan Kramnik sebagai opini yang buruk. ”Berdasarkan kesempatan yang kumiliki, keputusan itu sudah tepat.”

Carlsen justru bisa memanfaatkan peluang terbesarnya dalam babak pertandingan catur cepat. Dan dia adalah jawaranya. Mengantongi nilai 2880, Carlsen berada di peringkat teratas daftar 100 pemain catur cepat (rapid) terbaik di dunia saat ini. Sedangkan Caruana, dengan rating terpaut 91 poin dari Carlsen, menempati posisi ke-10.

Dengan kemenangan itu, Carlsen memboyong hadiah uang 550 ribu euro atau sekitar Rp 8,9 miliar. Adapun Caruana mengantongi hadiah 450 ribu euro atau sekitar Rp 7,3 miliar. ”Aku paham tidak semua orang setuju dengan keputusanku,” kata Carlsen. ”Tapi itulah kesempatan terbaikku untuk memenangi pertandingan.”

Dalam wawancara dengan The Guardian,- Kamis pekan lalu, Carlsen blakblakan mengatakan partai final itu bisa menjadi kejuaraan dunia terakhirnya jika ia kalah. Menurut dia, persaingan di dunia catur kian sulit. Dia bahkan ragu bisa kembali meraih nilai 2882, rating FIDE tertinggi dalam sejarah, seperti yang pernah dicapainya pada 2014. ”Pertandingan kali ini menunjukkan aku tak mampu meraih seluruh peluang yang ada,” ujarnya.

Carlsen adalah pecatur terbaik dalam satu dekade terakhir. Kepiawaiannya membuat pria itu dijuluki ”Mozart di dunia catur”. Kecerdasan pecatur yang lahir di Tonsberg, Norwegia, itu memang terlihat sejak usia dini. Pada usia dua tahun, Carlsen mampu menyusun 50 keping puzzle. Ketika usia balita, Carlsen mampu membangun struktur dari potongan Lego yang dirancang untuk anak berusia 15 tahun.

Ayahnya, Henrik, memperkenalkan Carlsen pada catur ketika ia menginjak usia lima tahun. Namun Carlsen tak tertarik. Dia lebih suka permainan yang membuatnya bisa mengingat dengan detail area, populasi, bendera, dan nama ibu kota di seluruh dunia.

Minatnya pada catur muncul setelah tak sengaja melihat kakak perempuannya bertanding melawan sang ayah yang merupakan pecatur amatir. Sembari bermain, Henrik perlahan mengajari Carlsen strategi catur. Henrik memulai hanya dengan satu bidak, sementara Carlsen bermain dengan komposisi lengkap. ”Ketika aku bisa menang, dia lantas bermain dengan dua bidak, begitu seterusnya,” katanya.

Carlsen meraih gelar grandmaster pada usia 13 tahun 4 bulan. Garry Kasparov, yang kepincut oleh bakat Carlsen, lantas menjadi pelatihnya pada 2009. Setahun kemudian, Carlsen sukses menjadi pecatur nomor satu dunia. Pada usia 18 tahun, dia pecatur termuda yang pernah mencapai posisi itu.

Beberapa hari menjelang ulang tahunnya yang ke-22, Carlsen merebut gelar juara dunia perdananya dengan mengalahkan juara bertahan asal India, Viswanathan Anand. Setahun berselang, dia mempertahankan gelarnya dengan kembali me-ngalahkan Anand di Sochi, Rusia. Pada 2016, untuk ketiga kalinya Carlsen mengangkat trofi juara dunia setelah mengalahkan wakil Rusia, Sergey Karjakin.

Magnus Carlsen

Lewat catur, Carlsen menumpuk harta. Dalam tempo dua tahun sebelum melawan Anand di final kejuaraan dunia catur 2014, ia sudah mengantongi lebih dari US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar.

Carlsen pun meraih popularitas di luar dunia catur. Produsen busana ternama dari Belanda, G-Star, memberinya kontrak menjadi model pada 2010-2014. Pabrik mobil sport Porsche dan air minum kemasan premium Isklar turut menjadi sponsornya. Ia dinobatkan sebagai pria terseksi 2013 oleh majalah Cosmopolitan dan menjadi cameo dalam film kartun The Simpsons.

Carlsen juga menjadi ikon di aplikasi game seperti Play Magnus (para fan bisa memilih untuk melawan Carlsen dalam berbagai jenjang usia), Magnus Trainer, dan Magnus’s Kingdom of Chess yang diluncurkan pada Juni lalu khusus untuk anak-anak. Penghasilannya dalam setahun, menurut laporan majalah Forbes, diperkirakan lebih dari US$ 8 juta atau sekitar Rp 114 miliar.

Pamor Carlsen ikut mengerek popularitas kejuaraan dunia catur. Setiap sesi pertandingan, sekitar 450 kursi di aula The College terisi penuh dengan penonton yang menikmati pertandingan sembari menyesap kopi atau minuman koktail. ”Semua orang, bahkan tim para finalis, duduk bersama. Ini pengalaman yang berbeda,” ucap ketua promotor turnamen Ilya Merenzon seperti ditulis SportsPro, Rabu pekan lalu.

Pertarungan Magnus Carlsen versus Fabiano Caruana juga laku keras dijual di Internet. ”Lebih banyak yang bermain catur ketimbang pengikut Kim Kardashian di Twitter,” kata Merenzon. Kardashian salah satu artis Amerika terpopuler di dunia maya dengan lebih dari 59 juta pengikut di Twitter dan 100 juta pengikut di Instagram.

Di Norwegia, ratusan ribu suporter Carlsen mengikuti jalannya final lewat tayangan langsung di kanal televisi NRK. Para penggemar catur di berbagai belahan dunia bahkan sampai berlangganan tayangan berbayar di situs FIDE, yang juga melaporkan jalannya pertandingan lewat atraksi papan catur digital. Menurut Merenzon, ada miliaran orang menjadi fan dan pemain catur. ”Ini olahraga terbesar yang pernah ada.”

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (FIDE, QUARTZ, CHESSBASE, CNN, THE GUARDIAN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus