"SAYA akan berdoa untuk pemuda kulit putih itu agar ia bisa
mengalahkan Norton". Harapan itu dipanjatkan oleh pemegang
mahkota tinju dunia, Mohammad Ali menjelang pertarungan
memperebutkan urutan penantang utama antara Duane Bobick lawan
Ken Norton. Ia memang pantas berharap Bobick menang. Sekira
terjadi sebaliknya, gelar juara tinju dunia yang tengah
dipegangnya bakal terancam berpindah ke tangan Norton. Dari 4
kali pertandingan Ali-Norton, ia hanya mampu mencatat 3 kali
kemenangan angka. Bahkan dalam pertarungan terakhir, September
1976 lalu pengamat olahraga menilai kemenangannya sebagai
keputusan yang kontroversil dari wasit dan hakim tinju. Ali
menang atas Norton dengan perbedaan angka tipis: 8-7. Sedang
Norton pernah mencederai Ali pada pertandingan pertama mereka, 4
tahun silam.
Doa Ali untuk pemuda putih Bobick ternyata belum dimakbulkan
Tuhan. Di Madison Square Garden, New York Rabu 11 Mei malam lalu
harapan Ali tersebut (juga keinginan Bobick, tentunya)
dipunahkan oleh Norton dengan rekor penghentian perlawanan
tercepat di arena tinju prof: 58 detik termasuk 9 hitungan dari
wasit Pete Della. Rekor lama dicatat oleh Mohammad Ali ketika ia
dalam waktu 60 detik merobohkan bekas juara dunia, Sonny Liston
di tahun 1965.
Tak Seimbang
Pertarungan terpendek itu diawali Bobick, 26 tahun, dengan
mengirimkan pukulan kanan ke wajah Norton, 31 tahun, begitu
wasit menggeser jarak dari mereka selepas memberi aba-aba untuk
memulai pertarungan. Pukulan itu memang mendarat tepat di wajah
Norton. Tapi ditahannya tanpa bergeming."Saya kira ia akan
segera menekan, eh malah berlaku sebaliknya", komentar Norton
seusai pertandingan. "Melihat kenyataan itu, maka saya putuskan
untuk menyerang dia".
Kendali permainan memang segera diambil oleh Norton. Dalam suatu
gebrakan yang tak diduga oleh lawan, pukulan kanannya menghunjam
keras di tenggorokan Bobick yang tak terlindung rapat. Bobick
yang sebelumnya tak pernah mencatat kekalahan atas 38 kali
pertarungannya tak ayal grogi dibuatnya. Ia tak kuasa lagi
menahan serangan ganda yang disusulkan Norton ke mukanya, sampai
hook kanan petinju hitam itu merobohkan dirinya ke kanvas.
Enam detik pertama (6 kali hitungan wasit) ia terkapar seolah
tak akan bangkit lagi. Tapi pada hitungan ketujuh, ia mulai
merangkak, dan bangun pada hitungan kesembilan. Namun semua itu
sudah terlambat. Ia seharusnya bangkit 1 detik sebelumnya.
Melihat Bobick tidak mampu mengatasi diri pada angka kritis dari
penghitungan wasit, Della segera mengangkat tangan tanda
pertarungan dihentikan. Bobick dinyatakan kalah TKO. "Ternyata
ia belum setingkat dengan saya, b,ukan?" tambah Norton. "Lawan
yang seimbang buat saya itu adalah Ali".
Peluang Norton untuk menantang Ali dan sekaligus merenggut
mahkota tinju dunia, kini memang makin terbuka lebar. Apalagi
bekas juara dunia yang disingkirkan Ali di Kinshasa, Oktober
1974, George Foreman telah menyampaikan keputusan untuk
mengunduran diri dari ring, minggu lalu di Houston. Foreman
menyatakan kata putus itu adalah atas alasan keagamaan dan
kemauan ibunya yang tak ingin ia melakukan kekerasan terhadap
sesama manusia, sekalipun itu namanya olahraga. Bagaimana dengan
Ali? "Asal bayarannya cukup, saya akan layani tantangan Norton
itu", ucapnya. "Bukankah semua orang tahu bahwa saya adalah yang
terbaik?"
Ali mungkin benar. Tapi itu sudah barang tentu harus
dibuktikannya dengan melayani Norton untuk kali yang kelima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini