MASA kepengurusan Bardosono memang sumber sensasi. Hal-hal
yang muskil tokh bisa terjadi. Misalnya, peristiwa penjiplakan
tandatangan, juara kembar, berita tentang "kematian" kiper
Blitar dan masih beberapa lagi. Sampai-sampai harian Kompas
pekan lalu mengumumkan, tidak kurang dari 145 surat pembaca
bertamu di ruang Redaksi Yth. Tentu saja mengenai PSSI. Hanya
tidak diketahui apa isi surat sebenarnya: apakah mendukung,
mengritik, mencaci, memuji atau memberi saran. Atau menyangkut
juga hal-hal di luar "bahasa olahraga". Sehingga koran tersebut
memohon maaf kalau untuk sementara tidak memuat surat-surat yang
menyangkut persoalan PSSI itu. Hanya diterangkan, beberapa di
antaranya berisikan hal-hal yang pernah dimuat di ruang Redaksi
Yth.
Tapi tak perlu diragukan, inilah rekor surat pembaca dalam
sejarah pernasional, yang dilansir dalam waktu singkat (akhir
Oktober awal Desember) dan mengenai masalah sepakbola dan
organisasinya tok.
Dari Marcel Beding, wartawan Kompas yang menangani "Redaksi
Yth". TEMPO mendapat keterangan bahwa pada umumnya - 90 persen
lebih surat-surat pembaca itu mengecam kebijaksanaan Ketua Umum
PSSI. "Yang mendukung sangat sedikit", kata Marcel pertelepon.
"Dan nampaknya mereka adalah penggemar awam yang netral. Mereka
tidak tujukan pada person pribadi, tapi menghendaki roda
organisasi PSSI berjalan di jalan yang benar". Antara lain
kebijaksanaan yang serong disebutkan misalnya: "pemalsuan
tandatangan" dan "juara kembar". Surat pembaca tcntang PSSI yang
makin hari makin bertambah itu, menurut Marcel, sedang
dipertimbangkan untuk diterbitkan dalam "edisi khusus". Sabar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini