Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ricuh Sebelum Bermula Bowl

Ketegangan sebelum tim bridge Indonesia berangkat ke pertandingan bermuda bowl di New York, ada bentrokan antara ketua umum Gabsi, Wisnu Djajengminardo dengan Amran Zamzami.(or)

24 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERJADI sedikit ketegangan sebelum tim bridge Indonesia berangkat dari Halim pekan lalu. Ketua Umum Gabsi (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia), Wisnu Djajengminardo, mengucapkan selamat bertempur kepada pasukan yang dipimpin Project Officer (PO) Ventje Sumual itu menuju pertandingan Bermuda Bowl di New York. Namun ia tidak menyalami chef de mssion Amran Zamzami dan pemain Ferdy Waluyan. Gabsi sempat kelabakan menyusun tim ini. Gara-gara PO 1981-1982, Amran Zamami, mengundurkan diri, enam pemain nasional inti merajuk. PB Gabsi tidak membongkar pasang kelanjutan susunan tim ofisial, kecuali mempromosikan Max Horhorouw menggantikan Zamzami sebagai PO. namun mereka menolak bergabung di pelatnas (Maret) bersama empat pemain hasil seleknas Januari. Tuntutan mereka: Zamzami, yang mengundurkan diri karena bentrok dengan Ketua Umum, dikembalikan sebagai PO. Setelah kedua pihak mendengar penasihat Gabsi, (Ketua Mahkamah Agung) Mudjono SH, dan berbincang dengan Ketua Harian KONI Suprayogi, persoalan dapat diatasi. Direktur PT Konsultasi Pembangunan, Ventje Sumual, juga penasihat Gabsi, kemudian disepakati menjadi PO. Dan ternyata Zamzami dipanggilnya kembali, kali ini sebagai manajer pembentukan tim, menggantikan Bob Pangerapan. Pangerapan kali ini menolak tugas itu dengan alasan sibuk karena sudah 3 tahun meninggalkan bisnisnya. Cuma satu dari empat pemain hasil seleknas Januari diikutsertakan dalam pelatnas 12 pemain di Seaman Club (Juni). Pelatnas itu dilanjutkan (September) di Cibubur. Dari situ Zamzami menyusun tim. Atas nasihat Suprayogi, Sumual memang menyerahkan wewenang penuh kepada Zamzami. Maka terpilih empat pemain inti yang sama seperti tim ke Olympiade 1980, yakni Denny Sacul/ Ferdy Waluyan, Max Agouw/Henky Lasut, sedangkan pemain cadangan kali ini Yassin Wijaya tidak berpasangan dengan Munawar melainkan dengan W.D. Karamoy. Kapten tak main (NPC), Drs. Jack Rimbuan, masih dipanggilnya. Dilengkapinya tim itu dengan empat ahli sistem bridge, seorang masseur, seorang dokter dan beberapa supporter sehingga keseluruhan menjadi 21 orang. Jumlah inilah yang menjadi pangkal ketegangan menjelang keberangkatan tim antara Zamzami dan Ketua Umum Gabsi. Suasananya mirip keadaan menjelang ke Olympiade Bridge 1980. "Enam pemain ditambah empat ofisial sudah kompak sekali," kata Wisnu pada malam dana Gabsi di Hotel Sahid. Zamzami dan para pemain tak muncul di sana, sehingga banyak donor yang kecewa. Hasil malam itu (Rp 3 juta) juga mengecewakan dibanding tahun lalu (Rp 9 juta). Para pemain muncul pada malam dana di Hotel Sari Pacific. Hasilnya juga tak banyak. Tapi Ventje Sumual merasa puas, karena biaya yang diperlukan untuk ke New York itu (Rp 25 juta) sudah terkumpul, sebagian besar (Rp 20 juta) dari perusahaan tempat Zamzami bekerja (PT Krama Yudha), selebihnya dari KONI Pusat, malam dana dan sebagainya. Di luar itu, Presiden Soeharto yang merestui keberangkatan tim ini memberikan 12 tiket pp. Walaupun ada ketegangan kecil itu Zamzami mengatakan timnya akan berprestasi baik. Kejuaraan Bermuda Bowl pekan ini diikuti tujuh juara zone, yakni Indonesia (Timur Jauh), Pakistan (Asia Barat), Polandia (Eropa Timur), Inggris (Eropa Barat), Argentina (Amerika Selatan), Australia (Oceania) dan tuan rumah AS (Amerika Utara). Sebenarnya ada sembilan zone, tapi wakil Afrika dan Amerika Tengah tak ada, karena juara masing-masing tidak qualfied, tidak masuk Dua Belas Besar Olympiade 1980. Indonesia cuma sampai semi - final Olympiade lalu, antara lain karena seorang pemain terganggu tiga hari tak bisa ke belakang, sedang Ferdy Waluyan terkena radang gigi. Kali ini? Bermuda Bowl sudah ganti-berganti dioper raksasabridge AS dan Italia. Tapi Italia kali ini gagal, sedangkan AS menurunkan pemain baru. Saingan seimbang yang diduga ketemu Indonesia di semi final cuma Polandia, AS dan Australia. "Minimum kita masuk Tiga Besar," kata Zamzami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus