TERJADI sedikit ketegangan sebelum tim bridge Indonesia
berangkat dari Halim pekan lalu. Ketua Umum Gabsi (Gabungan
Bridge Seluruh Indonesia), Wisnu Djajengminardo, mengucapkan
selamat bertempur kepada pasukan yang dipimpin Project Officer
(PO) Ventje Sumual itu menuju pertandingan Bermuda Bowl di New
York. Namun ia tidak menyalami chef de mssion Amran Zamzami dan
pemain Ferdy Waluyan.
Gabsi sempat kelabakan menyusun tim ini. Gara-gara PO 1981-1982,
Amran Zamami, mengundurkan diri, enam pemain nasional inti
merajuk. PB Gabsi tidak membongkar pasang kelanjutan susunan tim
ofisial, kecuali mempromosikan Max Horhorouw menggantikan
Zamzami sebagai PO. namun mereka menolak bergabung di pelatnas
(Maret) bersama empat pemain hasil seleknas Januari. Tuntutan
mereka: Zamzami, yang mengundurkan diri karena bentrok dengan
Ketua Umum, dikembalikan sebagai PO.
Setelah kedua pihak mendengar penasihat Gabsi, (Ketua Mahkamah
Agung) Mudjono SH, dan berbincang dengan Ketua Harian KONI
Suprayogi, persoalan dapat diatasi. Direktur PT Konsultasi
Pembangunan, Ventje Sumual, juga penasihat Gabsi, kemudian
disepakati menjadi PO. Dan ternyata Zamzami dipanggilnya
kembali, kali ini sebagai manajer pembentukan tim, menggantikan
Bob Pangerapan. Pangerapan kali ini menolak tugas itu dengan
alasan sibuk karena sudah 3 tahun meninggalkan bisnisnya.
Cuma satu dari empat pemain hasil seleknas Januari
diikutsertakan dalam pelatnas 12 pemain di Seaman Club (Juni).
Pelatnas itu dilanjutkan (September) di Cibubur. Dari situ
Zamzami menyusun tim.
Atas nasihat Suprayogi, Sumual memang menyerahkan wewenang penuh
kepada Zamzami. Maka terpilih empat pemain inti yang sama
seperti tim ke Olympiade 1980, yakni Denny Sacul/ Ferdy Waluyan,
Max Agouw/Henky Lasut, sedangkan pemain cadangan kali ini Yassin
Wijaya tidak berpasangan dengan Munawar melainkan dengan W.D.
Karamoy. Kapten tak main (NPC), Drs. Jack Rimbuan, masih
dipanggilnya. Dilengkapinya tim itu dengan empat ahli sistem
bridge, seorang masseur, seorang dokter dan beberapa supporter
sehingga keseluruhan menjadi 21 orang.
Jumlah inilah yang menjadi pangkal ketegangan menjelang
keberangkatan tim antara Zamzami dan Ketua Umum Gabsi.
Suasananya mirip keadaan menjelang ke Olympiade Bridge 1980.
"Enam pemain ditambah empat ofisial sudah kompak sekali," kata
Wisnu pada malam dana Gabsi di Hotel Sahid. Zamzami dan para
pemain tak muncul di sana, sehingga banyak donor yang kecewa.
Hasil malam itu (Rp 3 juta) juga mengecewakan dibanding tahun
lalu (Rp 9 juta).
Para pemain muncul pada malam dana di Hotel Sari Pacific.
Hasilnya juga tak banyak. Tapi Ventje Sumual merasa puas, karena
biaya yang diperlukan untuk ke New York itu (Rp 25 juta) sudah
terkumpul, sebagian besar (Rp 20 juta) dari perusahaan tempat
Zamzami bekerja (PT Krama Yudha), selebihnya dari KONI Pusat,
malam dana dan sebagainya. Di luar itu, Presiden Soeharto yang
merestui keberangkatan tim ini memberikan 12 tiket pp.
Walaupun ada ketegangan kecil itu Zamzami mengatakan timnya akan
berprestasi baik. Kejuaraan Bermuda Bowl pekan ini diikuti tujuh
juara zone, yakni Indonesia (Timur Jauh), Pakistan (Asia Barat),
Polandia (Eropa Timur), Inggris (Eropa Barat), Argentina
(Amerika Selatan), Australia (Oceania) dan tuan rumah AS
(Amerika Utara). Sebenarnya ada sembilan zone, tapi wakil Afrika
dan Amerika Tengah tak ada, karena juara masing-masing tidak
qualfied, tidak masuk Dua Belas Besar Olympiade 1980.
Indonesia cuma sampai semi - final Olympiade lalu, antara lain
karena seorang pemain terganggu tiga hari tak bisa ke belakang,
sedang Ferdy Waluyan terkena radang gigi. Kali ini? Bermuda Bowl
sudah ganti-berganti dioper raksasabridge AS dan Italia. Tapi
Italia kali ini gagal, sedangkan AS menurunkan pemain baru.
Saingan seimbang yang diduga ketemu Indonesia di semi final cuma
Polandia, AS dan Australia. "Minimum kita masuk Tiga Besar,"
kata Zamzami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini