Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Saatnya Memikirkan Kawin

6 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak susah mencari uang bila prestasi sudah melambung tinggi. Chris John, misalnya. Untuk penampilannya melawan Jose Rojas, dia mendapatkan bayaran US$ 125 ribu (sekitar Rp 1,125 miliar). Hanya duit ini tak semua jadi miliknya. "Dapat separuhnya saja sudah bagus," kata juara dunia kelas bulu versi WBA itu. Dia harus membagi bayarannya itu untuk pajak, membayar pelatih, dan lain-lain.

Katakanlah Chris mendapat separuh, angkanya mencapai Rp 562,5 juta. Padahal, dia tampil hanya sekitar 10 menit di atas ring. Artinya, setiap menit dia bisa mengeruk Rp 56,2 juta atau mendekati Rp 1 juta setiap detiknya.

Sebelum pertarungan, Chris mengaku belum menerima uang muka. "Biasalah di Indonesia, (bayarannya) nanti setelah pertandingan," katanya. Tapi, dia sudah punya rencana untuk dipakai apa uang itu. Untuk masa depan, dia akan menabungnya. Sebagian mungkin pula digunakan untuk menyekolahkan adiknya yang paling kecil. "Dia kuliah di Semarang, baru juga masuk. Biayanya sepenuhnya dari saya. Sisanya baru dibagi untuk yang lain," tuturnya.

Tidak untuk kawin? "Saya baru akan memikirkannya setelah pertarungan ini," katanya sebelum bertanding melawan Rojas. Seorang wanita cantik telah bersemayam di hati Chris. Anna Maria Megawati, namanya. Gadis seusianya itu baru lulus kuliah D3 Perpajakan di Universitas Diponegoro, Semarang. Tak seperti pacar-pacar juara dunia lainnya, Anna tak sering mengikuti perjalanan Chris hingga ke sisi ring. "Dia di rumah saja. Dia juga sudah tahu kalau ikut malah jadi beban," katanya.

Chris juga tak mengajak kedua orang tuanya ke Tenggarong, tempat ia bertarung. Selain rumahnya jauh di Banjarnegara, Jawa Tengah, mereka juga punya kesibukan sendiri. Chris sendiri bisa tampil lebih lepas bila mereka menonton di rumah saja. "Mereka hanya sesekali menonton (langsung) pertarungan saya bila di Jakarta. Itu pun hanya Bapak saja," ujarnya.

Deddy Sinaga (Tenggarong)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus