Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siapa pebasket yang bisa sehebat Michael Jordan? Harapan ini pernah ditumpahkan pada Shaquille O'Neal, Kobe Bryant, Tim Duncan, Kevin Garnett, Vince Carter, dan Allen Iverson. Hanya, mereka dinilai gagal menandingi prestasi Jordan, si legendaris di ajang NBA. Dan kini harapan itu dialihkan pada LeBron James, bintang muda yang terus menanjak.
Semua itu menggambarkan kerinrinduan pada seorang Michael Jordan. Sejak kepergiannya, kompetisi NBA bagai kehilangan daya tarik. Ini ditandai dengan melorotnya penjualan tiket, turunnya rating siaran basket di TV, dan surutnya penjualan merchandise.
Dia memang sebuah keajaiban. Lelaki kelahiran Brooklyn, New York, 17 Februari 1963, ini membuat NBA lebih populer di seluruh dunia. Sepanjang kariernya, Jordan telah berhasil membawa Chicago Bulls meraih enam gelar juara NBA. Dia juga menyabet lima gelar pemain terbaik babak reguler dan enam gelar pemain terbaik babak final. Jangan lupa, Jordan juga ikut menyumbangkan dua medali emas Olimpiade bagi Amerika Se-rikat.
Di lapangan, Jordan tak ada bandingannya. Dia memiliki kemampuan lengkap dalam bertahan dan menyerang. Rata-rata 30 poin diceploskannya dalam satu pertandingan. Ba-ginya, mencetak angka 50 poin dan 45 poin dalam dua pertandingan berturut-turut juga bukan hal aneh. Bahkan ia pernah meraih 63 poin dalam satu pertandingan.
Pengaruh pemain yang sempat dua kali come back dari pensiun ini sangat mencengangkan. Pada 1998, setelah Jordan meraih gelar keenam untuk timnya, majalah Fortune mencatat kehadirannya mampu menyedot rezeki tak kurang dari US$ 10 miliar (sekitar Rp 90 triliun). Kobe Bryant dan O'Neal, yang kini masih jadi figur sentral di ajang NBA, jelas tak bisa mengejar kehebatan itu.
Lalu, bagaimana LeBron James? Dia sudah menapaki prestasi yang lumayan dengan tampil cukup gemilang di tahun pertama dan keduanya di NBA. Ta-pi, untuk menyamai Jordan, masih sangat jauh.
Jordan sendiri melihat pemain ini memiliki potensi yang luar biasa. Sayang, belum terasah betul. Ini karena James langsung terjun ke NBA dari SMU sehingga tak sempat mengecap kerasnya persaingan di ajang liga basket universitas. "Masih perlu waktu baginya untuk menjadi nomor satu," kata Jordan.
Nurdin Saleh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo