Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Saptu Yang Ricuh

Perkelahian antara team Thai & Khmer selesai pertandingan babak perempat final Anniversary Cup II. Beberapa tokoh PSSI mengutuk team Thai, dan efeknya mengancam turnamen king cup.

26 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUKSES Organizing Committee (OC) "Anniversary Cup II" ditandai oleh ekses jang tak pernah terdjadi dalam sedjarah sepakbola Indonesia. Meskipun sesungguhnja itu diluar dugaan dan kuasa OC. Setahun jang lalu pernah terdjadi peristiwa baku-pukul antara Kesebelasan Indonesia dan Kesebelasan Olaria dari Brazil. Tetapi seperti peristiwa-peristiwa serupa jang terdahulu, itupun terdjadi sewaktu pertandingan berlangsung. Perkelahian antara pemain-pemain Thai dan Khmer dalam babak perempatfinal itu djustru setelah selesai pertandingan, sesaat setelah kedua belah pihal bersalaman. Dari catenaccio ke libero. Kesebelasan Muangthai jang konon menggunakan sistim Cateaccio (sistim beton) sebenarnja tidak perlu beladjar lebih landjut dari pentjiptanja, Helenio Hererra, bekas Coach Inter Milan dari Italia. Asalkan mereka dapat memelihara disiplin dan mempunjai energi. Namun dalam pertandingan sehari sebelumnja tenaga jang dimiliki Narong Cs habis sudah diperas pemain-pemain Indonesia. Jang tinggal hanja emosi untuk meneruskan pertandingan jang telah usai dengan 3-0 untuk kemenangan Khmer. Tiada kata-kata jang lebih tepat untuk melukiskan kebrutalan pemain-pemain Thai ini. Apalagi Team Manager dan Coachnja ikut tenggelam dalam arus perkelahian. Kalau itu merupakan sistim Catetaccio ala Thai dengan ekor semua anggota Team boleh bertindak selaku "Libero" (backbt has), maka penggemar sepakbola boleh urut dada. Karena hal itu benar-benar asing bagi penonton dan Drg. Enlang Witarsa sekalipun. Tetapi setelah kiper Saravuth menghadjar kepala Sea Cheang Eang seperti melakukan tendangan gawang, tjeritanja belum habis. Saptu malam itu djuga mereka dikumpulkan dikediaman Atase Militer Thai di Kebajoran Baru. Untuk ditjatji maki sebagai gandjaran "membikin malu Keradjaan dan Bangsa Thai". Keesokannja Kosasih sebagai Pimpinan Panitia Disiplin mempertemukan kedua Team untuk saling bermaaf-maafan. Saling toast untuk melupakan "peristiwa jang lalu terdjadi. Tetapi sorenja publik Stadion Utama mendjadi tertjengang karena tiada seorang pemain Thai muntjul. Padahal mereka akan bersalaman dengan pemain-pemain Khmer dimuka publik. Ternjata mereka telah meninggalkan Indonesia. Ini berarti mereka tidak lagi mengindahkan Tuan Rumah jang masih mengharapkan mereka menjelesaikan atjara pertandingan untuk tempat nomor 5 dan 6 melawan Kesebelasan Korea. Nasib Piala Radja. Hukuman apa jang akan didjatuhkan AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) terhadap Narong Cs banjak tergantung dari laporan Panitia Disiplin jang disampaikan Kosasih Purwa-negara SH. Tetapi tindakan Thai itu paling tidak menimbulkan reaksi spontan dari peserta-peserta "Anniversary Cup" lainnja. Burma jang semula bimbang untuk mengikuti King's Cup kini memas- tikan tidak akan turut. Sementara Khmer dalam pertandingan-pertandingan resmi seperti Asian Cup hanja mau bertanding dinegara netral. Sedang beberapa Team manager Kesebelasan-Kesebelasan lainnja akan memberi laporan kepada induk organisasi masing-masing. Efek peristiwa "Saptu jang ritjuh" itu mengantjam Turnamen King's Cup. Beberapa tokoh PSSI terang-terangan mengutuk Team Thailand dan sedang mempertimbangkan apakah Indonesia perlu ikut serta dalam King's Cup 1971 dibulan Nopember jang akan datang. Tetapi membalas dendam terhadap pemain-pemain Thai dengan mengorbankan Turnamen "Piala Radja" memangsalah alamat, meskipun hal itu tidak mustahil. Persatuan Sepakbola Thai tahu, itu merupakan tanggung-djawabnja. Buru-buru Ketuanja Torsakdi Yomnak terbang ke Djakarta. Tokoh Sepakbola Thai jang berpangkat Letnan Djendral Polisi ini menemui setiap Pimpinan Team peserta "Anniversary Cup". Sampai dimana kemampuannja untuk mejakinkan bahwa peristiwa sematjam itu tidak akan diulang lagi oleh Narong Cs, masih merupakan tanda-tanja. Jang djelas para peserta ingin melihat dulu tindakan apa jang akan diambil Persatuan Sepakbola Thai terhadap pemain-pemainnja. Dan jang djelas seperti dikatakan oleh kebanjakan Team Manager, "Anniversary Cup" djauh lebih menarik dari "King's Cup", meskipun tidak seorangpun membantah bahwa daja tarik kota Bangkok lebih merangsang daripada Djakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus