Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Malaysia Yang Berjaya

26 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIANTARA beberapa team peserta "Anniversary Cup II", tertjatat pula Team Malaysia jang tidak berpredikat "Team inti". Setelah lolos dari penjisihan Group B" orang mulai menerka apa jang hendak diperbuat Malaysia diperempat final bersama Burma dan Korea. Apalagi setelah diketahui bahwa dalam "Pasokan Melayu" ini hanja terdapat Osman Abdullah, back kanan jang berpengalaman dalam Asian Cup jang baru lalu. Selebihnja adalah pemain-pemain jang usianja pukul rata 22 tahun. Namun sebagai Pemegang Piala "Anniversary" 1970, Persatuan Sepakbola Malaysia ingin menjatakan tekadnja bahwa Malaysia tidak tjuma ikut-ikutan dan karena terpaksa. Hasrat tersebut disalurkan melalui Abdul Chani Minhat. Seorang bekas pemain nasional Malaysia ditahun 1954-1966, rekan sebaja Djamiat, Witarsa, Tanoto, Kiat Sik pada zamannja. Kini bekerdja pada "Djawatan Penerangan" Malaysia, Ghani memperoleh tjuti untuk menangani Team Belia ini. Sebagai seorang Coach jang pernah mengalami pendidikan dibawah Dettmar Kramer dari Djerman, Ghani pertama menamakan unsur "kepertjajaan pada kemampuan diri setiap pemain". Tjaranja kedengaran memang mudah. Tapi pelaksanaannja bagaimana? "Begini menendang bola", seraja ia mengajunkan kaki kanannja seolah menjambut kulit bundar. "Tetapi bukan mengindjak lawan". ABC sepakbola jang paling sederhana ini disertai sanksi: "kalau ada pemain-pemain awak main kaju, tamatlah bola sepaknja" Adakah bekal Kesebelasan Malaysia demikian hampa. Bekas penjerang tengah Malaysia ini kemudian melandjutkan tjeritanja. Sambil memekarkan kesepuluh djari tangannja Ghani memperlihatkan pola permainan anak-anaknja. "Kami mendasarkan pada 4-2-4. Frontment (penjerang), Midfieldmen (penghubung) dan Defence (pertahanan). Tapi diwaktu melantjarkan serangan kedua sajap penjerang dan kedua penghubung turut membantu. Dikala lawan menguasai bola kedua sajap dan penghubung ikut turun bertahan". Tetapi dalam pola permainan tersebut bukan tidak ada "opsus"-nja. Kedua penghubung, masing masing Hamzah Hussein dan Namat Abdullah diberi spesifikasinja. Jang pertama tjondong pada kombinasi penjerangan, sementara jang belakangan dititik beratkan pada pertahanan. Sedang kedua penjerang silih berganti membajang-bajangi pertahanan lawan jang terachir (poroshalang). Pola ini, menurut Ghani dibutuhkan sewaktu-waktu terdjadi serangan-balas jang mendadak dari barisan pertahanan. Yap Eng Kok dianggap paling pintar untuk merobek pertahanan lawan sebelum rekan-rekan lainnja ikut berkombinasi. Bagaimana dengan seorang "sweeper" (tukang sapu)? Dengan sendirinja tugas tersebut diambil alih oleh poros halang, sewaktu kedua penghubung dan penjerang sajap turun kebawah. Ghani menjimpulkan bahwa pola 4-2-4 Malaysia berlandas-kan prinsip jang belum usang bertahan dan menjerang dengan djumlah jang lebih besar dari lawan. Pada umumnja Ghalli merasa puas dengan hasil anak buahnja. Dalam serangkaian pertandingan dikemukakan fakta berikut: *** Malaysia - Khmer 1-1 Malaysia-Australia 3-2 Malaysia-Burma 1-5 Malaysia-Korea 2-1 Malaysia-Indonesia 1-2 Malaysia-Khmer 2-1 (Djuara ke-III) ** Kekalahan terhadap Burma, menurut pendapat Ghani, disamping Kesebelasan lawan lebih baik, kesalahan kiper Ali Osman terlampau banjak. Sementara kekalahan dari Indonesia dipandangnja sebagai "udjian untuk berdjiwa besar". "Meskipun kami tewas, tapi tetap sportif", komentarnja. Sebab sebelumnja Team Manager Malaysia Dato Teoh telah berulangkali memperingatkan pemain-pemainnja untuk tidak memprotes keputusan wasit dalam keadaan dan persoalan apapun djuga. "Dalam hal ini kamipun berjaya". Menilai mutu Turnamen "Anniversary Cup" II tahun ini, Ghani berpendapat djauh lebih sukses dari tahun jang lalu. "Nampak sekali improving (meningkat) terutama dengan Team kami".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus