Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sebilah pisau untuk nomor 1

Petenis nomor satu dunia, monica seles, ditikam penonton asal jerman. agar steffi graf bisa kembali ke nomor satu.

8 Mei 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAPANGAN tenis sudah dilumuri darah. Petenis nomor satu dunia, Monica Seles, 19 tahun, menjadi korban. Dalam Turnamen Tenis Wanita Hamburg, Jerman, petenis asal Yugoslavia yang bermukim di Florida, AS, itu tersungkur ditikam seorang penonton dengan pisau pemotong daging. Waktu itu, Jumat pekan lalu, setelah unggul di set kedua 4-3 set pertama menang 6-4 atas Magdalena Maleeva, Seles duduk beristirahat dengan tenang. Tiba-tiba, seorang pria bertubuh pendek, berambut botak, melayangkan pisau ke pundak Seles. Seles, yang kesakitan, menyabetkan tangannya ke belakang, lalu buru-buru pergi ke arah lapangan sambil memegangi punggungnya. Kakak Seles, Zoltan, dan seorang panitia pertandingan langsung memberikan bantuan. Seles meringis, lalu pingsan. Empat petugas meringkus pelakunya. Seles menderita luka sedalam 1,5 sentimeter tak terlalu membahayakan. Untuk memulihkan lukanya, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu. Tapi Seles baru bisa terjun kembali ke lapangan sekitar tiga bulan kemudian. Itu pun kalau dia masih bersedia. Sebab, bekas petenis Chris Evert, yang melihat kasus ini sebagai sebuah skandal, mengingatkan, ''Jika Seles harus mundur besok, saya bisa mengerti,'' katanya. Juru bicara Kepolisian Hamburg, Dankmar Lundt, mengatakan bahwa motif penyerangan itu bukan politik. ''Pria itu kelihatan bingung dan tampaknya mempunyai gangguan mental,'' katanya. Pria itu bernama Gunter, 38 tahun, buruh mesin bubut asal Thuringia, Jerman Timur. Ia mengaku sudah lama mengintai Seles tapi baru bisa melaksanakan niatnya Jumat itu. Penusukan tersebut dilakukan semata-mata agar idolanya, petenis Jerman, Steffi Graf, yang kini menduduki peringkat kedua dunia, bisa kembali menjadi orang nomor satu dunia. ''Saya tak tahan melihat Graf tak lagi menjadi orang nomor satu dunia. Saya ingin menghentikan Seles bermain, tapi saya tak bermaksud membunuhnya,'' kata Gunter kepada polisi. Betulkah cuma itu alasannya? Entah. Yang jelas, pers Inggris pernah melansir bahwa Seles akan dibunuh orang dengan bom. Ancaman ini muncul lantaran Seles tak peduli dengan gejolak politik di negaranya, Yugoslavia. Seles adalah kelahiran Vojvodina, yang diklaim sebagai wilayah Serbia. Seles memang mengaku lebih mementingkan tenis ketimbang politik di negerinya. Dalam usia 9 tahun ia sudah mengayun raket. Sejak Maret 1991, ia mengambil alih peringkat pertama dari Steffi Graf (yang telah bertahan 186 minggu). Tahun lalu, menurut majalah Forbes, Seles telah mengumpulkan uang sekitar Rp 14 miliar dari tenis. Tapi, tidak seperti Graf, Seles tidak menyewa bodyguard. Ketika menjadi petenis nomor satu, Graf selalu dikawal. Petenis Amerika Andre Agassi juga punya pengawal pribadi. Hari Minggu lalu Seles telah meninggalkan rumah sakit dan pulang ke Amerika. ''Saya sangat berterima kasih kepada warga yang membantu saya dalam kejadian yang merepotkan itu,'' katanya. Hamburg Terbuka pun sudah berakhir. Dan Graf, yang enam kali berturut-turut menjuarai turnamen ini, kalah (atau mengalah?) di final oleh petenis Spanyol, Arantxa Sanchez Vicario. Graf memang salah tingkah dan terpukul juga akibat kasus ini. ''Saya tak bisa berkonsentrasi untuk melanjutkan pertandingan ini,'' katanya sebelum bermain di final. Ia menjenguk Seles di rumah sakit dan minta maaf kepada semua famili Seles. Widi Yarmanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus