Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapten Fiorentina, Davide Astori, meninggal dalam tidur di Udine, Italia, pada 4 Maret 2018. Ia diduga terkena serangan jantung saat tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Astori bukan satu-satunya atlet yang terkena serangan jantung. Kejadian serupa kerap terjadi. Serangan jantung dianggap sebagai salah satu ancaman bagi para atlet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut studi dari Cleveland Clinic, serangan jantung diperkirakan membunuh satu dari 100 ribu atau 1 dari 300 ribu atlet di bawah usia 35 tahun.
Sebelum Davide Astori, atlet dari bidang lain juga banyak yang meninggal karena serangan jantung. Di Amerika misalnya ada pemain bola voli Olimpiade Flo Hyman yang meninggal pada 1986. Lalu ada pemain basket Hank Gathers pada tahun 1990, serta pemain basket Pete Maravich pada tahun 1988 dan Reggie Lewis pada tahun 1993.
Baca: Penghormatan Khusus buat Davide Astori di Laga Inggris vs Italia
Di arena sepak bola, sebelum Astori, cukup banyak pemain yang meninggal karena serangan jantung. Wikipedia mencatat, sejak 1889, tak kurang 150 orang pemain meninggal dunia saat latihan atau bermain bola.
Sebanyak 35 pemain yang meninggal itu diduga terkena serangan jantung. Dua kasus terbaru kematian Joel Lobanzo, pemain Royal Antwerp U-19 (Belgia), pada 2 November 2017, serta Cheick Tiote yang bermain di Beijing Enterprises (Cina) pada 5 Juni 2017. Keduanya pingsan saat latihan dan nyawanya akhirnya tak tertolong.
Christine E. Lawless, MD, MBA, ahli jantung dari Chicago, cukup akrab dengan kejadian serangan jantung di kalangan pemain bola karena dia jadi konsultan di liga Amerika (MLS). Menurutnya, serangan jantung berbahaya, tapi dengan penanganan tepat penderitanya bisa ditolong. "Terutama bila pertolongan bisa dilakukan dengan segera," kata Lawless.
Baca: Liga Italia: Kapten Fiorentina Davide Astori Meninggal Saat Tidur
Serangan jantung umumnya terjadi ketika ada sumbatan pada arteri sehingga aliran darah ke jantung tersumbat. Adapun serangan jantung mendadak terjadi karena adanya "masalah listrik" di jantung. Hal ini umumnya terjadi karena sinyal listrik yang mengontrol kemampuan jantung memompa darah mengalami "korsleting". Tiba-tiba jantung akan memompa terlalu cepat, sehingga kamar jantung menjadi gemetar dan kehilangan kemampuan untuk memompa darah.
Lawless menilai, kejadian berulang adanya kematian atlet karena serangan jantung, mengindikasikan bahwa kehadiran ahli jantung menjadi aspek yang diperlukan dalam tim medis sebuah kompetisi.
WEBMD | FOOTBALL ITALIA