KELESUAN kemandulan prestasi yang tengah merundung dunia
atletik Indonesia, pekan silam telah dijawab oleh atlit
Jayakarta, Judi Karmani dengan memperbaiki rekor lompat tinggi
puteri junior dalam acara Kejuaraan Atletik Terbuka Jakarta.
Dengan kebolehan melangkahi mistar setinggi 1,54 m (rekor lama:
1,45 m), ia tidak hanya memberikan kompensasi terhadap
pertumbuhan klub-klub atletik, juga sekaligus mengetok
kemungkinan perbaikan rekor nasional (1,56 m) yang diciptakan
Sukesti, 13 tahun lampau. Dan usaha itu telah dicobanya dengan
menaikan angka lompatan 1,58 m. Tapi, gagal. Namun dalam
kegagalan itu Judi telah mencatat harapan baru bagi cabang
lompat tunggal puteri. Karena sampai saat ini masih bisa
dihitung dengan jari jumlah pelompat tinggi wanita yang mampu
menembus batas 1,50 m. Pemunculan lain yang juga menumbuhkan
harapan adalah tampilnya atlit-atlit junior Jayakarta, UMS,
Meteor, dan Perkesa dalam derap prestasi yang memadai. Meski
kebisaan mereka masih terpaut jauh dengan atlit nasional, tapi
tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan mereka yang
berpredikat senior. Misalnya, untuk lomba lari 100 m puteri. Di
mana tampak catatan waktu tempuh pelari UMS, Titik Sari (13,8
detik) menunjukkan perbedaan tipis dengan apa yang dicapai
pemegang medali perunggu, Irawati (13,6 detik). Suatu
keberhasilan yang cukup membesarkan hati. Mengingat Irawati
adalah atlit yang telah mengecap pembinaan yang baik. Nama lain
yang cukup pantas untuk diperhatikan adalah Starlite (UMS),
Endang (Meteor), Agung (UMS), Tommy (Meteor), dan beberapa muka
lainnya yang rata-rata menunjukkan potensi besar untuk maju.
"Saya yakin dalam waktu dekat ini atlit-atlit junior ini akan
menggeser kedudukan atlit senior" komentar pelatih atletik UMS,
Stanle Gouw kepada TEMPO.
Ancaman
Akan persaingan di tingkat senior tanpa kehadiran Carolina
Riewpassa. Audry Syaranamual, Irma Engelen, Jefry Mathehaunual
-- semuanya mengikuti Pekan Olahraga Nasional Pakistan -- perta-
rungan tidak terlalu ketat. Di bagian puteri yang muncul
menggantikan tempat Carolina cs adalah pelari-pelari Jayakarta
Selvy, Sunarti, dan Irawati. Sementara dalam nomor lomba putera,
dominasi berada di tangan Kartono (Jayakarta), Ventje Gozal
(UMS) juga Jusuf Ibrahim (Perkasa). Di luar itu pertarungan
yang boleh dikatakan menarik adalah bertemunya Lelyana
Chandrawijaya (UMS) dengan atlit Singapura, Jayamani. Meski
untuk ketiga nomol jarak menengah -- 800 m, 1.500 m, dan 3.000
m -- Lelyana masih belum tersaingi oleh Jajamauli. Tapi untuk
menghadapi lawan yang sauna dalam SEAP Games -- di mana
Indonesia dan Pilipina akan ambil bagian -- Lelyana belum tentu
mudah menyisihkannya. "Jayamani adalah bintang baru dalam dunia
atletik Singapura", kata Team Manager Singapura, P.E. Nathan.
"Lihat saja dalam SEAP Games nanti, pertarungan antara Lelyana
dan Jayamani akan lebih seru lagi".
Melihat ancaman yang tidak ringan dalam persaingan atleik di
Asia -- minimal dalam lingkungan SAP Games usaha yang dirintis
PASI Jaya dengan mengundang atlit luar untuk bertanding memang
pantas dipuji. Selain menambah kegairahan bagi klub, juga bisa
dijadikan takaran dalam mengukur kemampuan atlit nasional
Indoneia. Kini soalnya adalan bagaimana menjadikan 'tradisi ini
bisa dilanjutkan dengan teratur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini