Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sesuai Kondisi Indonesia

Lomba balap mobil formula di indonesia diadakan di sirkuit ancol. Beberapa pembalap asing mengundurkan diri. Persyaratan disesuaikan dengan kondisi Indonesia. pemenangnya mc donald, albert poon & gb swartz.(or)

6 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH berapa kali kita adakan Grand Prix",tanya seorang pembalap senior. "Sudah yang ke-15 bukan" jawabnya sendiri. "Tapi mengapa kita masih memakai peraturan yang 30 tahun ketinggalan?" Pembalap itu tak lain adalah Derek Madradi, juara rally dan juara lomba ketahanan mobil beberapa waktu yang lalu. Selama tanggal 23 dan 24 Oktober, dua hari perlombaan, Derek lebih aktif di pinggir sirkuit memasang mata mengamati berlangsungnya acara perlombaan yang disebut Modified Touring Cat, pada hari pertama perlombaan. Kategori MTC atau "mobil yang dirubah sedemikian rupa" itu, nampaknya menjadi pasal mengapa beberapa pembalap - termasuk Derek -- mengundurkan diri. "Kalau Panitia menyebut-nyebut peraturan FIA (Federasi Mobil Internasional) yang dipakai dalam perlombaan G.P ke-XV ini, coba tunjukkan kalimat yang menyinggung MTC itu", kata seorang peserta. "Yang dirubah sedemikian rupa apakah termasuk penggantian seluruh mesin atau perubahan body mobil dengan fiber-glass?" tambahnya. Keluarnya peraturan yang pasti juga dirasakan sangat terlambat. Dalih peraturan FIA itu "disesuaikan dengan keadaan Indonesia" nampaknya kurang kuat menopang pengertian "Modified Touring Car". Kondisi Indonesia Tapi nampaknya Panitia Balap (Racing Committee) bukan tidak punya alasan. Mochtar Latif secara terus terang mengatakan bahwa jika peraturan FIA hendak diturut 100 persen, "saya takut perlombaan bisa batal", Ir. Wardiman yang juga anggota Panitia Balap, mengemukakan adanya sementara peserta yang ingin merubah peraturan supaya dia bisa ikut serta. "Saya tegas dalam hal ini. Boleh saja dia ikut serta dengan penambahan kelas, tapi tidak merubah peraturan yang sudah ada", katanya. Soal kwalifikasi "mobil standar" atau "yang diubah" hampir selalu menimbulkan interpretasi yang berlainan di antara peserta dan panitia dalam sejarah balap di sini. Tapi diingatkan Mochtar, "kalau Panitia harus mengikuti tata-tertib FIA sepenuhya, sirkuitnya saja tidak memenuhi syarat". Sementara itu Wardiman menambahkan: "Kita mengeluarkan peraturan balap dengan pedoman ketentuan FIA". Jadi bukan peraturan FIA". Rupanya kondisi Indonesia memang menuntut persyaratan tersendiri. Kebijaksanaan Pemerintah untuk tidak mendatangkan mobil bentuk-jadi (built in) keadaan sirkuit -- ingat untuk memenuhi syarat pengamanan sirkuit Ancol membutuhkan 2300 ban dan tong sepanjang tikungan-tikungan dan faktor promosi, merupakan kondisi yang harus diperhitungkan dalam setiap balap. Lain halnya dengan perlombaan Formula 11 yang bersifat khusus Asia. Pembalap luar negeri setelah mengatasi kesulitan soal bea cukai, nampaknya sepakat dengan pendapat Mac Donald: Sirkuit Ancol cukupan. Tanpa banyak cincong ke-15 peserta meluncur dari garis start menempuh 35 putaran sepanjang 156,45 Km. Graeme Lawrence, favorit dari Selandia Baru, yang menggunakan Mach 76B tercatat tidak meneruskan perlombaan pada putaran ke-6. Lomba Formula yang pertama ini dimenangkan Mc Donald dengan "Ralt" diikuti Albert Poon (Hongkong) dengan "Chevron" B29 dan G.B. Swartz (Jepang) dengan Lola T460. Dalam "Modified Touring Car" yang banyak dikritik sementara pembalap panitia menempuh kebijaksanaan untuk menampilkan beberapa kelas pemenang, sesuai dengan paraturan yang ditentukan. Tapi Chepot, Aswin Bahar (keduanya dengan Honda Civic) dan Sarsito S.A (Toyota Corolla) nampak bertahan di kelas "pembalap pilihan". Dalam motor G.P. Kanaya dengan Yamaha berhasil mempertahankan supremasinya. Di samping itu RX 100 nampak khusus diproduksi oleh Yamaha untuk kondisi balap di Indonesia. Beng Suswanto, Embie dan Budyanto merupakan trio Yamaha yang belum ada lawannya untuk kelas 100 cc.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus