Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Si Brady Dan Care Si Brady Dari Care

Dep. Kesehatan dalam perbaikan gizi menekankan masalah penyuluhan. care, badan sosial di Amerika Serikat aktif membantu mendatangkan bahan makanan, pengadaan mesin penggiling kacang-kacangan, brady.(ksh)

6 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERBAIKAN gizi sebenarnya pangkal dari usaha peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Namun dari sekian hanyak prioritas yang diberikan Departemen Kesehatan, gizi seakan-akan kurang mendapat perhatian yang pantas. Pilihan semacam ini barangkali terpaksa diambil lantaran ada anggapan bahwa semakin meningkatnya hasil pertanian dan pendapatan penduduk maka gizi otomatis akan membaik dengan sendirinya. Itulah makanya departemen kesehatan nampaknya lebih banyak menekankan perhatian pada masalah penyuluhan masalah gizi dibandingkan dengan mengalokasikan sejumlah uang untuk program ini. Meskipun hasilnya mungkin segenerasi lagi baru terlihat, namun syukurlah masih ada fihak yang mau memperhatikan masalah ini. Care, satu badan sosial yang berpusat di Amerika Serikat yang kabarnya memperoleh dana dari sumbangan para veteran Perang Dunia II, sejak beberapa tahun belakangan ini tampak aktif menunjang usaha perbaikan mutu makanan, terutama untuk anak-anak kita. Meskipun usaha yang bagus ini pernah terbentur di Jakarta, berupa lenyapnya susu-susu bubuk dan menyebar di pasaran gelap hingga tidak jatuh ke tangan anak-anak sekolah yang berhak menerimanya. Hanya untuk Jawa Barat yang masih bisa bertahan, namun belakangan bantuan itu berakhir sudah, karena selesainya kontrak kerjasama antara pemerintah daerah Jabar dan Care. Kabarnya, kontrak baru dengan Gubernur Aang diharapkan bisa ditandatangani dalam waktu dekat ini. Biasanya,bantuan Care tersebut berupa makanan jadi berbentuk tepung yang didatangkan dari Amerika. Tapi Care hanya mengurus sampai ke pelabuhan. Untuk sampai ke sasaran, biasanya murid SD di pedalaman dan pemerintah setempat harus membayar ongkosnya. Barangkali, di sinilah letak soalnya mengapa kerjasama tadi tak begitu lancar. Kedelai Dan Lain-Lain Tapi tampaknya Care tidak putus asa. Hal ini mungkin pula disebabkan karena orang-orang Care umumnya tenaga sukarela, tak mencari keuntungan. Sehingga belakangan ini Care bergerak agak jauh, mereka tidak hanya mendatangkan bahan makanan jadi yang tinggal memasak. Bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor, Care mendatangkan sebuah mesin extmder. Mesin yang namanya Brady Crop Cooker ini pada mulanya berupa pinjaman dari departemen Pertanian Amerika. Tapi akhirnya dibeli juga, dibawa ke Indonesia dan disimpan di IPB Bogor. Kabarnya, di Amerika sendiri mesin ini diciptakan waktu terjadi krisis harga kedelai. Untuk tidak membiarkannya membusuk, karena harga jualnya rendah sekali, maka kedelai ini disimpan saja. Dan Brady inilah yang dipercaya untuk mengawetkannya. "Mesin ini sangat praktis, gampang dipindah-pindah", kata Ir. Aceng Mukhlis dari IPB yang dipercayakan untuk melakukan berbagai percobaan. Ke dalam mesin yang harganya diperkirakan US$ 6000 ini, dimasukkan jagung, kedelai, sorgum dan berbagai kacang-kacangan lainnya, dengan harapan akan ditemukan sebuah campuran yang diharapkan. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bentuk makanan baru yang nilai gizinya tinggi, harganya cukup rendah, di samping tentu saja rasanya harus bisa diterima oleh lidah Indonesia. Kacang Jaat Ir Aceng sendiri tampaknya cukup optimis dengan hasil mesin ini. Brady suaranya bukan main gemuruh. Kapasitasnya tinggi, sekitar 400 - 500 kilogram setiap jam. Jika setiap hari beroperasi penuh selama 8 jan, hasilnya akan melimpah. Tapi masalah lain tidak dengan sendirinya teratasi. Karena sifatnya yang extruder, Brady ini baru cocok jika disuapi kacang-kacangan yang mengandung minyak. "Makin tinggi kedelai, makin tinggi kapasitasnya dan makin rendah horse power yang dibutuhkan", kata ir. Aceng sambil memegangmegang Brady di sebuah ruangan di kampus IPB Darmaga Bogor. Dengan bahan pokok kedelai, beberapa campuran sudah dicoba. Baik dengan ketela pohon, jagung, sorghum dan bahkan dengan kacang benguk. Hanya yang terakhir ini rasanya tidak enak. Tampaknya, campuran antara kedelai dan jagung termasuk yang hasilnya paling sedap. Hanya soalnya,harganya bakal agak tinggi. Dan jika benar-benar mau dibikin besar-besaran, adakah kedelai cukup tersedia? Dari Care sendiri ada kecenderungan untuk mengganti kedelai dengan kacang jaat. Tampaknya, yang jadi soal sekarang adalah, akankah Brady ini bisa dimanfaatkan benar-benar? Kalangan Care sendiri ada menyebut kejadian di Srilangka sebagai misal. Di sana hasil kerja Brady ini dikaitkan dengan program pemerintah yang sedang berjalan. "Srilangka membuat triphosa berupa campuran dari sorghum, jagung dan kedelai", kata ir Mukhlis. Kabarnya, hasilnya sudah disebar ke masyarakat luas. Baik di Srilangka maupun di Indonesia, ada persamaan masalah. Golongan rawan untuk soal gizi ini adalah anak-anak usia di bawah 5 tahun di samping ibu-ibu yang sedang mengandung atau menyusui. Proyek semacam itu tentu saja tidak bisa dilaksanakan secara kecil-kecilan. Yang jadi masalah buat Care di lndonesia ini, badan manakah yang paling pas untuk bekerjasama. Harapan, terutama ditujukan pada Bappenas. Dan bagaimanakah sikap badan perancang nasional tersebut, apakah dia akan mengabulkan harapan itu. Perbaikan gizi adalah inveslasi yang memakan waktu lama. Sebagaimana dikatakan oleh seorang staf Care: "Hasil perbaikan gizi baru akan terlihat 20 tahun mendatang". Tapi kalau tidak diurusi sejak sekarang akankah gizi masyarakat, terutama anak-anak dibiarkan lapar terus?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus